1
Parenting

Lakukan 6 Hal Ini untuk Mengajarkan Puasa pada Anak

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Puasa di bulan Ramadhan memang merupakan ibadah yang tidak mudah bagi si kecil. Tidak seperti shalat, mengaji, atau bersedekah, ibadah puasa benar-benar menuntut mereka untuk menahan hawa nafsu, terutama untuk makan dan minum. Hal tersebut tentu saja bukan merupakan hal yang mudah bagi anak.

Walaupun anak akan mengalami kesulitan pada awalnya, orang tua harus tetap melatih anak untuk berpuasa. Ada beragam cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajarkan puasa pada anak. Di bawah ini, adalah 6 cara mengajarkan puasa kepada anak.

  1. Libatkan Anak dalam Kegiatan Ibadah

Anak-anak lebih mudah belajar jika dilibatkan langsung, apalagi dalam hal melaksanakan ibadah. Jika kita ingin mengajarinya shalat, maka ajaklah anak untuk shalat. Jika kita ingin mengajarkan bersedekah, maka libatkan anak lebih banyak memberi pada orang-orang di sekelilingnya. Setelah anak merasakan, baru kita ajarkan tentang kaidah-kaidah dalam pelaksanaannya.

Demikian juga saat mengajarkan puasa, ajak anak melaksanakan ibadah puasa. Usahakan mengajarkan anak berpuasa sejak dini. Jika ia sudah bisa diajak berkomunikasi, jelaskan tentang ibadah puasa, lalu ajak mereka saat sahur dan berbuka. Biarkan anak melakukan ibadah puasa, menahan lapar dan haus, semampunya. Misalnya orang tua bisa mengizinkan anak untuk puasa hingga pukul 10.00 atau 12.00 untuk kemudian dilanjut lagi sampai maghrib, dan cara lain yang sesuai bagi anak.

  1. Libatkan Emosi Mereka

Anak akan lebih mudah belajar dan berlatih ketika suasana hatinya gembira. Untuk melatih anak puasa, buatlah penjelasan mengenai puasa yang dikemas dengan ceria dan menarik. Misalnya dengan membacakan Sirah Nabawiyah dengan gaya yang ringan, atau mengajarkan puasa dengan memberikan poin-poin berbentuk gambar karakter favoritnya. Ketika ia berhasil melakukan ibadah, berikan satu karakter. Orang tua bisa menggunakan karakter favorit anak. Misalnya karakter Tayo untuk puasa sehari penuh, dan karakter superhero favoritnya ketika ia berhasil melaksanakan shalat lima waktu, dan sebagainya.

  1. Beri Pemahaman Tentang Tujuan Puasa

Ketika anak memahami pentingnya ibadah puasa di bulan Ramadhan, ia akan lebih mudah mengikuti dan melakukannya. Berikan pemahaman tentang pahala yang kita dapat saat berpuasa. Orang tua bisa menceritakan kisah orang sholeh yang rajin puasa, atau keuntungan yang diperoleh setelah rajin berpuasa.

Ingatkan anak bahwa puasa yang mereka lakukan adalah untuk menyenangkan Allah, bukan menyenangkan orang tua. Hal ini untuk mencegah anak buka puasa secara sembunyi-sembunyi. Sampaikan padanya bahwa Allah akan memberikan pahala bagi hambanya yang beribadah dengan sungguh-sungguh. Namun Allah juga Maha melihat segala perbuatan hambaNya.

  1. Tekankan Hal-hal Penting dalam Ibadah Puasa

Cara berpikir anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa. Mereka akan lebih mudah memahami ketika sesuatu dijelaskan dengan sederhana. Karena itu, ketika mengajarkan anak tentang keutamaan puasa dan ibadah-ibadah lainnya, sampaikan tentang inti dari ibadah tersebut.

webinar umroh.com

Misalnya mengajarkan puasa sebagai cara untuk mendapat ridho Allah, serta merasakan sulitnya saudara-saudara yang kesusahan.  Mengajarkan shalat sebagai cara untuk berkomunikasi dengan Allah dan membersihkan dosa. Melatih wudhu sebagai cara untuk membersihkan diri sebelum menghadap Allah. Bersedekah sebagai cara untuk membantu orang yang membutuhkan dengan tulus, dan sebagainya. Ketika ia sudah besar dan mampu mencerna hal yang lebih rumit, baru ajarkan mereka tentang fiqih ibadah.

  1. Ajarkan dengan Antusias

Untuk membangun antusiasme anak beribadah di bulan Ramadhan, ajarkan ibadah-ibadah dengan antusias. Selalu gunakan nada yang ceria ketika mengajak anak beribadah. Misalnya mengajaknya sahur, ke masjid, atau tadarus dengan ceria.

  1. Ajarkan dengan Cinta

Dalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan tentu akan banyak kekurangan dan kesalahan yang dilakukan oleh anak-anak. Mungkin ia tidak mampu bangun sahur, atau belum mampu menuntaskan puasa hingga magrib, atau masih malas-malasan untuk tadarus, dan lain-lain.

Ketika anak menunjukkan sikap tersebut, jangan serta-merta memarahinya. Tunjukkan bahwa orangtua tetap mencintainya, walaupun ia masih dalam tahap belajar. Katakan padanya, bahwa saat ini ia masih merasa malas karena masih belajar. Orang tua harus tetap mendorong mereka untuk tetap melaksanakan ibadah, dengan menekankan bahwa Allah akan melihat segala niat baik dari ibadah yang kita lakukan.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.