Jauhnya Turki dari nilai-nilai makin terasa saat dimulainya pelarangan hijab. Pelarangan hijab di Turki dimulai pada tahun 1984. Hijab kala itu dilarang penggunakannya di ruang publik, termasuk sekolah, universitas, pengadilan, kantor pemerintahan dan institusi resmi lainnya.
Pada tahun 2007, di depan pendukungnya, Erdogan juga telah berjanji akan menghapuskan pelarangan hijab jika terpilih sebagai Perdana Menteri dan partainya AKP [Partai Keadilan dan Pembangunan] menang.
Dengan izin Allah, mayoritas rakyat Turki akhirnya memilih Erdogan dan AKP pun memang. Parlemen berhasil dikuasai oleh partai AKP. Pada 2010 pelarangan hijab di universitas dicabut. Hijab juga mulai diperbolehkan digunakan di institusi negara pada tahun 2013 dan sekolah pada tahun 2014.
Sampai detik ini pun, kaum sekulerisme Turki masih tetap berusaha agar selalu dapat menjatuhkan Erdogan, yang sudah jelas tujuannya untuk dapat semakin menjauhkan Umat Islam dari aturan Syariat Islam. Turki sendiri sudah belajar banyak dan sudah mengalami banyak cerita.
Bagaimana ekonomi mereka hancur karena jauh dari Islam, dan diseret pada sekulerisme. Bagaimana dengan jumlah 83% umat Islamnya tapi tak berdaya, sejak dinasti ustmani runtuh, sehingga menyebabkan prostitusi menjadi legal di negeri itu. Darisana, mereka menjadi sangat tau kenapa harus bersatu, punya alasan untuk bangkit dari keterpurukan sejak dijauhkan dari Masjid.
Sekarang mereka telah berusaha untuk kembali dapat menanamkan kembali nilai-nilai Islam. Salah satunya adalah dengan meramaikan Masjid, dan pada saat Adzan Subuh dikumandangkan mereka sambut beramai-ramai. Itu semua terjadi karena mereka sangat tau rasanya penderitaan dijauhkan dari Islam.
Mereka belajar banyak, terutama dari sejarah bagaimana keruntuhan negerinya yang diawali karena kaum muda yang termakan propaganda kebebasan liberalisme dan sekulerisme, diawal 1924.
Ingat gagalnya kudeta Erdogan?
Yah mereka sudah belajar banyak, lebih daripada kita, tentang propaganda islam phobia. Dan itulah jadi alasan kuat kenapa mereka tidak mau gagal lagi.
Mereka tidak mau kehilangan pemimpin yang mereka cintai. Yang mereka rindukan. Yang menjaga cahaya Islam terang kembali.
Allahu Akbar.
Allah menjaga cahaya Islam. Dan Allah akan menentukan jalan-Nya. Memilih siapa saja yang Allah takdirkan menjadi pemimpin yang beriman dan juga bertaqwa serta membendarkan Cahaya-Nya.
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS. At-Taubah [9] : 32)
Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah [2] : 217)