Umroh.com – Sunan Muria termasuk salah satu Wali Songo yang dimakamkan di Jepara. Makam beliau terletak di kawasan Gunung Muria, atau biasa disebut Colo. Tepatnya berada di Gunung Muria, Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Ini berbeda dengan lokasi makam Sunan Jepara yang berada di daerah perkotaan. Makam Sunan Muria di Jepara selalu dipadati banyak peziarah ketika bulan ramadhan dan juga lebaran.
Baca juga : Berikut ini Dalil Tentang Ilmu Pengetahuan dalam Islam
Siapakah Sunan Muria?
Sunan Muria adalah salah satu wali yang tergabung dalam Wali Songo, yaitu sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Berdasarkan sejarah, ada beberapa kisah mengenai latar belakang Sunan Muria. Ada yang mengatakan bahwa Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh, dan memiliki nama kecil Raden Umar Said.
Sunan Muria kemudian menikah dengan Sujinah, anak dari Sunan Ngundung (R.Usman Haji). Cerita lain menyebutkan bahwa Sunan Muria adalah putra dari Sunan Ngundung dengan Dewi Sarifah. Dari kisah ini, Sunan Muria disebut adalah keponakan jauh dari Sunan Kalijaga.
Hal menarik yang bisa kita gali adalah cara berdakwah Sunan Muria. Ketika berdakwah, beliau dikenal sangat bijaksana dalam menghadapi masyarakat. Beliau menyelaraskan dengan kepercayaan masyarakat setempat, sampai akhirnya perlahan-lahan berhasil mengikis kepercayaan yang bertentangan dengan Islam.
Sunan Muria juga menggunakan kesenian untuk menarik perhatian masyarakat, sekaligus menyelipkan pesan dakwah dalam karya beliau. Salah satu tembang hasil karya beliau ialah tembang macapat berjudul Sinom dan Kinanti.
Perjuangan Mencapai Makam Sunan Muria
Letaknya yang berada di atas gunung membuat perjalanan menuju makam Sunan Muria membutuhkan perjuangan tersendiri. Jaraknya sekitar 19 Km dari Kota Jepara. Untuk menuju area di lereng Gunung Muria, membutuhkan waktu sekitar satu jam dengan kendaraan bermotor.
Jika ingin menuju ke makam, kita bisa mengendarai mobil pribadi, atau menaiki angkutan umum dari Kota Jepara. Jika menaiki angkutan umum, cari angkutan yang bertuliskan jurusan “Colo”. Sepanjang perjalanan, kita akan disuguhi pemandangan hijau dengan jalan yang menanjak. Jalannya relatif lancar dan mulus karena sudah di aspal, sehingga perjalanan tetap terasa nyaman.
Wujudkan niat baik Anda melihat kabah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah bersama Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Jika menaiki kendaraan pribadi, kita diharuskan meletakkan kendaraan di tempat parkir yang telah disediakan. Akan tetapi, perjalanan menuju makam belum berakhir sampai di sana. Kita bisa mencapai makam dengan berjalan kaki menaiki sekitar 430 anak tangga, atau mengendarai ojek. Di antara dua pilihan tersebut, kita bisa menentukannya sesuai kekuatan fisik.
Perlu diingat, berjalan kaki dan mendaki menuju makam tentu saja akan melelahkan. Namun, mengendarai ojek juga perlu persiapan mental, karena supir ojek yang sudah piawai akan memacu kendaraannya dengan sangat cepat menyusuri jalan sempit yang naik turun di sisi gunung. Perjalanan menuju makam dengan ojek hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit.
Masjid dan Makam Sunan Muria
Di kawasan makam, ada dua area yang bisa kita kunjungi. Yaitu area makam Sunan Muria, dan area Masjid. Dua-duanya terletak di ketinggian, dan kita masih perlu menaiki anak tangga untuk menuju ke sana. Area masjid dan makam juga bisa dibilang bersebelahan.
Memasuki Masjid
Umroh.com merangkum, masjid Sunan Muria yang kita jumpai saat ini sebenarnya sudah mengalami beberapa kali perbaikan. Sebelum dirombak besar di tahun 1980, masjid lama Sunan Muria memiliki atap susun dua yang puncaknya dilengkapi mustoko. Masjid ini memiliki serambi berupa bangunan semi terbuka dengan atap limasan.
Kini, bangunan masjid Sunan Muria tidak bisa terlihat jelas karena tertutup bangunan fasilitas lainnya yang berlantai dua. Namun, kita bisa melihat kubah emas menghiasi atap masjid yang berada di antara pegunungan.
Suasana antik semakin terasa ketika kita memasuki masjid. Mihrab masjid Sunan Muria berbentuk lengkungan dengan ukiran bergaya Arab. Sedangkan ruang utamanya memiliki empat tiang utama yang dilapisi kayu jati dengan ukiran. Ada juga bedug kuno yang terletak di salah satu sudut masjid. Menuruni anak tangga menuju bagian luar masjid, kita bisa menemui warga sekitar yang menjajakan buah tangan khas. Salah satu yang banyak dijajakan adalah buah parijoto.
Buah parijoto berbentuk bulat kecil-kecil, dan dijual bersama tangkainya. Buah ini tampak mencolok karena tangkai dan buahnya berwarna merah muda terang. Konon, buah ini memiliki kandungan yang bisa membantu meningkatkan kesuburan wanita, sehingga banyak dicari mereka yang ingin segera memiliki keturunan. Selain buah parijoto, ada juga buah tangan lain. Seperti hasil kerajinan tangan dari kayu dan jenang khas Jepara.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Walaupun letaknya di atas gunung, makam Sunan Muria di Jepara tidak pernah sepi pengunjung. Kompleks makam ini selalu ramai oleh peziarah, terutama ketika musim liburan. Peziarah bukan hanya warga lokal Jepara, melainkan peziarah dari berbagai kota di Indonesia hingga luar negeri.