1
Muslim Lifestyle News

Menyikapi Kebenaran Hadits Suami Menanggung Dosa Istri

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Baru-baru ini, ada suatu ucapan yang disinyalir berbunyi berikut:

“Aku terima nikahnya si fulanah binti Fulan dengan Mas Kawinnya bla bla…” Singkat, padat dan jelas. Tapi tahukan makna “Perjanjian/Ikrar” tersebut ?
.
“Maka aku tanggung dosa-dosanya si dia dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yang telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dengan si dia, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku.” Jika aku gagal, maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku.” (HR. Muslim)
.

Apakah hadits tersebut memang ada?

Tidak ada satupun hadits Nabi shalallahu’alaihi wassalam yang berbunyi seperti itu. Jangankan hadits, perkataan ulama dalam bentuk syarah saja tidak akan kita temukan.
.
Artikel yang dikatakan ‘hadits’ diatas adalah kerajinan tangan orang yang iseng. Super iseng yang tepatnya disebut orang kurangajar dan kelewat berani. Kalau mau ditambahkan lagi : jahil muraqab (bodoh kuadrat).
.
Iseng (baca ; kurang ajar) karena menjadikan hadits Nabi shalallahu’alaihi wassalam sebagai permainan. Untuk menetapkan suatu hukum padahal tidak benar.
.
Kelewat berani karena tidak takut dengan ancaman Nabi shalallahu’alaihi wassalam : “Siapa yang berdusta atas namaku, maka ambilah tempatnya di neraka.” (HR. Bukhari)
.
Juga jahil muraqab karena menisbahkan perkataan ngawur kepada kitab shahih imam muslim. Seandainya dia menisbahkan perkataan diatas kepada hadits Nabi tanpa menyebutkan nama kitabnya saja sudah ketahuan ‘belangnya’, lah ini dinisbahkan kepada kitab shahih ? Jangankan ustadz atau ulama, santri yang baru ngaji saja sudah tahu ngaconya.

Justru yang ada malah sebaliknya, seorang wanita yang dilarang bersikap kufur terhadap suaminya. Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya adalah ciri ciri wanita yang tidak baik menurut pandangan Islam.
.
. “….Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya.
Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata:
‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ”
(HR. Bukhari, no. 1053, dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)
.
Kekufuran model ini terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari.

Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam:

. “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri suaminya sedang ia selalu membutuhkannya.”
(HR. Nasa’i di dalam Al Kubra (9086) dan Al Bazzar dalam musnadnya (2349) dari Abdullah bin ‘Amr).

Di shahihkan oleh syekh Al Bani (no. 289).nabi hanya memiliki satu atau dua orang pengikut saja. Bahkan ada nabi yang tidak memiliki pengikut sama sekali.” (HR. Bukhari no. 5752 dan Muslim no. 220)
.