Bagi seluruh umat muslim di penjuru dunia, sholat merupakan tiang agama dan kewajiban yang harus dilaksanakan bagi seluruh umat muslim. Utamanya bagi umat muslim yang sudah baligh.
Umroh.com merangkum, di dalam ajaran islam selain menunaikan sholat wajib, ada juga sholat lain yang bisa kita kerjakan yaitu sholat sunnah. Berbeda dengan sholat wajib, sholat sunnah ialah sholat yang boleh dikerjakan boleh juga tidak. Apabila sholat ini dikerjakan akan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak akan mendapat dosa.
Baca juga: 10 Manfaat Selalu Menjaga Wudhu
Sebagai umat islam yang taat kepada perintah Allah swt. Sudah sepatutnya kita mengetahui macam-macam sholat sunnah dalam islam. Tak hanya mengetahui saja , tetapi sangat dianjurkan sekali bagi kita untuk memperbanyak sholat sunnah agar selalu mendapatkan kedamaian dan selamat dunia akhirat.
Macam-macam Sholat Sunnah
1. Sholat Wudhu
Sholat wudhu yaitu sholat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai wudhu, sebelum melaksanakan sholat wajib. niatnya yaitu: Ushalli sunnatal wudlu-I rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ artinya : ‘aku niat sholat sunnah wudhu dua rakaat karena
Baca juga: Lihat Jadwal Sholat untuk Daerah Anda di Sini
2. Sholat Tahiyatul Masjid
Sholat sunnah dua rakaat yang dikerjakan pada saat akan memasuki masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda ‘Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum sholat dua rakaat lebih dahulu’ (H.R. Bukhari dan Muslim). Niatnya : ‘Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat sholat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah’.
3. Sholat Dhuha
Sholat sunnah yang dikerjakan sekitar jam 7 pagi atau pada saat matahari baru naik. Jumlah rakaatnya minimal 2 maksimal 12. Dari Anas berkata Rasulullah ‘Barang siapa sholat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga’ (H.R. Tarmiji dan Abu Majah). Niatnya melaksanakan sholat dhuha ialah : ‘Ushalli sunnatal Dhuha rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah’.
4. Sholat Rawatib
Sholat sunnah yang dikerjakan sebelum atau sesudah sholat fardhu.
- Qabliyah, adalah sholat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum sholat wajib. Waktunya : 2 rakaat sebelum sholat subuh, 2 rakaat sebelum sholat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum sholat Ashar, dan 2 rakaat sebelum sholat Isya’. Niatnya: ‘Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak’ataini Qibliyyatan lillahi Ta’aalaa’ Artinya: ‘aku niat sholat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat karena Allah’. ( niat sholat sunnah disesuaikan dengan waktu sholat )
- Ba’diyyah, adalah sholat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah sholat fardhu. Waktunya : 2 atau 4 rakaat sesudah sholat Dzuhur, 2 rakaat sesudah sholat Magrib dan 2 rakaat sesudah sholat Isya. Niatnya : ‘Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak’ataini Ba’diyyatan lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat sholat sunnah sesudah dzuhur dua rakaat karena Allah’. ( niat sholat sunnah disesuaikan dengan waktu sholat )
Baca juga: Bunyi Niat Sholat Rawatib
5. Sholat Tahajud
Sholat sunnah pada waktu malam setelah tidur terlebih dahulu. Sebaiknya dilakukan pada sepertiga malam. Minimal 2 rakaat dan maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan sholat ini, diterangkan dalam Al-Qur’an “dan pada sebagian malam hari bersholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji” (Q.S. Al Isra : 79 ). Niatnya : ‘Ushalli sunnatal tahajjudi rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat sholat sunnah tahajjud dua rakaat karena Allah’.
6. Sholat Istikharah
Sholat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita menghadapi dua pilihan, atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan pada sepertiga malam dengan Niat : ‘Ushalli sunnatal Istikharah rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat sholat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah’.
Baca juga: Serba-serbi Sholat Istikharah
7. Sholat Hajat
Sholat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT. Untuk sholat hajat minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Niatnya adalah : ‘Ushalli sunnatal Haajati rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat sholat sunnah hajat dua rakaat karena Allah’.
8. Sholat Taubat
Sholat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT, agar mendapat ampunan dari Nya. Niatnya ialah : ‘Ushalli sunnatal Taubati rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah.
9. Sholat Tasbih
Sholat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali, atau paling tidak seumur hidup sekali. Sholat ini sebanyak empat rakaat, dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu salam, Jika dikerjakan pada malam hari dengan dua salam. Cara mengerjakannya yaitu diawali dengan Niat : ‘Ushalli sunnatan tasbihi raka’ataini lilllahi ta’aalaa’ artinya ‘aku niat sholat sunnah tasbih dua rakaat karena Allah’. Kemudian :
- Usai membaca surat Al Fatehah membaca tasbih 15 kali.
