Peristiwa ini terjadi saat Perang Khandaq. Saat itu, kaum muslimin mendengar kabar tentang datangnya pasukan Kaum Quraisy bersama dengan kabilah-kabilah lain. Sebanyak sekitar 10.000 orang pasukan berangkat ke Madinah untuk melawan Nabi Muhammad SAW.
Kaum Muslimin Menyiapkan Parit
Mendengar kabar tersebut, seorang Sahabat bernama Salman al-Farisi mengusulkan untuk membangun parit mengelillingi kota Madinah sebagai benteng untuk menghalau pasukan musuh. Rasulullah dan para Sahabat pun bahu membahu membangun parit itu.
Membangun parit mengelilingi kota Madinah bukanlah pekerjaan yang ringan. Rasulullah dan para Sahabat bekerja keras, sehingga mereka berhari-hari tidak makan. Tentu saja badan yang lelah bertambah lemah karena menahan lapar.
Saat menggali parit, tiba-tiba Sahabat menemui tanah yang keras sekali, sehingga tidak bisa digali. Para Sahabat pun mendatangi Rasulullah. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, ini ada tanah yang keras sekali, dan tidak dapat dibuat parit”.
Mendengar keluhan para Sahabat, Rasulullah pun bersabda, “Aku yang akan menggalinya”. Kemudian Rasulullah bangkit. Para Sahabat bisa melihat perutnya yang dibalut batu untuk menahan lapar. Sudah tiga hari beliau tidak merasakan makanan sama sekali. Nabi Muhammad pun mengambil cangkul dan mengayunkannya. Tanah yang keras itu kemudian pecah bagaikan debu yang dihamburkan.
Jabir Menyediakan Makanan untuk Rasulullah
Seorang Sahabat, yang bernama Jabir menyaksikan Rasulullah yang bekerja dengan perut yang lapar. Karena tidak tega, ia pun meminta izin kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, ijinkanlah aku pulang ke rumah”. Rasulullah mengijinkannya.
Setiba di rumah, Jabir menemui istrinya dan bertanya, “Apakah engkau punya makanan? Aku melihat Rasulullah sangat lapar”. Istrinya kemudian menjawab, “Ada sedikit gandum dan seekor kambing”.
Jabir dan istrinya kemudian menyembelih kambing itu dan menumbuk gandum. Jabir memotong-motong daging kambing dan memasukkannya ke dalam belanga untuk dimasak. Ketika adonan gandum yang dimasukkannya ke dalam belanga sudah hampir masak, Jabir kemudian menemui Rasulullah lagi. Melihat suaminya pergi, Istri Jabir berkata, “Janganlah engkau membuat malu diriku terhadap Rasulullah SAW dan para pengikutnya”.
Saat Jabir bertemu Rasulullah, ia berbisik, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sedikit makanan. Silakan engkau dan beberapa orang datang ke rumah”.
Rasulullah kemudian bertanya, “Berapa banyak makanan itu?”. Jabir berkata, “Kami telah menyembelih seekor kambing dan memasak segantang gandum”. Mendengar jawaban Jabir, Rasulullah bersabda, “Cukup banyak. Baiklah. Dan katakanlah kepada istrimu, janganlah dia mengangkat belanga dan roti dari tungku hingga aku datang. Dan janganlah engkau memotong-motong adonan roti itu sampai aku datang”.
Rasulullah kemudian mengajak para Sahabat yang lain. “Wahai pasukan Khandaq, Jabir membuat selamatan. Karena itu, marilah kita ke sana”, seru beliau. Sahabat yang menyambut ajakan itu bukan beberapa, tetapi hampir semuanya. Jumlahnya kira-kira seribu orang. Tentu saja Jabir merasa makanan yang dibuatnya tidak akan cukup.
Ia segera berlari ke rumah dan berkata kepada istrinya, “Celaka engkau! Nabi SAW datang bersama para Sahabat Muhajirin dan Anshar”. Istrinya menjawab, “Salahmu, salahmu sendiri”. Jabir menimpali, “Aku melaksanakan apa yang engkau katakan”. Istrinya kemudian bertanya. “Apakah beliau menanyakan kepadamu tentang makanan yang kita siapkan?”. Jabir menjawab, “Ya”.
Rasulullah Tiba di Rumah Jabir
Rasulullah dan Sahabat tiba di rumah Jabir. Rasulullah menyuruh para Sahabat masuk, “Masuklah, dan janganlah kalian berdesak-desakkan”. Kemudian Rasulullah memotong roti, mengambil daging, dan menutup kembali belanga itu agar daging di dalamnya tetap direbus. Kemudian beliau menyajikannya kepada para Sahabat.
Rasulullah kembali lagi untuk memotong roti dan mengambil daging, lalu menghidangkannya, hingga seluruh Sahabat mendapat bagiannya dan merasa kenyang, lalu meninggalkan rumah Jabir. Ajaibnya, Jabir menuturkan bahwa di dalam belanga, masih ada makanan yang tersisa.
Rasulullah kemudian berkata kepada istri Jabir, “Makanlah engkau, dan bagi-bagikanlah karena orang-orang sekarang sedang ditimpa kelaparan”.