1
Travel Wisata Halal

Wajib Dikunjungi, Ini 14 Masjid Bersejarah di Indonesia

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Selain menjabat sebagai ibu kota Negara, Jakarta juga menjadi saksi dari Keberadaan masjid tua yang menjadi bukti bahwa Islam berkembang sangat pesat dan kuat di Jakarta. Selain sebagai tempat beribadah, masjid – masjid bersejarah ini juga dijadikan sebagai  tempat dakwah, pendidikan, dan aktivitas masyarakat lainnya.

Baca juga: Pemandangan Terindah Masjid Apung di Jeddah

Bagi Anda yang sedang berkunjung ke Jakarta atau Anda adalah bagian dari warga Jakarta. Tak ada salahnya Anda menyinggahi beberapa masjid bersejarah ini untuk sekedar mengetahui sejarah dari masjid, maupun melaksanakan ibadah sholat. Berikut ini telah dirangkum oleh umroh.com, beberapa masjid di Jakarta yang wajib dikunjungi.

Baca juga: Saat Berwisata, Anda Bisa Cek Jadwal untuk Sholat di Sini

14 Masjid Bersejarah di Indonesia

1. Masjid Jami An-Nawier Pekojan

Keberadaan masjid Jami an-Nawier atau yang biasa disebut Masjid Jami Pekojan sejatinya tidak dapat di lepaskan dari kiprah pendirinya yaitu Komandan Dahlan. Beliau adalah seorang tokoh ulama yang sangat disegani pada masanya. Saat beliau wafat, Ia dimakamkan di sebelah utara masjid dan dikelilingi oleh batu-batu besar pahatan abad ke-18. Masjid Jami Pekojan ini merupakan salah satu masjid tua dan sangat besar pengaruhnya dalam penyebaran agama Islam di Jakarta pada masanya. Setiap Jumat masjid ini menampung tidak kurang dari 2.000 jamaah shalat di masjid ini.

masjid bersejarah di indonesia
source: freepik.com

2. Masjid Al-Anwar Muara Angke

Dahulu masjid ini bernama Masjid Angke. Dengan Memperlihatkan perpaduan arsitektur gaya Belanda, Banten kuno, dan Cina. Masjid ini konon dulunya adalah lokasi pertemuan- pertemuan rahasia melawan Belanda.

Berlokasi di wilayah Jakarta Barat. Keberadaan masjid ini akan selalu dikaitkan dengan tokoh-tokoh pejuang dan pendiri Jakarta seperti Pangeran Fatahillah dan Tubagus Angke. Masjid ini tergolong masjid yang kecil, karena hanya berluaskan tanah seluas 400 meter persegi, berukuran 15×15 meter. 

source: freepik.com

3. Masjid Istiqlal

Menjadi salah satu ikon Jakarta. Tak hanya digunakan sebagai tempat beribadah dan berkumpulnya umat muslim dalam berbagai acara keagamaan. Ternyata berdirinya istiqlal pun mempunyai nilai dan historis sejarah yang besar. Ide pembangunan masjid ini tercetus dari para tokoh islam dan berbagai elemen masyarakat lainnya dengan tujuan utama mendirikan masjid sebagai simbol kemerdekaan Indonesia. Masjid ini dibangun kurang lebih 17 tahun lamanya dan diresmikan pada masa kepemimpinan presiden Soeharto. Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno pun cukup aktif dalam pembangunan Masjid Istiqlal. Masjid yang didesain oleh Frederich Silaban yang merupakan seorang nasrani ini dibuat dengan bergaya arsitektur internasional, mampu menampung hingga 200.000 jamaah.

webinar umroh.com
masjid bersejarah di indonesia
source: freepik.com

4. Masjid Agung Sunda Kelapa

Masjid yang berlokasi di Jalan Taman Sunda Kelapa ini berdiri sejak tahun 1970-an, dibawah tangan arsitek saudara Abbas yang menerapkan gaya arsitektur dan interior yang berbeda. Tak seperti masjid pada umumnya, Masjid Agung Sunda Kelapa tak memiliki kubah, beduk, bintang-bulan, dan sederet simbol yang biasa terdapat dalam sebuah masjid. Bangunan ini juga memiliki menara unik berbentuk mirip perahu yang merupakan simbol Pelabuhan Sunda Kelapa, tempat saudagar muslim berdagang dan menyebarkan syariat Islam pada masa lalu.

