Spanyol menyimpan sisa-sisa kejayaan Islam di Eropa pada masa lalu. Provinsi Andalusia di Spanyol pernah menjadi pusat kejayaan Islam di Eropa, tepatnya di Cordoba. Cordoba dahulu merupakan pusat dari kekhalifahan Daulah Umayyah II yang saat itu berkuasa di sana.
Sejarah Cordoba
Kota Cordoba terletak di sebelah selatan Spanyol di sungai Al Wadi Al Kabir. Sebelum ditaklukkan oleh Daulah Umayyah II, kota ini didirikan oleh bangsa Cordoba, di bawah pemerintahan Romawi dan Bangsa Goth.
Kemudian Cordoba ditaklukan oleh Musa Ibnu Nushair dan Thariq Bin Ziyad. Lalu, Abdurrahman ad-Dakhil masuk ke Andalusia setelah melarikan diri dari Bani Abbas. Abdurrahman kemudian mendirikan kerajaan di sana. Saat itulah Cordoba kemudian menata diri hingga akhirnya menjadi pusat peradaban pada masa Daulah Umayyah II. Sebelumnya, Daulah Umayyah mengalami keruntuhan di Damaskus oleh orang-orang Abbasiyah.
Mulai Berkembang di Masa Daulah Umayyah II
Sebagai pusat pemerintahan, Cordoba juga menjadi tempat tinggal raja-raja atau khalifah Daulah Umayyah II di Spanyol. Saat baru didirikan, Abdurrahman I (al-Dakhil), menggunakan Cordova sebagai pusat untuk mempersiapkan pasukan melawan pemberontak. Di tempat itu pula kemudian dibangun Masjid Agung, setelah Abdurrahman I berhasil menumpas para pemberontak. Masjid Agung di Cordoba itu kemudian kini menjadi La-Mezquita.
Ketika memerintah, Abdurrahman I berhasil mengubah Cordoba menjadi pusat kebudayaan dan pusat ilmu di Eropa pada masa pertengahan. Saat itu, seni dan sastra berkembang sehingga menarik para cendekia untuk mengunjungi Cordoba. Sementara Eropa memang tengah mengalami masa kegelapan.
Mulai Banyak Gedung Indah
Cordoba semakin berkembang di masa pemerintahan Abdurrahman II. Saat itu, Cordoba semakin maju dengan didirikannya gedung-gedung, banyak masjid, serta ornamen-ornamen lain yang mempercantik kota Cordoba. Cordoba juga menjadi kota yang indah sekaligus berbudaya. Banyak yang menyebut bahwa Cordoba menjadi Baghdad kedua di masa Daulah Umayyah.
Menjadi Pusat Peradaban
Cordoba sebagai pusat Daulah Umayyah II, semakin maju saat pemerintahan Abdurrahman III. Saat itu, Cordoba semakin meneguhkan posisinya sebagai pusat peradaban di Eropa. Daulah Umayyah mengalami masa kejayaan kala itu.
Pendapatan negara yang semakin banyak digunakan untuk membangun berbagai macam infrastruktur di Cordoba. Seperti jalanan, jembatan, rumah sakit, universitas, dan lainnya. Hingga kemudian Cordoba menjadi kota yang megah dengan bangunan-bangunan yang indah.
Semakin banyak tempat untuk belajar di Cordoba, yang membuatnya menjadi pusat ilmu pengetahuan. Ada sekitar puluhan perpustakaan, ratusan madrasah, hingga 200 universitas di Cordoba saat itu. Hampir di setiap kota di Cordoba memiliki universitas.
Banyak Melahirkan Ulama
Cordoba, sebagai pusat ilmu pengetahuan, membuat banyak penuntut ilmu dari berbagai benua dan agama datang ke sana untuk belajar. Pada masa itu, banyak juga profesor yang didatangkan langsung dari Baghdad untuk mengajar di Cordoba. Pemerintahan Daulah Umayyah II yang menanggung biaya untuk para pengajar yang mengajar di Cordoba.
Cordoba kemudian menjadi tempat para cendekia dari Andalusia dan dari Timur berkumpul untuk berdiskusi dan belajar. Semakin banyak orang yang belajar dan menuntut ilmu di Cordoba, membuat kota itu mengalami banyak kemajuan di bidang ilmu. Di sana mulai muncul penemuan-penemuan yang mendukung pengembangan ilmu filsafat, sains, fiqih, sejarah, musik, kesenian, geografi, dan arsitektur.
Cordoba juga kemudian melahirkan filsuf besar, seperti Ibnu Rusyd, ahli tafsir Imam Qurtubi, serta ulama-ulama besar dalam sejarah Islam. Bahkan beberapa pemimpin Eropa, seperti pemimpin kota Lyon dan Barcelona, mencari ahli di Cordoba untuk menyelesaikan masalah dalam negeri.