Umroh.com – Salah satu simbol toleransi dan akulturasi budaya bisa kita lihat dari Masjid Menara Kudus. Bangunan hasil karya Sunan Kudus ini merupakan perpaduan budaya, yang menjadikannya menarik untuk dikunjungi. Di sana juga ada makam Sunan Kudus, seorang Wali Songo yang berjasa menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa. Kita bisa mengunjungi makam Sunan Kudus di Kudus untuk merenungi kisah beliau.
Baca juga : Hukum Musafir Puasa Ketika Melakukan Perjalanan
Siapakah Sunan Kudus?
Nama asli Sunan Kudus adalah Ja’far Shaddiq. Ayahnya bernama Raden Usman Hajji (Sunan Ngundung) yang juga seorang panglima Kesultanan Demak Bintoro. Ja’far Shaddiq lahir di Palestina, dan disebutkan bahwa kakeknya merupakan putra dari Sultan di Palestina. Buya Hamka dalam buku Sejarah Umat Islam menyebutkan Sunan Kudus sebagai keturunan Ali bin Abi Thalib.
Ja’far Shaddiq muda menuntut ilmu tentang Islam di Al Quds, Palestina. Ia kemudian datang ke tanah Jawa dan berdakwah di sebuah kota bernama Tajug. Di sini, dia mengambil inspirasi dari Al Quds untuk membangun kota yang diberi nama Kudus. Dengan batu yang dibawa dari Al Quds, dia membangun masjid Menara Kudus yang diberi nama Masjid Al Aqsa. Batu itu masih tertanam di Masjid Al Aqsa Menara Kudus hingga kini. Sejarah itulah yang membuat kota Kudus dijuluki sebagai Jerusalem Van Java oleh Profesor Mark Woodward dari University of Arizona, AS.
Sunan Kudus Menyebarkan Agama Islam
Perjuangan Ja’far Shaddiq menyebarkan Islam tidak bisa dibilang mudah. Ia harus berhadapan dengan masyarakat yang sangat religius dan memiliki kepercayaan kuat terhadap agama Hindu-Budha. Akan tetapi, Ja’far Shaddiq tidak kehabisan cara. Ia berusaha mendekati masyarakat dengan lembut dan bijaksana.
Ja’far Shaddiq atau Sunan Kudus kemudian membangun menara masjid di samping Masjid Al Aqsa. Namun tidak seperti menara masjid di Timur Tengah, menara Masjid Al Aqsa itu dibangun menyerupai pura atau candi, tempat ibadah umat Hindu. Warga yang tertarik kemudian mulai bersedia mendekat dan mendengarkan dakwah Sunan Kudus.
Sunan Kudus juga meletakkan sapi di dekat Menara Kudus. Sebab beliau memahami bahwa sapi adalah hewan yang dihormati umat Hindu. Sunan Kudus mulai berdakwah dengan menuturkan surat Al Baqarah atau Sapi Betina. Ia juga melarang pengikutnya menyembelih sapi untuk kurban, sebagai bentuk toleransi kepada umat Hindu.
Sebagai gantinya, murid-murid beliau menyembelih kerbau. Bahkan hingga saat ini, masyarakat Kudus lebih terbiasa mengkonsumsi kerbau. Ini bentuk penghormatan pada ajaran Sunan Kudus. Perjalanan dakwah Sunan Kudus tidak sia-sia. Masyarakat yang tadinya sangat teguh menganut Hindu-Budha, kini dikenal sangat religius dalam memeluk Islam. Bahkan Kudus juga dikenal sebagai Kota Santri.
Menjalani ibadah umroh adalah impian orang-orang yang beriman dan wujudkan itu bersama Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Menuju Makam Sunan Kudus
Makam Sunan Kudus sangat mudah untuk diakses, karena letaknya di tengah kota Kudus. Tepatnya di Jl.Menara, Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Pengunjung yang datang dengan rombongan biasanya turun di tempat parkir bus yang letaknya cukup jauh dari lokasi makam.
Dari sana, rombongan diangkut becak wisata atau ojek wisata yang khusus mengantar para peziarah menuju makam. Jika kita berkunjung sendiri, makam Sunan Kudus bisa di akses dengan angkutan umum. Bahkan kita juga bisa menaiki ojek online, baik motor maupun mobil. Hanya saja, ojek online akan menurunkan kita di Jl.Sunan Kudus, tepatnya di ujung Jl.Menara.
Dari sana, kita bisa berjalan kaki menuju masjid atau makam. Jika kita menggunakan mobil pribadi, maka mobil bisa diparkir di Jl.Sunan Kudus untuk kemudian berjalan kaki ke Jl.Menara.
Masjid Al Aqsa Menara Kudus
Jl.Menara adalah kawasan yang cukup padat. Di sana, pengunjung akan disambut dengan deretan pertokoan yang menjual berbagai buah tangan. Tepat di pinggir Jl.Menara, kita bisa melihat bangunan Menara Kudus yang berdampingan dengan Masjid Al Aqsa. Di bagian depannya, kita disambut dengan hamparan taman kecil yang memperindah bangunan masjid.
Ada beberapa gerbang masuk yang bisa kita pilih. Jika ingin mengunjungi masjid dan menara terlebih dulu, maka kita bisa memasuki gerbang di bagian utara terlebih dahulu. Namun, jika kita ingin mengunjungi makam, maka kita bisa memasuki gerbang di ujung selatan, yang akan mengarah ke Tajug dan Pesarean atau Makam Sunan Kudus.
Masjid Al Aqsa Menara Kudus
Masjid Al Aqsa memiliki arsitektur yang klasik. Bagian luarnya dominan berwarna hijau, dengan kubah berwarna perak di bagian atasnya. Di dalam masjid terdapat tiang-tiang kuno yang besar, serta gapura kembar yang oleh warga setempat disebut Lawang Kembar. Salah satu gapura berada di bawah kubah perak. Di sisi selatan, ada tempat wudhu yang memiliki arsitektur antik dan terbuat dari bata merah, yang sengaja dipelihara sesuai aslinya. Di bagian utara masjid, ada Pawestren atau tempat sholat putri yang merupakan bangunan baru.
Tepat di samping selatan masjid, berdiri Menara Kudus yang bangunannya terbuat dari susunan bata merah. Di beberapa sisi bangunannya, terdapat hiasan piring keramik antik berwarna kebiruan. Menara ini hanya bisa dimasuki oleh petugas yang bertugas memukul bedug di bagian atas menara. Di samping menara, juga ada gerbang yang mengarah pada Tajug dan Pesarean atau Makam Sunan Kudus.
Makam Sunan Kudus
Umroh.com merangkum, makam terletak di dalam sebuah kompleks makam. Setelah memasuki gapura, kita akan disambut oleh pendapa yang biasa digunakan para peziarah untuk beristirahat. Di samping pendapa, ada kolam sumur dan gerbang yang mengarah ke makam.
Jalan ke arah makam dilapisi dengan ubin yang klasik, dan peziarah dipersilakan melepas alas kaki. Menuju ke makam, kita bisa melihat makam beberapa kerabat Sunan Kudus. Makam Sunan Kudus sendiri terletak di dalam sebuah pendapa, dan ditutupi dengan luwur atau tirai putih.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Kompleks makam ini selalu buka, namun melewati tengah malam akan ditutup hingga Subuh. Tujuannya untuk mencegah para peziarah yang melakukan ritual musyrik di makam Sunan Kudus.