source: freepik.com

5. Masjid Al-Makmur Cikini

Beralamat di Cikini. Masjid Al-Makmur dibangun pada 1860 dan menjadi salah satu masjid tertua di Jakarta. Sempat mengalami sengketa tanah dengan pemerintah kolonial Belanda, masjid Al-Makmur Cikini akhirnya diresmikan berdiri oleh Agus Salim pada 1932. Bangunan yang ada saat ini masih menyerupai bentuk aslinya saat diresmikan oleh Agus Salim dan ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya Jakarta.

5 masjid bersejarah di jakarta
source: freepik.com

6. Masjid Raya Baiturrahman

Masjid yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612. Pada zaman penjajahan Belanda, masjid ini sempat dihancurkan di tahun 1873. Namun Belanda memutuskan untuk membangun kembali masjid ini di tahun 1877, sebagai permintaan maaf atas dirusaknya bangunan masjid yang lama. Pada tahun 1883 masjid ini resmi berdiri tegak kembali dan tetap berdiri hingga sekarang. Pada saat bencana Tsunami di akhir tahun 2004, Masjid Raya Baiturrahman tidak mengalami kerusakan sedikitpun bahkan dijadikan tempat mengungsi para korban Tsunami yang selamat dari bencana besar tersebut.

7. Masjid Raya Medan

Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Al-Mashun ini dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909 oleh Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam. Masjid ini memang sengaja dibangun semegah mungkin dari istana Sultan, Istana Maimun. Arsitek Belanda yang merancang masjid ini, ialah JA Tingdeman yang merancang bangunan ini dengan corak bangunan Maroko, Eropa, Melayu, dan Timur Tengah.

source: flickr.com

8. Masjid Saka Tunggal (Banyumas)

Masjid Saka Tunggal adalah satu-satunya masjid di Pulau Jawa yang dibangun 2 abad sebelum era Wali Songo. Masjid ini sudah didirikan tahun 1288 M, merupakan masjid tertua di Indonesia karena masjid ini dibangun pada saat masa Kerajaan Singasari. Hal ini sebagaimana yang tertulis di prasasti yang terpahat di masjid tersebut.

Sejarah pembangunan Masjid Saka Tunggal terkait dengan tokoh penyebar Islam di Cikakak, yaitu Mbah Mustolih. Beliau hidup pada masa Kesultanan Mataram Kuno, sehingga tidak heran jika unsur Kejawen masih cukup melekat. Mbah Mustholih memang menjadikan Cikakak sebagai “markas” yang ditandai dengan pembangunan masjid bertiang tunggal ini.

9. Masjid Agung Banten

Masjid dengan atap bangunan yang menyerupai pagoda ini dibangun oleh arsitek Cina bernama Tjek Ban Tjut pada masa pemerintahan sultan pertama dari Kesultanan Banten, Sultan Maulana Hasanuddin, putra dari Sunan Gunung Jati di tahun 1560. Di sisi utara dan selatan masjid ini terdapat makam kuno para sultan Banten dan keluarganya. Sementara, menara masjid yang tingginya 24 meter, terdapat di sisi timur dan menjadi atraksi bagi para wisatawan karena keunikan bentuk bangunannya. Menara itu dibangun oleh arsitek Belanda, Hendrik Lucasz Cardeel. Cardeel juga membangun bangunan khusus di sisi selatan masjid yang dulu digunakan sebagai tempat bermusyawarah dan berdiskusi.

source: flickr.com

10. Masjid Agung Cirebon

Masjid agung Cirebon atau lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Kasepuhan dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini diprakariai pembangunannya oleh Sunan Gunung Jati dan diarsiteki oleh Sunan Kalijaga. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1480, di masa penyebaran agama Islam oleh Wali Songo. Berlokasi di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, masjid ini mempunyai keunikan berupa sembilan pintu untuk masuk ke ruangan utama, yang melambangkan Wali Songo. Di bulan Ramadhan, sumur air Banyu Cis Sang Cipta Rasa selalu ramai dikunjungi oleh peziarah yang meyakini air dari sumur itu mampu mengobati berbagai penyakit. Masjid Agung Cirebon juga dikenal dengan nama Masjid Sunan Gunung Jati.

