Beberapa ulama mengatakan bahwa Zulkarnain adalah raja yang shalih. Namun zhahir dari ayat-ayat Al Quran Al Karim menunjukkan bahwa ia adalah seorang Nabi. Allah SWT berfirman: “Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.” Sesungguhnya kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.” (QS. Al Kahfi : 83-84). Maka dari zhahir konteks ayat-ayat ini, menunjukkan ia adalah seorang Nabi yang menerima perintah-perintah dari Allah SWT.
Umroh.com merangkum, banyak orang menyamakan antara Zulkarnain dengan Alexander The Great (Iskandar Agung), raja Makedonia yang kekuasaannya membentang mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya. Dia tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran dan dianggap sebagai komandan perang terhebat sepanjang masa.
Baca juga: Bikin Penasaran, Ini Keajaiban Al Quran pada Sidik Jari Manusia
Allah berfirman bahwa Zulkarnain dipekerjakan oleh sekelompok orang untuk membantu mereka melawan beberapa suku perusak yang disebut Yajuj dan Majuj. Al-Quran bahkan memberikan beberapa rincian yang sangat spesifik tentang pembangunan tembok ini: “Berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).” (QS. Al Kahfi : 96).
Maka Zulkarnain membangun temboknya menggunakan balok besi, memanaskannya sampai menjadi satu dinding yang kokoh dan kemudian menuangkan tembaga cair ke atasnya agar tidak berkarat. Setelah beberapa tahun, eksterior tembaga berubah menjadi hijau dan menyatu dengan warna alami bumi, sehingga hampir tidak mungkin ditemukan saat ini.
Baca juga: Baca Al Quran dan Terjemahannya dengan Mudah di Sini
Di dalam surat al kahfi disebutkan bahwa Ya’juj (Penduduk Benua Asia) dan Ma’juj (Penduduk Benua Kuda) adalah perusak di muka bumi. Pemahaman tersebut juga sejalan dengan hadits Nabi : “Kalian mengatakan, kalian tidak punya musuh. Kalian tetap akan melawan musuh kalian sehingga keluar Ya’juj dan Ma’juj yang bermuka lebar, bermata sipit, bersosok (atau berkulit kuning), akan turun dari setiap perbukitan, seakan wajah mereka rata bagai permukaan palu.” (Hadits riwayat Imam Ahmad).
Hadits tersebut menerangkan mengenai karakteristik dari Ya’juj dan Ma’juj yang berada di Asia Timur, Asia Utara, Asia Tengah, dan benua kuda. Di dalam hadits lain Rasulullah Saw bersabda :
“Tiada ilah selain Allah. Celaka orang-orang Arab akibat kejahatan yang kian dekat. Tembok pemisah (perlindungan dari) Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka, seperti ini,” Beliau sambil melingkarkan ibu jari dan telunjuknya. Zainab berkata, “Kataku, Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa sedang di tengah-tengah kita terdapat orang-orang shaleh?” Beliau menjawab, “Ya, jika kejahatan merajalela.” (HR. Bukhori).
Allah mengatakan bahwa “Zulkarnain membangun tembok dan itu membuat Ya’juj dan Ma’juj tidak keluar”. Hadits riwayat Bukhori di atas diperkirakan dapat disampaikan oleh nabi antara tahun 622-632 Masehi. Pada saat itu sebagian tembok pemisah yang dibangun Zulkarnain di Vina telah terbuka. Berbagai bencana, peperangan, dan peristiwa yang terjadi antara 615-632 Masehi rupanya menjadi sebab terbukanya sebagian tembok pemisah sebagai pertahanan dari Ya’juj dan Ma’juj, sebagaimana yang disebutkan dala hadits di atas.
Bencana, peperangan dan kerusakan yang terjadi merupakan parameter Ya’juj dan Ma’juj. Perang sadis juga terjadi sekitar tahun 1200-an M di bawah kepemimpinan raja Mongol, Jengis Khan.
Mereka berkata: “Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” (QS. Al Kahfi : 94).
Jangan cepat berpendapat bahwa kisah Zulkarnain di surat al kahfi suatu hal yang tidak perlu ada kenyataannya. Ayat alquran cukup untuk dibaca dan diimani.