Melempar jumrah adalah salah satu dari beberapa rangkaian ibadah dan lempar jumrah pun harus dilakukan oleh jamaah haji. Hukum jumrah pun adalah wajib dan harus dilaksanakan karena bila tidak dilaksanakan dan tidak melakukan lempar jumrah maka jamaah akan dikenakan dam ibadah haji, yang dimaksud dengan dam adalah membayar denda dengan menggunakan uang.
Pada umumnya melempar jumrah yakni para jamaah seperti lempari semacam tiang besar (jumrah) dengan batu-batu kecil, karena tiangnya yang berukuran besar dan lokasi jumrah ini pun banyak yang menyebutnya sebagai tembok atau tugu. Sebenarnya melempar jumrah bukanlah perkara melempar batu dan mengenai tugu tersebut melainkan sebagai simbolisasi umat islam yang melakukan ibadah haji dalam melawan setan.
Baca juga: Sunnah Haji yang Bisa Dilakukan Jamaah Haji
Adapun tiang yang berada dilokasi lempar jumrah adalah sebagai tempat penada bahwa setan muncul ditempat tersebut yang lantas dilempar kerikil oleh Nabi Ibrahim AS. Dilokasi pun terdapat tiga tugu untuk melempar jumrah yakni ula, wustha, dan Aqabah, dan masing-masing tiang tersebut memiliki jarak antara 200 meter hingga 250 meter.
Sejarah melempar jumrah
Umroh.com merangkum, sejarah singkat ritual melempar jumrah ini berawal dari Ibrahim as yang menunjukkan ketaatannya dan perintahnya kepada Allah SWT dan sejarah ini berkisar 4.000 tahun lalu. Momentum ini terjadi pada saat nabi Ibrahim sedang menuju perjalanan kesebuah tempat untuk menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail AS. Selama dalam perjalanan Nabi Ibrahim selalu mengalami hal yang tidak disangka-sangka, Nabi Ibrahim AS bertemu dengan setan yang menjelma dalam bentuk manusia.
Baca juga: Ingin Merasakan Lempar Jumrah Bersama Keluarga? Di Sini Cara Mudahnya
Tujuan setan tentunya tidak lain adalah menggoda iman Nabi Ibrahim AS agar Nabi Ibrahim AS menghentikan niatnya guna menyembelih anaknya yaitu Nabi Ismail AS. Namun dengan keyakinan Nabi Ibrahim AS dalam menjalankan perintah dari Allah SWT melalui mimpinya, maka Nabi Ibrahim AS pun tidak gentar sedikitpun untuk melawan setan yang ingin menghalanginya.
Baca juga: Yuk Cek Jadwal Sholat di Sini saat Ibadah Haji atau Umroh
Menurut pakar sejarah muslim soal lempar jumrah
Ketika Ibrahim meninggalkan lokasi Mina dan diturunkan ke Al-Aqaba, setan lalu menampakan dirinya dihadapin Ibrahim diatas batu besar, Jibril pun berkata kepada Ibrahim : Rajam dia !, lalu Ibrahim pun melemparkan tujuh batu kerikil kepada setan yang tepat berada didepannya, dan ketika Ibrahim melempar batu kerikil tersebut setan pun menghilang di hadapannya, kemudian setan kembali datang dan menampakkan dirinya di atas batu yang sedang, jibril pun kembali berkata : Rajam dia!, dan Ibrahim pun melakukan hal yang sama yaitu dengan melemparkan batu kerikil kembali dengan tujuh batu sehingga setan tersebut menghilang. Pada saat itu setan kembali muncul untuk ketiga kalinya, kali ini setan muncul diatas batu kecil, Jibril pun kembali memerintahkan kepada Ibrahim untuk melempar batunya kembali. Jibril : Rajam dia!, Ibrahim pun melempar kembali tujuh batu tersebut kepada setan yang setan itu pun menghilang kembali dan tidak nampak untuk keempat kalinya.
Rencana setan tentunya tidak berhasil, setan berupaya mengganggu nabi Ibrahim dengan berbagai cara tetapi setanpun tidak berhasil, kemudian setan pun mulai membujuk istri nabi Ibrahim AS yaitu Siti Hajar dengan cara bahwa seorang ibu tentunya tidak akan pernah merelakan anaknya dibunuh oleh ayahnya sendiri, namun Siti Hajarpun tidak ragu untuk mengikuti perintah suaminya dan Siti Hajarpun melakukan hal yang sama yaitu melempari setan dengan batu kerikil sebanyak 7 buah.
Setan pun tidak kehabisan akal, Ia pun menggoyangkan iman Ismail, karena setan pun beranggapan bahwa Ismail dapat digoyahkan imannya, namun Ismailpun melakukan hal sebaliknya yaitu melempari setan dengan 7 buah kerikil juga.
Dari cerita diatas dapat dijelaskan, bahwa pilar pertama dan terbesar menunjukkan godaan setan kepada Ibrahim AS mengenai pengorbanan putranya sendiri yaitu Nabi Ismail As di jalan Allah SWT. Untuk pilar kedua yaitu menggenai Hajar agar menghentikan Ibrahim as dan yang ketiga adalah mengenai Ismail as agar menolak permintaan ayahnya yaitu Ibrahim as.
Baca juga: Perbedaan Rukun dan Wajib Haji
Melempar batu sendiri adalah sebagai bentuk simbol atau reka ulang haji yang diambil dari sejarah Nabi Ibrahim AS yang di perintahkan oleh malaikat Jibril untuk melempari tiga dinding tersebut yang digambarkan sebagai perlawanan kepada setan yang ingin membuatnya gagal dalam menjalankan perintah Allah SWT. Melempar batu pada dasarnya menegaskan mengenai penolakan diri serta harga diri sendiri serta menjauhkan keinginan serta nafsu duniawi.
Melempar batu juga berkaitan dengan qurban, dimana melalui sejarah qurban kita dapat belajar bahwa apa yang kita punya bukanlah hak kita sepenuhnya begitupun dengan sejarah melempar batu bahwa kita harus mampu melawan segala hambatan dan terus yakin memperjuangkan yang telah Allah perintahkan.