11. Masjid Menara Kudus

Sunan Kudus mendirikan masjid di kota Kudus pada tahun 1549 dengan menggunakan batu pertama dari Baitul Maqdis, dari Palestina. Bentuk menara yang mirip dengan bentuk candi menunjukkan percampuran pengaruh agama Hindu dan Budha, seperti cara Sunan Kudus menyampaikan ajaran agama Islam agar lebih mudah dimengerti oleh penganut agama Hindu dan Budha pada masa itu. Menara masjid ini dibangun tanpa menggunakan semen sebagai perekatnya dan dihiasi oleh 32 piring biru yang berhiaskan lukisan.

12. Masjid Agung Demak

Raden Patah, raja pertama dari Kesultanan Demak, beserta para Wali Songo mendirikan masjid ini di tahun 1466. Masjid Agung Demak diselesaikan pembangunannya pada tahun 1479. Bangunan induk masjid ini ditopang oleh empat tiang utama yang bernama saka guru. Uniknya, salah satu dari tiang utama tersebut terbuat dari serpihan kayu, dan dinamakan saka latal. Di samping masjid ini terdapat Museum Masjid Agung Demak yang menampilkan berbagai koleksi unik masjid, seperti beduk dan kentongan yang dibuat oleh Wali Songo, kitab tafsir Al-Qur’an Jus 15-30 tulisan tangan Sunan Bonang, sepotong kayu dari saka latal yang diambil oleh Sunan Kalijaga, dan lain-lain.

13. Masjid Sunan Ampel

Di tahun 1421, Sunan Ampel bersama dua sahabatnya, yang dikenal dengan Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, mendirikan Masjid Ampel. Bangunan seluas kurang lebih 2 km persegi itu memiliki keunikan berupa 16 tiang kayu setinggi 17 meter dengan diameter 60 cm. Tiang-tiang dari kayu jati itu tidak terbuat dari sambungan kayu dan sampai sekarang tidak diketahui bagaimana cara mendirikan tiang tersebut. Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel, lokasi Masjid Sunan Ampel, tiap harinya dipenuhi oleh wisatawan yang berziarah ke makam Sunan Ampel di sekitar halaman masjid. Di kompleks pemakaman masjid itu juga terdapat makam salah satu pahlawan nasional, KH Mas Mansyur.

14. Masjid Kotagede

Belum lengkap rasanya apabila ke jogja tidak sempatkan diri untuk singgah di  masjid Kotagede. Masjid Kotagede adalah masjid tertua di Yogyakarta, yang didirikan oleh Sultan Agung, pemimpin kerajaan Mataram, pada tahun 1640. Arsitekturnya masih kental dengan khas bangunan Hindu-Budha, karena pada masa itu para pekerja yang mengerjakan pembangunan masjid ini kebanyakan masih beragama Hindu dan Budha. Kemudian ketika dakwah Islam sudah memasuki Yogyakarta maka mulai berdatangan lah warga ke masjid ini dikarenakan banyak warga yang sudah memeluk Islam. Awalnya, Masjid Kotagede hanya seluas 100 meter persegi, namun Paku Buwono X memperluas bangunan masjid ini hinga mencapai 1.000 meter persegi. Keunikan masjid ini adalah shalat terawih yang selalu diadakan pukul 00.00 tepat di setiap bulan Ramadhan.

Sekian informasi yan dapat disampaikan mengenai masjid bersejarah di Indonesia. Bagi Anda yang sedang berada di kota masjid yang disebutkan di atas, ada baiknya Anda melipir singgah untuk melaksanakan ibadah sholat terlebih dahulu dan menanyakan ke beberapa kuncen atau warga sekitar mengenai sejarah ke 14 masjid tersebut.