Salah satu lokasi bersejarah yang bisa dikunjungi jamaah haji dan umroh adalah Jabal Nur dan Gua Hira. Jabal nur adalah gunung yang terletak sekitar 7 kilometer dari Masjidil Haram.
Tempat Favorit Rasulullah untuk Menyendiri
Secara bahasa, Jabal Nur berarti Gunung yang bercahaya. Gunung ini adalah tempat bersejarah bagi umat Islam. Di Jabal Nur, Rasulullah Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu dari Allah. Saat itu, Rasulullah tengah menyendiri di gunung ini, hingga kemudian Malaikat Jibril menemuinya untuk menyampaikan wahyu.
Rasulullah sendiri sudah biasa mengunjungi gunung ini untuk menikmati waktu sendiri. Beliau dikisahkan senang datang ke Jabal Nur untuk menenangkan diri
Tempat Pertama Turunnya “Cahaya” bagi Orang Beriman
Saat itu, Rasulullah SAW sedang berada dalam gua di Jabal Nur. Gua itu adalah sebuah gua kecil bernama Gua Hira. Panjangnya 3,5 meter, dan lebarnya hanya 1,5 meter. Gua Hira terletak empat meter dari puncak Jabal Nur. Di Jabal Nur sendiri ada beberapa gua. Namun gua yang ditempati Rasulullah saat menerima wahyu adalah Gua Hira.
Karena sejarah penting yang terjadi di gunung ini, tidak heran kemudian di beri nama Jabal Nur. Dari gunung inilah bermula cahaya bagi seluruh umat manusia. Di sinilah awal mula turunnya Al Qur’an yang menjadi penerang bagi orang yang beriman.
Sempat Tak Pernah Sepi
Nilai sejarah di Jabal Nur sempat membuat tempat ini tak pernah sepi dari kedatangan orang. Setiap hari, orang-orang mengunjungi gunung ini untuk melakukan napak tilas perjalanan Rasulullah Muhammad SAW saat pertama kali diangkat sebagai Rasul. Untuk bisa mencapai Gua Hira, jamaah harus mendaki Jabal Nur. Karena itu, dibutuhkan kondisi fisik yang kuat agar kita bisa mencapai Gua Hira. Diperlukan waktu sekitar satu jam untuk mendaki gunung setinggi 642 mdpl ini.
Membutuhkan Stamina untuk Mendakinya
Pastikan kondisi badan sebelum memutuskan mendaki, ya. Jalur menuju Gua memiliki kemiringan 60 derajat. Cukup melelahkan jika kondisi fisikmu sedang tidak baik. Belum lagi ketika Jabal Nur sedang ramai, kita harus mengantre agar bisa sampai ke Gua Hira. Diperlukan kesabaran yang tinggi karena gua tersebut memang sangat kecil. Hanya empat orang yang bisa masuk ke dalam gua. Di dalam gua juga cukup gelap karena cahaya matahari tidak bisa leluasa masuk ke dalam gua ini.
Pemandangan Indah dari Puncak Jabal Nur
Di puncak Jabal Nur, kita bisa melihat pemandangan kota Mekkah yang indah. Dari ketinggian gunung ini, kita juga bisa menyaksikan Masjidil Haram. Banyak juga jamaah yang memutuskan untuk shalat di atas puncaknya untuk merasakan sensasi ketenangan yang tidak biasa. Ketenangan yang didapat akan sangat nikmat jika dipadukan dengan kegiatan dzikir dan bershalawat pada Rasulullah SAW.
Tak Lagi Bebas Dikunjungi
Sayangnya, kini Jabal Nur tidak bisa bebas dikunjungi oleh jamaah haji dan umroh. Sejak 19 April 2018, Kementrian haji dan umroh Arab Saudi telah melarang jamaah haji dan umroh mendatangi tempat-tempat tertentu. Salah satu tempat yang tidak boleh dikunjungi adalah Jabal Nur dan Gua Hira.
Larangan tersebut dikeluarkan untuk mencegah jamaah melakukan ritual yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW. Selain itu, banyak pengunjung yang terjatuh karena memaksa untuk memanjat di sekitar Gua Hira.
Lokasi ini tidak ditutup sama sekali. Hanya saja, jamaah harus mengajukan permohonan ijin kepada pemerintah Arab Saudi jika ingin mengunjunginya. Jika melanggar, agen perjalanan dan pihak Muassasah harus membayar denda sebesar RM 5000 atau sekitar 19 juta rupiah. Semoga suatu saat Jabal Nur dan Gua Hira bisa dibuka lagi, ya.