Dibandingkan dengan Dubai dan Abu Dhabi, Al Ain memiliki suasana yang lebih tenang dan lebih menyegarkan. Banyak orang menjadikan Al Ain sebagai destinasi wisata ketika akhir pekan tiba. Apalagi saat cuaca sedang bagus dan cocok digunakan untuk menikmati kegiatan di luar ruangan, seperti antara bulan Oktober hingga April.
Dekat dari Dubai
Bisa ditempuh dalam waktu 90 menit jalan darat dari Dubai, banyak orang mengatakan Al Ain mirip dengan Dubai di masa lalu. Kontras dengan Dubai saat ini yang dipenuhi gedung pencakar langit, Al Ain memiliki jalanan yang masih hijau dengan pepohonan kurma, serta lebih sepi.
Di Al Ain, kita tidak akan menemukan mobil yang berjalan terburu-buru, atau kemacetan yang padat. Di Al Ain banyak rumah, villa dan bangunan sederhana yang biasa digunakan wisatawan untuk mencari kesunyian dan ketenangan.
Sangat Diperhatikan Sheikh Zayed
Al Ain memiliki makna tersendiri bagi warga Uni Emirat Arab. Kota ini merupakan tempat lahir dari Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan. Ia adalah pendiri Uni Emirat Arab. Karenanya, tidak heran ia memiliki ikatan yang mendalam dengan kota ini, serta sangat memperhatikan Al Ain. Sheikh Zayed juga menginisiasi program untuk menjaga kebudayaan, warisan, serta pemandangan hijau yang ada di Al Ain.
Oasis Al Ain, Situs Warisan Dunia yang Asri
Kota Al Ain merupakan lokasi dari Oasis Al Ain. Oasis Al Ain merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO pertama yang ada di Uni Emirat Arab, lho.
Oasis Al Ain adalah sebuah lahan yang memiliki banyak pohon kurma. Jika Dubai memiliki hamparan pencakar langit, Al Ain memiliki hamparan pepohonan kurma. Al Ain jadi identik dengan alamnya yang hijau, dengan barisan pepohonan kurma.
Lahan ini merupakan Oasis di tengah wilayah Uni Emirat Arab yang kebanyakan adalah gurun. Oasis Al Ain juga berdekatan dengan pegunungan Jebel Hafeet dan Hili Archaeological Park.
Oasis Al Ain dikenal memiliki suasana yang sejuk, karena merupakan lahan hijau perkebunan kurma. Di lahan seluas 1.200 hektar ini, tumbuh sekitar 147.000 pohon kurma yang dikelola dalam sebuah perkebunan.
Diairi dengan Sistem Pengairan Kuno
Untuk mengairi lahan ini, digunakan sistem pengairan kuno yaitu sistem irigasi Falaj. Saluran pengairan tradisional ini masih digunakan di seluruh Oasis hingga saat ini. Sistem pengairan Falaj ini ditemukan sekitar tahun 1000 Masehi, dan merupakan sistem pengairan yang unik pada masanya. Sistem pengairan ini juga digunakan di Oman, tepatnya di desa-desa di sekitar Jabal Akhdar.
Beragam Peninggalan Sejarah Ada di Al Ain
Jika ingin mendapatkan informasi lebih jauh tentang Oasis Al Ain, kita bisa menuju ke pusat informasi yang ada di sana. Petugas di pusat informasi akan menjelaskan hal-hal penting dan beberapa spot menarik yang ada di Al Ain.
Kita juga bisa mempelajari sejarah wilayah Al Ain dengan mengunjungi Hili Archaeological Gardens. Di sana ada berbagai macam monumen dan peninggalan dari kebudayaan Umm an-Nar, yang sudah ada sekitar tahun 2500 Sebelum Masehi. Ada juga benteng yang sudah ada sejak Zaman Tembaga.
Walaupun tidak segemerlap Dubai, menjelajah Al Ain dijamin tidak akan bosan.