1
Motivasi Muslim Lifestyle News Sejarah Islam

Meneladani Kesederhanaan Rasulullah SAW (Part 2)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Tak dipungkiri jika kesederhanaan Rasulullah juga telah membuat Umar Bin Khattab terenyuh. Padahal Umar sendiri terkenal dengan sosok perkasa dan ditakuti banyak lawan. Bahkan konon, dalam satu riwayat, Nabi menyebutkan kalau setan pun segan dan takut dengan Umar. Kalau Umar sedang lewat di suatu jalan, setan pun menghindar dari jalan yang dilaluinya dan memilih lewat jalan yang lain.

Terlepas dari kebenaran riwayat terakhir ini, yang jelas keperkasaan Umar sudah menjadi buah bibir di kalangan umat Islam. Karena itu, fenomena Umar menangis menjadi peristiwa yang sangat mengherankan.

Mengapa “Singa Padang Pasir” ini hatinya terenyuh sampai menangis? Umar pernah meminta izin menemui Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam . Umar mendapati Rasulullah sedang berbaring di atas tikar yang sangat kasar. Sebagian tubuh beliau berada di atas tanah. Beliau hanya berbantalkan pelepah kurma yang keras.

“Aku ucapkan salam kepadanya dan duduk di dekatnya. Aku tidak sanggup menahan tangisku,” ujar Umar bin Khattab

Rasulullah yang mulia pun sampai bertanya kepada Umar, “Mengapa Engkau menangis, wahai Umar?”

“Bagaimana aku tidak menangis, wahai Rasulullah. Tikar ini telah menimbulkan bekas pada tubuh engkau, padahal Engkau ini Nabi Allah dan kekasih-Nya. Kekayaanmu hanya yang aku lihat sekarang ini. Sedangkan Kisra dan Kaisar duduk di singgasana emas dan berbantalkan sutera”.

Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam berkata, “Mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga; sebuah kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang yang bepergian pada musim panas. Ia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian berangkat dan meninggalkannya,” ujar Rasul Shalallaahu alaihi Wasallam

Baginda Nabi Muhammad Shalalaahu alaihi Wasallam hidup dengan sangat zuhud. Seperti dituturkan oleh Aisyah, betapa Rasulullah hanya mempunyai dua baju, tidur di atas daun pelepah kurma, perutnya selalu lapar, bahkan pernah diganjal dengan batu, dan sangat sedikit tidur.

webinar umroh.com

Rasulullah juga mengerjakan sendiri pekerjaan rumahnya, menambal baju sendiri, dan memerah kambingnya sendiri. Seperti itulah pekerjaan keseharian Rasululah, selalu memenuhi kebutuhan pribadinya secara mandiri, tanpa membebani keluarga atau orang lain. Jika beliau mau tentulah sangat mudah menggantikan pekerjaan itu kepada orang lain, karena beliau adalah kepala rumah tangga sekaligus kepala negeri Arab pada saat itu.

Hanya sesibuk apapun beliau ketika Bilal sudah mengumandangkan adzan, beliau bergegas ke masjid dan menjadi imam. Selama hidupnya belum pernah beliau meninggalkan jamaah di masjid kecuali hari dimana beliau dipanggil menghadap Allah SWT. karena sakit

Bandingkan dengan umat sekarang. Bajunya paling sedikit dua lemari. Dengan berbagai model. Jasnya bertumpuk-tumpuk. Sepatunya berderet-deret semuanya branded. Tidurnya diatas kasur yang import harganya puluhan juta. Bagaimana bisa melaksanakan shalat malam?

Umat sekarang jauh dibandingkan dengan Nabi Muhammad Shalalaahu alaihi Wasallam. Perutnya buncit-buncit. segala jenis makanan dimasukkan ke dalam perutnya. Halal dan haram menjadi satu.

Rumah Rasulullah tampak begitu sederhana, tetapi mengapa kita malah ingin memiliki rumah mewah dan harta yang berlimpah ruah untuk berfoya foya?

Sungguh indah nian perumpamaan Nabi Shallallahu alaihi wasallam akan hubungan beliau dengan dunia ini. Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian sementara, hanyalah tempat berteduh sejenak, untuk kemudian kita meneruskan perjalanan yang sesungguhnya. Semoga ini bisamenjadi cerminan buat kita semua. 

Allahumma Sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad