Umroh.com – Sunan Drajat adalah salah satu Wali yang menyebarkan Islam dengan pendekatan sosial. Ia dikenal bijaksana dan sangat peduli dengan orang-orang kecil. Untuk merenungi jasanya dalam menyebarkan Islam, kita bisa mengunjungi makam Sunan Drajat di Lamongan yang bisa dijadikan sebagai wisata religi.
Baca juga : Pengertian Ilmu Tajwid dan Hukum Mempelajarinya
Siapakah Sunan Drajat?
Wali yang dikenal sebagai Sunan Drajat ini memiliki nama Raden Qosim bin Muhammad Ali Rahmatulah bin Ibrahim Assamaraqandi. Beliau adalah putra dari Sunan Ampel dengan Dewi Candrawati. Sunan Drajat juga dikenal sebagai wali dengan julukan terbanyak, yaitu Sunan Mahmud, Sunan Muryapada, Raden Imam, Sunan Mayang Madu, dan Maulana Hasyim.
Semasa hidup beliau, Sunan Drajat menikahi tiga wanita, yaitu Sufiyah yang merupakan putri Sunan Gunung Jati, Kemuning yang dinikahi ketika menetap di Drajat, dan Renayu Candra Sekar putri Adipati Kediri.
Semasa kecil, Sunan Drajat atau Raden Qasim dikenal sebagai anak yang selalu bersemangat untuk menimba ilmu di Ampeldenta. Ampeldenta adalah pesantren yang didirikan oleh sang ayah, yang juga dikenal sebagai Sunan Ampel. Sejak kecil, Raden Qasim dikenal sebagai anak yang cerdas. Ia cepat memahami dan menghafal ayat-ayat di dalam Al Quran.
Ketika sudah cukup umur, konon Sunan Ampel mengutus Raden Qasim untuk berdakwah ke luar daerahnya. Ia ingin agar putranya mengembangkan ajaran Islam dan mendirikan pesantren sendiri.
Sunan Drajat Berdakwah Keliling
Sunan Drajat adalah salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam dari Desa Banjaranyar, Paciran, Lamongan. Dari Banjaranyar, Sunan Drajat melakukan perjalanan ke sebuah pemukiman bernama Desa Jelak. Saat itu, warga di sana masih menganut Hindu-Buddha. Di Desa Jelak, Sunan Drajat mendirikan Mushalla untuk mengajarkan agama Islam sekaligus sholat berjamaah.
Setahun di Desa Jelak, beliau kemudian melanjutkan perjalanan ke sebuah bukit di hutan belantara. Daerah itu dibuka, dan kemudian dikenal dengan Desa Drajat. Dari desa inilah beliau mendapat sebutan Sunan Drajat.
Umroh.com merangkum, cara berdakwah Sunan Drajat cukup menarik simpati masyarakat sekitar saat itu. Dalam dakwahnya, beliau fokus pada bidang pendidikan dan sosial. Sunan Drajat dikenal sangat memperhatikan nasib orang miskin, yatim piatu, dan orang-orang yang terlantar.
Dengan kewibawaannya, Sunan Drajat meminta orang-orang kaya dan para bangsawan mengeluarkan zakat, infak dan shodaqoh, kepada masyarakat yang kurang mampu. Ini menjadi cara masyarakat mengenal ajaran Islam.
Mulai hari ini kuatkan Niat mu kebaitullah dan wujudkan bersama Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Sunan Drajat dan Catur Piwulang
Dikenal dengan jiwa sosial yang tinggi, ajaran Sunan Drajat dikenal dengan nama Catur Piwulang, yaitu:
“paring teken marang kang kalunyon lan wuto”
“paring pangan marang kang keliren”
“paring sandang marang kang kawudan”
“paring payung marang kang kodanan”
yang artinya:
“berikan tongkat kepada orang yang berjalan di jalan licin dan buta”
“berikanlah makan kepada orang yang kelaparan”
“berikanlah busana kepada orang yang telanjang”
“berikanlah payung kepada orang yang kehujanan”.
Selain itu, Sunan Drajat juga berdakwah dengan kesenian dan gamelan. Karya beliau yang banyak dikenal adalah tembang Pangkur, dan gamelan yang biasa beliau gunakan, Singo Mengkok, disimpan dalam Museum Sunan Drajat.
Menuju Makam Sunan Drajat
Makam Sunan Drajat terletak di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Kompleks makam Sunan Drajat bisa dicapai dari Stasiun Lamongan dengan kendaraan pribadi. Berjarak sekitar 43 km, perjalanan menuju makam Sunan Drajat bisa ditempuh dalam waktu sekitar satu jam. Dari stasiun Lamongan, kita akan melewati beberapa daerah seperti Sarirejo, Plosowahyu, Surabayan, Ngebet, Kendal, Glogok, Takerharjo, Tlogosandang, dan Banjarwati.
Perjalanannya memang tidak dekat, namun cukup nyaman karena jalanan sudah diaspal. Pemandangan sepanjang perjalanan juga menjadi hiburan tersendiri. Kita akan disuguhi pemandangan hijau dari pepohonan dan hamparan sawah penduduk.
Makam Sunan Drajat
Setiba di kompleks makam Sunan Drajat, kita akan disambut dengan pepohonan rindang yang membuat area makam menjadi lebih sejuk walaupun di siang hari. Setelah itu, kita akan menjumpai jalan setapak untuk menuju makam Sunan Drajat.
Makam Sunan Drajat terletak di dalam bangunan semi terbuka yang di bagian bawahnya terbuat dari tumbukan batu bata. Untuk memasukinya, kita harus menaiki beberapa anak tangga yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Di sekeliling bangunan yang mengarah ke makam, kita juga bisa menjumpai makam-makam sederhana para kerabat Sunan Drajat.
Masuk ke dalam bangunan kompleks makam, kita juga bisa menyaksikan beberapa makam kerabat dekat Sunan Drajat. Makam Sunan Drajat sendiri terletak di dalam sebuah bilik kayu dengan beberapa anak tangga untuk memasukinya.
Fasilitas di Kompleks Makam
Fasilitas di dalam kompleks makam juga cukup lengkap. Kompleks makam dilengkapi area parkir, kamar mandi umum, dan rumah makan. Kompleks makam dibuka 24 jam, jadi kita bisa mengunjunginya kapan saja. Tetapi jika ingin mengunjungi museum, perhatikan waktu berkunjung. Sebab museum hanya buka dari pagi hingga sore.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Memasuki kompleks Makam Sunan Drajat di Lamongan juga tidak dipungut biaya. Hanya saja, ada biaya parkir bagi yang membawa kendaraan. Jika berkenan, kita dipersilakan memasukkan infaq ke dalam kotak yang telah disediakan. Jumlahnya juga tidak ditentukan, jadi kita bisa memberikan infaq se-ikhlasnya.