Umroh.com – Dalam kalendar Hijriyah terdapat bulan-bulan yang dikategorikan sebagai Bulan Haram yang istimewa. Saat itu kita dianjurkan memperbanyak amal sholeh, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Amalan Bulan Haram telah dirangkum umroh.com pada artikel kali ini.
Penjelasan Bulan Haram dalam Al Quran
Al Quran menjelaskan bahwa di antara 12 bulan, ada empat bulan haram yang mulia. Selama bulan haram, kita dilarang melakukan tindakan aniaya atau maksiat.
Baca juga: 13 Balasan Orang Sombong dalam Islam
Allah berfirman, “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah, ketika Ia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya ada empat bulan Haram (yang mulia). Itulah ketetapan agama Allah yang lurus. Karenanya jangan kalian berbuat aniaya dalam bulan-bulan haram itu terhadap diri kalian sendiri. Dan perangilah kaum Musyrikin semuanya sebagaimana mereka memerangi kalian semuanya. Ketahuilah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa” (QS.At Taubah: 36).
Menurut para ulama, maksud dari perintah “janganlah kalian berbuat aniaya dalam bulan haram itu” adalah umat muslim dilarang berbuat dosa. Perbuatan maksiat yang dilakukan di bulan haram dosanya bernilai lebih besar. Sebagaimana amal sholeh yang dilakukan di bulan haram juga akan mendatangkan pahala lebih besar.
Ada dua makna bulan haram yang dijelaskan para ulama. Pertama, selama bulan haram berlangsung diharamkan pembunuhan. Hal ini telah diyakini orang-orang di zaman Jahiliyah. Kedua, larangan untuk berbuat maksiat ditekankan di bulan haram demi menghargai kemuliaan bulan-bulan tersebut.
Bulan Haram dalam Islam
Lalu, bulan apa saja yang termasuk Bulan Haram? Rasulullah menjelaskan bahwa bulan haram adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, “Hitungan satu tahun itu dua belas bulan, di antaranya terdapat empat bulan yang Haram (mulia): tiga bulan berturut-turut, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, dan bulan Rajabnya Kabilah Mudhar yang jatuh di antara bulan Jumada dan Sya’ban.”
Amalan Bulan Haram
Umroh.com merangkum, cara mengagungkan bulan haram dilakukan dengan memperbanyak amal sholeh, dan lebih keras menghindari maksiat dibanding bulan lainnya. Selama Bulan Haram, segala perbuatan zalim, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, akan dihitung sebagai dosa yang lebih besar. Contohnya: meninggalkan sholat dan berdagang dengan riba. Karena itu, lebih baik kita berusaha mendekatkan diri kepada Allah melalui berbagai amal sholeh berikut ini:
1. Haji atau Umroh
Bulan-bulan haram disebut juga dengan bulan-bulan haji. Dalam bulan tersebut, dianjurkan untuk umroh (haji kecil) atau haji (di bulan Dzulhijjah) bila mampu.
Para ulama menyebutkan bahwa Rasulullah melaksanakan umroh sebanyak empat kali di bulan-bulan haji. Ibnul Qayyim juga mengungkapkan, jika menunaikan umroh di bulan-bulan haji, maka pahalanya setara dengan menunaikan haji. Karena itu, bulan haram adalah waktu yang utama untuk beribadah di Tanah Suci (Umroh / Haji).
2. Berpuasa
Puasa adalah salah satu amalan di bulan haram yang bisa kita kerjakan. Ada waktu yang dianjurkan untuk berpuasa. Misalnya puasa di bulan Muharram, atau puasa di awal bulan Dzulhijjah.
Diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
Rasulullah juga bersabda, “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR.Muslim).
Jadilah tamu Allah di Tanah Suci dengan temukan paketnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
3. Menghidupkan Hari dengan Amal Sholeh
Di bulan haram, dianjurkan untuk memperbanyak amal sholeh untuk memuliakannya. Amal sholeh yang bisa kita kerjakan misalnya memperbanyak shalat sunnah, bersedekah, berdzikir, dan membaca Al Quran. Amalan ini akan menghidupkan hari, dan kita juga akan mendapat pahala berlimpah.
Selain itu, ada anjuran Rasulullah untuk menghidupkan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Bahkan amalan di awal bulan Dzulhijjah itu lebih baik dari jihad di jalan Allah.
Rasulullah bersabda, “Tidak satu pun hari yang amal sholeh pada hari-hari itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini (10 hari pertama di Bulan Dzuljijjah)”. Para sahabat lalu bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah wahai Rasulullah?”.
Beliau menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang berangkat jihad dengan membawa diri dan hartanya, dan ia tidak kembali dengan membawa apapun (mati syahid).” (HR.Bukhari).
4. Berkurban
Di bulan Dzulhijjah, kita dianjurkan berkurban. Kurban dilaksanakan pada hari raya Idul Adha (tanggal 10 Dzulhijjah), dan di hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah). Hari tasyrik adalah ‘Hari makan dan minum’. Sehingga umat muslim dilarang untuk berpuasa di hari itu.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Amalan berkurban sangat dianjurkan bagi umat muslim yang mampu. Rasulullah bersabda, “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban, maka janganlah mendekati masjid kami.” (HR.Ahmad & Ibnu Majah).