1
News

Jangan Khawatir, Inilah Cara Menghapus Dosa Ghibah

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Ghibah merupakan salah satu dosa besar. Namun sebagai manusia biasa, kita pasti pernah berbuat ghibah dan ingin bertaubat. Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang cara menghapus dosa ghibah. Bahwa ghibah merupakan dosa yang berkaitan dengan hak Allah. Sehingga pelakunya dituntut untuk bertaubat dan istighfar.

Juga menyesal serta bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Juga berkaitan dengan hak anak Adam. Sehingga untuk menggugurkan dosa ini, ada syarat selanjutnya yang harus dipenuhi, agar taubatnya diterima dan menjadi sempurna. Di dalam islam, gibah merupakan salah satu dosa yang tak terampuni sehingga perlu banyak cara untuk benar-benar mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Baca juga : Ini Hukum Mendengarkan Ghibah, Jangan Diabaikan

Begini Menghapus Dosa Gibah

1. Mendoakan dan Memohonkan Ampun

Pendapat pertama adalah dengan memohonkan ampunan kepada orang yang dighibah. Para ulama yang memegang pendapat ini di antaranya adalah Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, dan Ibnu Muflih.

Para ulama tersebut berlandaskan pada sebuah hadis dimana Rasulullah bersabda, “Tebusan ghibah adalah engkau memintakan ampun untuk orang yang engkau ghibahi.”

Jadi kita tidak perlu memberitahukan (kepada orang yang kita ghibah) bahwa kita telah membicarakan keburukannya. Memohonkan ampun bisa menjadi tebusan, yang akan menutup kedholiman kita kepada orang yang kita ghibah.

Para ulama juga berpendapat bahwa memberitahukan orang lain bahwa kita telah menggibah mereka akan menimbulkan dampak negatif. Ini dapat membuat orang tersebut sakit hati atau marah. Daripada menimbulkan permusuhan dan menghilangkan rasa kasih sayang di antara manusia, lebih baik cukup mendoakan dan tidak memberitahukan perbuatan ghibah yang kita lakukan.

Dampak negatif tersebut dianggap bertentangan dengan Islam yang memerintah umatnya untuk saling menjaga silaturahim, memelihara rasa kasih sayang persahabatan, serta tidak berbuat kerusakan di muka bumi.

webinar umroh.com

Mau dapat Tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya sekarang juga!

2. Meminta Maaf kepada Orang yang Dighibah

Pendapat lainnya menyatakan harus meminta maaf secara langsung kepada orang yang telah kita ghibah. Meminta maaf kepada orang yang kita bicarakan keburukannya menjadi syarat agar taubat kita diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ghibah adalah perbuatan buruk yang telah melanggar hak Allah, dan juga telah melanggar hak sesama manusia. Karenanya selain memohon ampun pada Allah, mendapatkan permintaan maaf dari orang yang telah kita rugikan adalah hal yang harus dilakukan.

Dalam hal ini, orang yang menerima permintaan maaf juga harus berlapang dada dan memaafkan. Saudaranya itu sudah memberanikan diri untuk meminta maaf, maka sudah seharusnya kita memaafkannya. Memberikan maaf kepada orang lain juga akan mendatangkan ridho dan cinta Allah.

Pendapat tentang cara menghapus dosa ghibah ini dikemukakan oleh Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Al Ghazali, Imam Qurtubi, dan Imam Nawawi. Para ulama tersebut mendasarkan pendapat mereka kepada hadis Rasulullah berikut ini:

“Siapa yang pernah menzalimi saudaranya berupa menodai kehormatan atau mengambil sesuatu yang menjadi miliknya, hendaknya ia meminta kehalalannya dari kezaliman tersebut hari ini. Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu, bila ia mempunyai amal shalih maka akan diambil seukiran kezaliman yang ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan, maka keburukan saudaranya akan diambil kemudian dibebankan kepadanya.” (HR.Bukhari).

