1
Sejarah Islam

Hikmah yang Tersembunyi di Balik Kisah Tsa’labah

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Tsa’labah bin Haathib Al-Anshar biasa disapa Tsa’labah adalah salah satu sahabat Rasulullah yang  hidup di bawah garis kemiskinan sehingga tidak memiliki pekerjaan ataupun penghasilan yang tetap. Beliau sangat rajin mengerjakan semua waktu shalat dilaksanakan di masjid secara berjamaah. Tetapi ada satu kebiasaan Tsa’labah yang mengundang tanya Rasulullah, yaitu selalu bergegas pulang setelah selesai melaksanakan shalat. Berbeda dengan sahabat lainnya yang masih meluangkan waktu untuk berdzikir serta bermunajat kepada Allah. Hingga suatu kesempatan, ketika bergegas hendak meninggalkan masjid, Rasulullah memanggilnya. 

Baca juga: Selain Kisah Tsa’labah, Ini Kisah Nabi Sulaiman dan Mukjizatnya yang Bisa Jadi Panutan

Setelah Tsa’labah menghadap, Rasulullah bertanya kepadanya. “Wahai Tsa’labah, mengapa kamu buru-buru ketika selesai shalat berjamaah?” Tsa’labah pun menjawab, “Sesungguhnya saat ini di rumah ada seorang yang menungguku ya Rasul. Dia menungguku untuk bergantian memakai baju untuk melaksanakan shalat. Saya hanya memiliki sehelai kain untuk dipakai secara bergantian. Ketika saya shalat, maka istriku akan bersembunyi hingga saya datang untuk kembali.” Tsa’labah menjelaskan keadaan yang sebenarnya kepada Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah sangat terkesan dengan Tsa’labah lalu mengizinkannya untuk segera kembali. 

kisah tsa'labah
source: freepik.com

Umroh.com merangkum, suatu hari Tsa’labah dikisahkan datang menghadap Rasulullah. Tanpa basa-basi dia minta Rasulullah untuk memohon kepada Allah supaya dia dianugerahi rezeki. Namun, Rasulullah menolak permintaan tersebut.

Meskipun demikian, Tsa’labah tidak bosan-bosannya mendesak Rasulullah untuk memenuhi maunya. Doakanlah kepada Allah agar Dia memberiku harta kekayaan, pinta Tsa’labah. Meski kerap ditolak, Tsa’labah memohon sekali lagi. Namun, kali ini pun Rasulullah menolak kembali. “Apakah kamu tidak senang menjadi manusia seperti Nabi Allah? Demi Zat yang menguasai diriku, andaikan aku ingin agar gunung itu berjalan di sampingku sebagai emas dan perak, niscaya ia melakukannya,” tutur Rasulullah.

Untuk meluruhkan hati Rasulullah, Tsa’labah kemudian mengucapkan sumpahnya. “Demi Zat yang telah mengutusmu dengan hak. Jika engkau memohon kepada Allah, lalu Dia memberiku harta kekayaan, niscaya aku akan memberikan hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya,”ujarnya.

Rasullulah memegang janji Tsa’labah. Dia akhirnya mengamini keinginan Tsa’labah dan berdoa untuk Tsa’labah agar Allah memberikannya rezeki dan memberkahinya. “Ya Allah, anugerahkanlah harta kekayaan kepada Tsa’labah”, ujar Nabi.

Baca juga: Sudahkah Anda Sholat Hari Ini? Yuk Cek Jadwal Lengkapnya di Sini

webinar umroh.com

Allah memenuhi doa Rasulullah, sehingga akhirnya Tsa’labah mendapatkan seekor unta dan domba. Tsa’labah sangat senang. Setiap hari dia berusaha menggemukkan ternaknya, membuat ternaknya bisa menghasilkan susu yang banyak untuk bisa dijual. Tsa’labah masih teguh bersikap istiqamah saat memenuhi panggilan jihad pada Perang Badar.

Seusai perang, dia kembali pada ternaknya. Dia menggembalakannya, menggemukkan yang kurus, dan membesarkan yang kecil. Harinya semakin sibuk seiring bertambahnya jumlah ternak yang dimilikinya. Mereka beranak pinak bak belatung hingga Madinah menjadi penuh sesak.

kisah tsa'labah
source: freepik.com

Akibatnya, dia dan ternaknya menyingkir dan tinggal di sebuah lembah dekat Madinah sehingga dia masih bisa shalat Zhuhur dan Ashar dengan berjamaah. Sedangkan, shalat lainnya dilakukannya sendirian.

Baca juga: Ada Banyak Cara Mudah untuk Berangkat Umroh di Sini

Ternaknya terus bertambah dan dia menjadi sangat sibuk. Akhirnya, Tsa’labah mulai meninggalkan shalat Jumat. Dia hanya menemui orang-orang yang lewat padang gembalaannya untuk menuju shalat Jumat di Masjid Madinah dan hanya untuk menanyakan kabar. Saat itu, Rasulullah menangkap ada hal yang aneh dari Tsa’la bah. Dia pun bertanya kepada dua pengendara unta yang ditemuinya. Apa yang dilakukan oleh Tsa’labah? Mereka menceritakan soal ternak Tsa’labah kepada Nabi. Rasul terkejut dan bersabda.

“Aduh celaka Tsa’labah, aduh celaka Tsa’labah, celaka Tsa’labah,”tuturnya.

Tsa’labah juga bersikap kikir. Dia menghindari kewajiban berzakat. “Ini hanyalah pajak, ini adalah semacam pajak. Aku tidak tahu, apa ini? Pergilah sehingga selesai tugasmu, nanti kembali lagi kepadaku,” elak Tsa’labah kepada utusan Rasulullah.

Kabar ini sampai ke telinga Nabi dan membuatnya gusar. Maka, Allah kembali menurunkan firmannya dalam surah at-Taubah ayat 75-77 yang berisi sindiran kepada orang-orang yang sebelumnya berikrar akan menyedekahkan sebagian hartanya jika dikaruniai oleh Allah berupa kekayaan, tetapi setelah diberi kekayaan mereka justru menjadi kikir dan berpaling. Karena sikap seperti itu, Allah kemudian menanamkan kemunafikan pada hati mereka sampai tiba ajal sebab mereka telah memungkiri ikrar dan berdusta.

Ketika ayat itu disampaikan Rasulullah kepada para sahabatnya, ada salah seorang kerabat Tsa’labah yang ikut mendengar dan kemudian menyampaikan hal itu kepada Tsa’labah yang menjadi kalang kabut.Dia pun pergi menemui Nabi dan memohon agar beliau mau menerima zakat darinya.

Baca juga: Tak Hanya Kisah Tsa’labah, Ada Juga Kisah Rasulullah yang Banyak Hikmahnya

Namun, Nabi tak mau menerimanya. Sesungguhnya Allah melarangku untuk menerima zakatmu. Kemudian, Tsa’labah yang sangat menyesal melaburi kepalanya dengan tanah. Lalu, Rasulullah berkata kepadanya, Inilah amalanmu. Aku telah memerintahkan sesuatu kepadamu, tetapi engkau tidak mau mematuhiku.Hingga Rasulullah dan para khalifah tidak menerima sedikit pun zakatnya.

Demikianlah kisah Tsa’labah yang kikir sudah diberikan nikmat namun ia tidak menjalankan perintah Allah SWT. Semoga kita menjadi manusia istiqomah mengamalkan apa yang dianjurkan. Ketahuilah, bahwa amalan kalian yang terbaik adalah shalat.