- Saat ruku’, usai membaca do’a ruku membaca tasbih 10 kali
- Saat ‘itidal, usai membaca do’a ‘itidal membaca tasbih 10 kali
- Saat sujud, usai membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali
- Usai membaa do’a duduk diantara dua sujud membaca tasbi 10 kali.
- Usai membaca doa sujud kedua membaca tasbih 10 kali.
Jumlah keseluruhan tasbih yang dibaca pada setiap rakaatnya sebanyak 75 kali. Lafadz bacaan tasbih yang dimaksud adalah sebagai berikut : ‘Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar’ artinya : ‘Maha suci Allah yang Maha Esa. Segala puji bagi Akkah, Dzat yang Maha Agung’.
9. Sholat Tarawih
Sholat sunnah sesudah sholat Isya’ yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan. Mengenai jumlah rakaatnya disebutkan dalam hadis. ‘Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada bulan ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat’ (H.R. Bukhari). Dari Jabir ‘Sesungguhnya Nabi saw telah shallat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau sholat witir.’ (H.R. Ibnu Hiban)
Pada masa khalifah Umar bin Khathtab, sholat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian pada zaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan secara pasti dalam syara’, jadi tergantung pada kemampuan kita masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat. Niat pada sholat tarawih yaitu : ‘Ushalli sunnatan Taraawiihi rak’ataini (Imamam/makmuman) lillahi ta’aallaa’ artinya : ‘Aku niat sholat sunat tarawih dua rakaat (imamam/makmum) karena Allah’.
10. Sholat Hari Raya
Sholat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunat Mu’akad (dianjurkan).’Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yang banyak, sebab itu sholatlah engkau dan berqurbanlah karena Tuhanmu ‘ pada Idul Adha – ‘(Q.S. Al Kautsar.1-2) Dari Ibnu Umar ‘Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan sholat pada dua hari raya sebelum berkhutbah.’(H.R. Jama’ah). Niat Sholat Idul Fitri : ‘Ushalli sunnatal li’iidil fitri rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat sholat idul fitri dua rakaat (imam/makmum) karena Allah’. Sedangkan untuk Niat Sholat Idul Adha : ‘Ushalli sunnatal li’iidil Adha rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat sholat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah.
Dalam menjalankan sholat hari raya, Waktu pelaksanaan nya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti sholat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai berikut:
- Berjamaah
- Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua
- Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir.
- Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.
- Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua.
- Atau surat A’la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.
- Imam menyaringkan bacaannya.
- Khutbah dua kali setelah sholat sebagaimana khutbah jum’at
- Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul
- Adha tentang hukum-hukum Qurban.
- Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.
- Makan terlebih dahulu pada sholat Idul Fitri pada Sholat Idul Adha sebaliknya.
11. Sholat Khusuf
Sholat sunnah yang dilakukan sewaktu terjadi gerhana bulan atau matahari. Minimal sholat dikerjakan sebanyak dua rakaat. Caranya mengerjakannya :
- Sholat dua rakaat dengan 4 kali ruku’ yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku’ dan I’tidal membaca fatihah lagi kemudian ruku’ dan I’tidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.
- Disunatkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya.
Niat sholat gerhana bulan:
‘Ushalli sunnatal khusuufi rak’ataini lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat sholat gerhana bulan dua rakaat karena Allah’.
12. Sholat Istiqa’
Sholat sunnah yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT. Niatnya :
‘Ushalli sunnatal Istisqaa-I rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat sholat istisqaa dua rakaat (imam/makmum) karena Allah’.
Syarat mengerjakan Sholat Istisqa’:
- Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dengan berpuasa dan meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rejeki dan datangnya murka Allah. ‘Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya’(Q.S. Al Isra’ : 16).
- Pada hari keempat semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi kelapangan dengan pakaian sederana dan tanpa wangi-wangian untuk sholat Istisqa’
- Usai sholat diadakan khutbah dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istigfar 9 X dan pada khutbah kedua 7 X.
- Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dengan khutbah lainnya, yaitu :
- Khatib disunatkan memakai selendang.
- Isi khutbah menganjurkan banyak beristigfar, dan berkeyakinan bahwa Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka.
- Saat berdo’a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.
- Saat berdo’a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya
Itulah macam-macam sholat dalam islam. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat untuk anda semua yang ingin lebih bertaqwa dan menjalankan perintah perintah Allah swt baik yang wajib maupun sunnah.