1
Sejarah Islam

Kisah Sya’ban yang Rumahnya Jauh dari Masjid Nabawi

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Ada seorang sahabat Nabi Muhammad Saw bernama Sya’ban RA. Pada saat Masjid Nabawi berdempetan dengan rumah Nabi Muhammad Saw dan menjadi pusat kegiatan umat Islam, banyak para sahabat Nabi yang berbondong-bondong membangun rumah di daerah tersebut. Supaya mereka bisa mengikuti kegiatan islami bersama Nabi Muhammad Saw. Namun, berbeda dengannya. Beliau adalah seorang sahabat Nabi yang tidak menonjol dibandingkan dengan sahabat-sahabat yang lainnya.

Sya’ban memilih untuk tinggal berjauhan dengan Nabi Muhammad Saw. Jarak dari rumahnya dengan Masjid Nabawi atau rumah Nabi sekitar tiga jam dengan berjalan kaki. Walaupun tempat tinggalnya jauh dari Masjid Nabawi, beliau tidak pernah ketinggalan dalam melaksanakan salat berjamaah bersama Nabi Muhammad Saw.

Baca juga: Kisah Sahabat Rasulullah SAW, Abdurrahman Bin Auf

Kehidupan Sya’ban

Ada kebiasaan yang dimilikinya setiap datang ke masjid, yaitu ia selalu beritikaf dan salat di penjuru depan masjid. Beliau mengambil posisi tersebut bukan karena mudah untuk bersandar atau tidur, tetapi agar tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah. Oleh sebab itu, ia selalu datang lebih awal agar tidak ketinggalan salat berjamaah bersama Nabi Muhammad Saw. Kebiasaan tersebut sudah dipahami oleh para sahabatnya bahkan Nabi Muhammad Saw bahwa Sya’ban RA akan berada di posisi yang sama ketika berada di masjid.

Umroh.com merangkum, Ubay bin Ka’ab salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw yang menjadi mantan pendeta Yahudi karena memeluk agama Islam, memberikan saran kepada beliau untuk membeli seekor keledai sebagai kendaraannya dalam menuju Masjid Nabawi. Agar perjalanannya lebih cepat dan kakinya tidak sakit.

Baca juga: Bingung Jadwal Sholat untuk Daerah Anda? Jangan Khawatir, Lihatnya di Sini Aja!

Beliau menolaknya dengan memberikan jawaban, “Demi Allah, aku tak senang kalau rumahku berdekatan dengan rumah Rasulullah. Aku lebih suka tinggal di sebuah rumah yang jauh dari rumah beliau.” Ubay bin Ka’ab kaget dengan jawabannya.

Pada suatu pagi ketika akan melaksanakan salat subuh berjamaah, Nabi Muhammad Saw melihat bahwa Sya’ban RA tidak berada di tempatnya seperti biasa. Lalu, Rasulullah bertama kepada jamaah yang hadir namun tidak seorang pun yang melihatnya. Setelah salat subuh selesai, Nabi Muhammad Saw meminta jamaah yang mengetahui rumah beliau untuk mengantarkannya. Karena, beliau khawatir terjadi sesuatu kepada Sya’ban RA. Perjalanan dengan berjalan kaki cukup lama ditempuh oleh Nabi Muhammad Saw dan para jamaah lainnya, mereka memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan dari Masjid Nabawi.

webinar umroh.com
kisah sya'ban yang rumahnya jauh dari masjid nabawi (source shutterstock)

Sesampainya di depan rumah Sya’ban RA, Nabi Muhammad Saw mengucapkan salam dan keluarlah istrinya. Nabi Muhammad Saw menanyakan kepada istri beliau mengapa suaminya tidak hadir salat subuh di masjid. Dengan berlinangan air mata, istrinya menjawab : “Beliau meninggal dunia tadi pagi…” alasan mengapa Sya’ban RA tidak melaksanakan salat subuh adalah karena sudah meninggal. Lalu istrinya pun bertanya kepada Rasulullah Saw: “Ya Rasulullah Saw, ada sesuatu yang menjadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya. Dia berteriak tiga kali dengan setiap teriakan disertai satu pertanyaan. Kami semua tidak paham apakah maksudnya.”

“Apakah pertanyaan yang diucapkannya?” tanya Nabi Muhammad Saw.

“Setiap teriakannya dia terucap kalimat ‘aduh, kenapa tidak lebih jauh, kenapa tidak ada yang baru, kenapa tidak semua…’” ucap istri Sya’ban RA.

Nabi Muhammad Saw bersabda: ‘Sungguh, kamu dahulu lalai tentang (peristiwa) ini, maka kami singkapkan tutup (yang menutupi) matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam.” (QS. Qaaf : 22).

Baca juga: Ajak Keluarga Anda untuk Umroh Bersama, di Sini Cara Mudahnya!

Saat Sya’ban dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya diulang oleh Allah SWT. Semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah SWT. Salah satunya adalah menempuh perjalanan yang sangat jauh dari rumahnya menuju Masjid Nabawi untuk melaksanakan salat lima waktu. Pandangan yang tajam Sya’ban dibuka Allah sehingga ia bisa melihat surga sebagai ganjarannya. Mengetahui pahalanya tersebut, Sya’ban menyesal. Mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi dari masjid, agar ia mendapatkan pahala yang lebih banyak dan surga yang lebih indah.

Itulah mengapa Sya’ban tidak ingin rumahnya berdekatan dengan Masjid Nabawi, karena ia ingin agar langkahnya menuju ke Masjid Nabawi semakin banyak sehingga bisa mengurangi dosa-dosanya dan derajatnya dapat diangkat.