Jika kerugian yang kita timbulkan adalah berupa harta benda, maka kita harus menggantinya sebagai salah satu bentuk taubat. Namun, jika kita melukai saudara sesama Muslim dengan ghibah, maka kita harus menebusnya dengan meminta maaf kepada mereka.

3. Pendapat yang Bisa Kita Anut

Dari kedua pendapat ulama tersebut, ada pendapat ketiga yang memungkinkan kita mengambil cara pertengahan. Untuk menghapus dosa ghibah, jika orang yang kita ghibah adalah orang yang pemaaf, maka seharusnya kita memberitahukan tentang perbuatan buruk yang telah kita lakukan.

Namun, apabila orang yang kita ghibah adalah orang yang dikenal mudah marah dan tersinggung, atau sulit untuk memaafkan, maka sebaiknya kita tidak memberitahu kepada mereka tentang perbuatan buruk kita. Hal yang perlu kita lakukan kemudian adalah mendoakan dan memohonkan ampun untuknya. Langkah ini kita lakukan untuk menghindari kerusakan yang lebih besar. Misalnya rasa dendam atau rasa marah yang kemudian akan timbul.

Dapatkan Paket Umroh dan Haji Menarik di Umroh.com. Kunjungi websitenya segera!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"] 

Agar Terhindar dari Dosa Ghibah

Walaupun para ulama menjelaskan tentang cara bertaubat dari dosa ghibah, ada baiknya kita menjaga diri agar tidak terjerumus dalam dosa tersebut. Di bawah ini adalah cara agar kita terhindar dari dosa ghibah.

1. Memilih Lingkungan yang Baik

Umroh.com merangkum, perilaku ghibah biasanya bermula dari keseruan ketika sedang berbincang dengan orang-orang yang ada di sekeliling kita. Dosa ghibah akan mudah dilakukan jika orang-orang yang ada di sekeliling kita adalah orang-orang yang juga gemar membicarakan keburukan orang lain.

Untuk menghindari dosa ghibah, jauhi pergaulan yang membuat kita terlibat dalam perilaku ghibah. Misalnya dengan menjauh dari orang-orang yang mulai membicarakan keburukan orang lain atau menjauhi lingkungan tersebut.

2. Memperbanyak Istighfar untuk Melembutkan Hati

Kebiasaan ghibah biasanya disebabkan karena ketidakmampuan hati untuk menghindar dari godaan setan. Biasanya, hal itu disebabkan karena hati kita sudah tertutup oleh banyak dosa, sehingga kita tidak mampu menangkap Hidayah dari Allah.

Agar kita terhindar dari dosa ghibah, sebaiknya biasakan untuk memperbanyak istighfar guna menghapus dosa-dosa yang telah menutupi hati kita. Dengan demikian, hati menjadi lebih lembut dan mampu menangkap petunjuk yang telah Allah berikan untuk menghindar dari perbuatan maksiat.

3. Melatih Diri untuk Melihat Hal Positif

Ghibah juga disebabkan karena ketidakmampuan diri untuk melihat hal positif dari orang lain. Setiap orang tentunya memiliki sisi positif dan sisi negatif.

Agar kita terhindar dari perilaku ghibah, ada baiknya kita melatih diri untuk melihat sisi positif dari setiap hal yang ada di sekeliling kita. Dengan demikian, ketika ada seseorang yang mengajak kita untuk ghibah, kita bisa menjelaskan sisi baik dari orang yang sedang mereka ghibah tersebut.

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!

4. Tidak Terbiasa Membicarakan Orang Lain

Satu hal yang membuat kita mudah membicarakan orang lain adalah karena kita juga gemar menjadikan orang lain sebagai topik pembicaraan. Cara untuk menghindarinya adalah dengan mencari bahan obrolan lain ketika sedang berkumpul dengan teman-teman. Misalnya dengan memilih topik lain, seperti isu lingkungan, hobi, dan kegemaran keluarga.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.