1
Umroh & Haji

Bukan Sembarang Ritual, Ini Makna di Balik Lempar Jumroh

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Puncak ibadah haji ada di tanggal 9 Dzulhijjah. Jamaah haji melaksanakan ritual wukuf di Arafah, dan sore harinya mulai menuju Muzdalifah untuk mabit. Saat mabit atau bermalam di Muzdalifah, jamaah haji melakukan shalat Maghrib dan Isya’ dengan cara dijamak lalu beristirahat. Keesokan harinya setelah shalat Subuh, jamaah haji bertolak ke Mina. Di Mina, jamaah haji melaksanakan ritual lempar jumroh. Lalu apa makna melempar jumroh itu sendiri?

Umroh.com merangkum, Mabit di Muzdalifah menjadi kesempatan bagi jamaah haji untuk mencari batu sebelum digunakan untuk melontar jumroh. Batu atau kerikil yang diambil berjumlah 70 atau 49 butir, sesuai rencana menginap di Mina. Jika jamaah berencana menginap selama tiga hari, maka dipersilakan mengambil 70 butir kerikil. Jika berencana menginap selama dua hari, maka kerikil yang diambil berjumlah 49 butir. 

Baca juga: Inilah Beberapa Keutamaan-keutamaan Umroh

Melempar Jumroh di Mina

Lempar jumroh merupakan salah satu rukun dalam ibadah haji. Saat melakukannya, jamaah melempar kerikil ke arah tiga buah tiang yang ada di kota Mina. Ketiga tiang itu adalah Jumroh Aqabah, Jumroh Ula, dan Jumroh Wustha. 

Melontar Jumroh Aqabah dilakukan tepat di tanggal 10 Dzulhijjah. Jamaah melempar Jumrah Aqabah sebanyak tujuh kali, masing-masing lemparan menggunakan satu kerikil. Lempar jumroh kembali dilakukan pada hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Di masing-masing hari, jamaah haji melontar Jumroh Ula, Jumroh Wustha, dan Jumroh Aqabah. Masing-masing tiang atau jumroh dilempar dengan tujuh kali lemparan kerikil. 

Temukan ratusan paket umroh dari >30 travel umroh terpercaya izin Kemenag dan tersedia keberangkatan di >50 kota hanya di marketplace Umroh.com. Transaksi Aman, Ibadah Nyaman di Umroh.com.

Ritual serupa kembali dilakukan di tanggal 12 dan 13 Dzulhijjah. Tetapi jika ada jamaah haji yang memilih untuk menyelesaikan lempar jumroh di tanggal 12 Dzulhijjah, tidak menjadi masalah.

Allah berfirman, “Barangsiapa yang ingin segera menyelesaikan lempar jumrahnya dalam dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menyempurnakannya dalam tiga hari, maka tidak ada dosa pula baginya” (QS. Al-Baqarah: 203). 

Hadis Tentang Asal Mula Lempar Jumroh 

Tim Umroh.com memaparkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda tentang asal mula lempar jumroh, yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Dalam sabdanya, beliau berkisah bahwa ketika Nabi Ibrahim tengah melakukan ibadah haji, Iblis menampakkan diri kepada beliau di lokasi jumrah Aqabah. Nabi Ibrahim kemudian melempari setan itu dengan tujuh kerikil hingga iblis itu masuk ke dalam tanah.

webinar umroh.com

Iblis itu lalu kembali menampakkan diri di lokasi yang kini menjadi jumroh kedua. Nabi Ibrahim kembali melemparinya tujuh kali dengan tujuh kali, lalu iblis itu pun masuk ke dalam tanah.

Belum menyerah, Iblis kembali menampakkan diri di lokasi jumrah ketiga. Ibrahim pun kembali melawan dengan melempari Iblis itu dengan tujuh kerikil, hingga Iblis itu masuk ke dalam tanah. 

Setelah menuturkan kisah tersebut, Ibnu Abbas menjelaskan, “Kalian merajam setan, bersamaan dengan itu (lempar jumrah) kalian mengikuti agama ayah kalian, Ibrahim”. 

Makna Melempar Jumroh 

Maksud Ibnu Abbas ‘Merajam setan’ saat lempar jumroh itu bukan berarti kita benar-benar sedang melempari setan yang sedang berada atau terikat di jumrah. Bukan berarti pula setan akan merasa tersiksa dengan lemparan batu dari para jamaah haji. 

Makna lempar jumroh yang dimaksud Ibnu Abbas adalah membuat setan ‘sakit’ dengan senantiasa mengingat Allah dan taat kepadaNya. Saat melempar jumroh, jamaah haji dianjurkan melempar sambil melafalkan dzikir dengan bertakbir.  

Lafal takbir (Allahu Akbar) itu membuat kita mengingat Allah. Melaksanakan ritual lempar jumrah juga merupakan perintah Allah. Melakukan keduanya merupakan bentuk ketaatan yang akan membuat setan kesal dan menjauh dari manusia.

Sejatinya, semua ritual yang dilakukan saat ibadah haji, termasuk lempar jumroh, adalah untuk mengingat Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya, diadakannya thawaf di Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwa dan melempar jumrah, adalah untuk mengingat Allah.” (HR. Abu Daud). 

Jadilah tamu Allah dengan temukan paketnya di umroh.com!

Kaitan Melempar Jumroh dengan Mengingat Allah 

Apakah Anda bertanya-tanya, tentang mengapa Allah memerintah kita melempar jumroh sebagai bagian dari ritual untuk mengingatNya? Untuk menjawab pertanyaan ini, para ulama berpendapat bahwa memang hubungan antara melempar jumroh dan mengingat Allah tidak bisa dikaitkan secara nalar. Tetapi kita harus yakin bahwa Allah tidak akan memerintah sesuatu tanpa ada manfaat di baliknya.

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!

Sebagaimana ibadah lain yang belum bisa dinalar, hikmah melempar jumroh juga tidak boleh kita abaikan. Kesediaan kita melakukan ibadah lempar jumroh, akan menjadi bukti yang mencerminkan ketaatan kita kepada Allah. Dengan demikian, kita bisa secara utuh dan jujur beribadah hanya karenaNya, serta meyakini bahwa selalu ada kebaikan di balik perintah-perintah Allah.