Menanamkan disiplin pada anak memang butuh trik tertentu. Anak-anak yang masih memiliki jiwa bebas belum memiliki kendali terhadap dirinya sendiri. Ia juga belum paham tentang konsekuensi yang harus dihadapi ketika tidak disiplin.
Walaupun tidak mudah, orang tua harus memastikan agar anak belajar disiplin. Disiplin merupakan kunci seseorang untuk meraih kesuksesan. Mulai dari disiplin melakukan shalat, hingga disiplin dalam mengatur kebutuhan hidup sehari-hari.
Saat mengajarkan disiplin pada anak, pastikan orang tua menerapkan cara mendidik yang positif. Selain agar mudah diterima, mendidik disiplin dengan positif akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi berkarakter baik. Di bawah ini adalah cara mendidik kedisiplinan anak dengan cara yang positif.
Memastikan Anak Merasa Dicintai
Saat mendisiplinkan anak, hindari penyampaian yang menunjukkan bahwa mereka adalah anak-anak yang buruk. Ketika orang tua dengan ringan menunjuk dan menghakimi anak karena kesalahan yang dibuatnya, anak akan merasa dirinya sangat buruk sehingga wajar orang tuanya tidak menunjukkan cinta. Jika berlangsung terus menerus, anak akan merasa bahwa cinta orang tuanya memiliki syarat, dan hanya akan diberikan ketika mereka bersikap baik. Cara tersebut bisa jadi efektif, namun akan berdampak negatif pada perkembangan karakter anak.
Saat mendisiplinkan anak, pastikan anak merasa bahwa mereka selalu dicintai, walaupun mereka telah membuat kesalahan atau mengakibatkan sesuatu yang buruk dengan pilihan mereka. Tekankan pada perilaku mereka yang harus diubah, lalu jelaskan alasannya. Anak akan memahami pentingnya disiplin, namun tetap merasa bahwa orang tua mencintainya.
Ajari Mereka tentang Cara Menentukan Pilihan dan Konsekuensinya
Anak-anak akan menghadapi situasi di mana mereka harus memilih. Misalnya memilih untuk makan sambil berjalan atau sambil duduk tenang. Memilih untuk membereskan mainannya atau membiarkannya berantakan.
Untuk menerapkan disiplin dengan cara yang positif pada anak, bantu mereka untuk memahami cara membuat pilihan yang memberikan hasil baik. Jelaskan konsekuensi dan hasil dari perilaku mereka yang kurang baik.
Hindari memberikan ancaman kepada anak, hanya agar mereka menuruti perintah Anda. Ancaman hanya akan membuat mereka takut, namun mereka tidak akan belajar sesuatu untuk memperbaiki perilakunya.
Mengajarkan Kontrol pada Diri Anak
Karakter yang disiplin akan tumbuh ketika anak berhasil mengontrol dirinya sendiri. Ajarkan disiplin dengan berfokus pada asumsi bahwa anak-anaklah yang memegang kendali atas perilakunya. Hanya mereka yang mampu mengontrol hasil dari perilaku mereka.
Hindari berfokus pada taktik untuk membuat anak menuruti perkataan Anda. Terkadang untuk mengajarkan disiplin pada anak, orangtua cenderung mencari cara bagaimana agar anak ada di bawah kendali dan menuruti semua perintahnya.
Hal yang perlu ditekankan adalah mengajarkan pada anak bahwa seluruh hasil dari perilakunya ada dalam kendalinya. Misalnya ketika anak masih terbiasa menaruh mainannya sembarangan, ubah perilakunya dengan memberikan pemahaman tentang manfaat jika ia berhasil mengontrol perilakunya. Beri ia pandangan, bahwa mainan tersebut bisa saja hilang dan rusak jika ditaruh sembarangan, atau masih awet dan bisa digunakan untuk bermain jika ia mau menaruhnya di tempat yang benar. Pandu ia untuk berpikir dan menentukan perilaku yang tepat.
Utamakan Perilaku yang Baik
Dorong anak untuk lebih sering menunjukkan perilaku yang baik. Caranya adalah dengan mengapresiasi mereka ketika menunjukkan perilaku yang disiplin.
Orang tua disarankan untuk selalu fokus pada perasaan anak dalam setiap tindakannya. Jangan sampai timbul perasaan negatif, seperti marah, benci, kecewa, atau sedih, ketika mengajarkan disiplin pada anak. Perasaan negatif tersebut akan membekas dan memberikan pengaruh negatif pada perkembangan karakter anak.
Pastikan anak selalu memiliki konsep diri yang baik, dengan mengapresiasi perilaku-perilaku baik yang dimilikinya. Jika mereka membuat kesalahan, fokuslah pada cara memecahkan masalah dan memperbaiki perilakunya.
Hanya memarahinya ketika ia berbuat kesalahan (tanpa mengapresiasi perilaku baiknya) bisa membuat anak mengembangkan sikap yang tidak jujur untuk menghindari konsekuensi negatif dari orang tua. Anak juga akan cenderung memberontak dan tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang tua.