Kalo memang mau serius, ngasih sosok yang bisa dijadikan teladan buat anak-anak remaja, bisa dihadirkan sosok-sosok sholeh dan luar biasa yang bisa menjadi inspirasi remaja dalam menciptakan masa depannya dan masa depan negerinya, masa depan kaum muslimin pada umumnya. Sosok seperti Muhammad Al Fatih, bisa dijadikan salah satu figure, di mana di saat usianya masih remaja diisi dengan ketaatan, disiplin, rajin, dan sebagainya. Bahkan, ada hal besar yang bisa ditiru dari sosok M Al Fatih ini, yang ini hampir nggak ada dikebanyakan generasi muda. Apa itu? Ya, big dream alias mimpi besar yang terinspirasi dari hadits nabi. Wow!
Kalo ada anak muda, yang impiannya kayak Muhammad Al Fatih, tentu patut diacungin jempol, kalo perlu kalo semua jari tangan dan kaki kita jempol semua, kita kasih deh semuanya buat apresiasi remaja yang model begituan. Muhammad Al-fatih meruapan sosok yang begitu langka. Bagaimana tidak, bayangkan saja seorang anak remaja yang mempunyai impian besar menaklukan kota Konstantinopel, dan memburu prestasi seperti yang dijanjikan Nabi, sebagai “sebaik-baiknya pemimpin/panglima”. Bisyaroh alias berita gembira dari Rasulullah SAW yang berbunyi
“…Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya” (HR Ahmad), inilah yang disambut dengan semangat membara oleh Muhammad sang penakluk (al fatih).
Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan ditaklukan lebih dahulu, Konstantinopel ataukah Roma? Rasulullah SAW menjawab, “Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel).
Konstantinopel dan Roma adalah dua simbol dari dua negara adidaya di masa itu. Konstantinopel mewakili Romawi Timur, sementara Roma sendiri mewakili Romawi Barat. Sementara kaum muslimin sendiri banyak yang di Arab saat itu, yang merupakan cikal bakal adidaya baru yang para pemimpinnya impiannya sudah sangat besar, yakni menaklukan dua kota besar Roma dan Konstantinopel.
Dengan berbekal sebuah sprit bisyarah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW tersebut, yang juga menjadi penyemangat para Khalifah setelahnya untuk dapat melakukan futuhat. Telah tercatat dalam sejarah bahwa Abu Ayyub al-Anshari (44 H) pada Khalifah Muawiyyah bin Abu Sufyan.
Kemudian, selanjutnya secara berurutan ada Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (98 H) pada masa Kekhalifahan Umayyah, lalu Khalifah Harun al-Rasyid (190 H) masa Kekhalifahan Abasiyyah, Khalifah Beyazid I (796 H) masa Kekhalifahan Utsmanityyah, Khalifah Murad II (824 H) masa Kekhalifahan Utsmaniyyah juga tercatat dalam usaha penaklukan konstantinopel, tetapi karena satu dan lain hal, Allah belum mengizinkan kaum muslim memenangkan pertempuran itu.
Akhirnya, Allah mengijinkan Muhamamd II alias Muhammad Al-Fatih, yang menaklukan kota ini. Hal ini karena melalui sebuah perjuangan luar biasa sejak lama. Sejak kecil dia dididik oleh ulama-ulama besar pada zamannya, khususnya Syaikh Aaq Syamsuddin yang nggak hanya menanamkan kemampuan beragama dan ilmu Islam, tetapi juga membentuk mental pembebas pada diri Mumammad al-Fatih.
(bersambung ke part 2)