Selepas wafatnya Rasulullah, terjadi huru-hara yang ditimbulkan oleh orang-orang yang ingin murtad dan memberontak. Salah satunya yang terjadi di Qudha’ah. Untuk mengatasi kekacauan yang ada di sana, Abu Bakar mengirim pasukan yang dipimpin Usamah bin Zaid, panglima perang termuda yang diangkat oleh Rasulullah SAW.
Selama 40 hari, Usamah dan pasukannya berperang hebat. Jumlah pasukan kaum muslimin yang kuat dan banyak itu akhirnya membuahkan kemenangan. Tentara yang berangkat ke Qudha’ah bersama Usamah memang tidak sedikit jumlahnya.
Muncul Berbagai Pemberontakan
Selama Usamah berperang, ternyata kekacauan yang timbul bukan hanya di Qudha’ah. Muncul lagi di berbagai daerah lain. Banyaknya huru-hara itu ternyata tidak membuat Abu Bakar panik. Ia tetap menunggu Usamah dengan tenang. Ia menunggu Usamah pulang karena di sanalah letak sebagian besar kekuatan kaum muslimin.
Sekembalinya Usamah dari berperang di Qudha’ah, Abu Bakar kemudian meminta Usamah dan tentaranya beristirahat. Ia kemudian hendak menyelesaikan kekacauan yang timbul di luar kota Madinah. Kekacauan tersebut disebabkan oleh kaum Abs dan Dzubyan yang juga ingin memberontak.
Saat Abu Bakar pergi, pemerintahan kota Madinah diserahkan kepada yang lainnya. Abu Bakar bertekad untuk menaklukan kedua kaum yang memberontak hingga mereka tunduk. Setelah itu, Abu Bakar kemudian mengatur tentara untuk mengalahkan kaum-kaum yang membuat kekacauan dan memberontak.
Bendera-Bendera untuk Sebelas Panglima
Para tentara itu kemudian diminta untuk berkumpul di Zhul Qishshah, yang jaraknya sekitar 15 kilometer dari Madinah. Di sana, Abu Bakar kemudian membagi sebelas bendera kepada sebelas panglima perang. Masing-masing mendapat misi untuk menyelesaikan huru-hara di daerah yang berbeda.
- Khalid bin Walid berangkat ke negeri Bazuakhah untuk memerangi Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi. Jika Khalid telah selesai di sana, Abu Bakar memerintahnya untuk mengalahkan Malik bin Nuwairah di negeri Batthah.
- Ikrimah bin Abu Jahal yang telah masuk Islam, dikirim untuk memerangi Musailamah di Yamamah.
- Syurahbil bin Hasanah memimpin pasukan di belakang untuk menyusul Ikrimah.
- Al-Muhajir bin Abi Umayah diperintah untuk menuju Yaman. Di sana, Abu Bakar memintanya untuk menaklukan Aswad al-Insyi
- Hudzaifah bin Muhsin dikirim ke negeri Daba di Umman.
- Arjafah bin Hartsamah menuju negeri Mahrah.
- Suwaid bin Muqarrin diperintah ke Tihamah di Yaman.
- Al-Ala’ bin al-Hadhrami pergi ke Bahrain.
- Thuraifah bin Hajiz menuju negeri Bani Sulaim dan Hawazin.
- ‘Amru bin Ash dikirim ke negeri Qudha’ah
- Khalid bin Sa’id diperintah menuju ke tanah-tanah tinggi di Syam.
Pemberontakan Berhasil Diatasi
Pasukan-pasukan yang dipimpin oleh para panglima itu kemudian menuju ke daerah yang diperintahkan Abu Bakar. Mereka memerangi orang-orang yang hendak memberontak, mengaku sebagai nabi, mencari keuntungan pribadi, atau memecah persatuan umat muslim.
Jazirah Arab Berada di Bawah Satu Bendera
Pasukan-pasukan tersebut akhirnya berhasil membereskan permasalahan dalam waktu yang tidak lama. Semua itu bisa dicapai, karena keteguhan hati dan kesetiaan dari panglima-panglima perang yang ditunjuk oleh Abu Bakar itu. Mereka berhasil menyatukan jazirah Arab di bawah satu bendera. Inilah salah satu jasa besar seorang Abu Bakar As Siddiq saat menjadi khalifah.