Perkataan buruk atau celaan yang keluar dari mulutmu, sebenarnya mencerminkan kebobrokan hati & akhlakmu.
.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam Bersabda:
.
“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku dan tidak pula melaksanakan sunnahku.
.
Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati SETAN, namun jasadnya adalah jasad manusia.“
.
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”
.
Beliau bersabda, ”DENGARLAH dan TA’AT kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka.”
(HR. Muslim no. 1847)
.
Beliau juga bersabda, “WAJIB bagi seorang muslim untuk MENDENGAR dan TAAT kepada pemimpin baik dalam perkara yang ia sukai atau dia benci, KECUALI DALAM KEMAKSIATAN. Apabila dia diperintah untuk maksiat, tidak boleh mendengar dan taat.” (HR. Al-Bukhari 2955)
.
.
Takutlah kau ‘ustadz’ kepada Allah, dari ancaman ayat-Nya:
.
“Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab dan ingkar kepada sebagian (yang lainnya)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian itu di antara kalian selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Baqarah: 85)
Terkhusus untuk para muslim yang mulutnya masih hobi menghina dan berkata-kata kotor, maka bersegeralah bertaubat kepada Allah dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Lalu tebuslah keburukan di masa lalu untuk dengan selain tidak mengulanginya disertai juga untuk selalu meningkatkan amal saleh dalam rangka berhijrah.
Dan berhijrahlah kepada agama Allah untuk menjadi muslim dan muslimah yang shalih dan shalihah untuk dapat menebus kesalahan dan dosa di masa lalu. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan kepada umatnya yang pernah berbuat dosa,
“Wahai sekalian manusia, aku telah mengingatkan kalian untuk berhati-hati pada batasan-batasan Allah. Barangsiapa (sudah) terjerumus dalam perbuatan yang jelek, hendaknya ia menutupi dirinya dengan tirai Allah.” (HR. Hakim)