1
Serba-serbi Ramadhan

Begini Niat Puasa Sya’ban dan Anjuran di dalam Al – Quran

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Sya’ban adalah salah satu bulan yang mulia. Bulan ini adalah pintu menuju bulan ramadhan. Siapa yang berupaya membiasakan diri bersungguh – sungguh dalam beribadah di bulan ini, maka ia akan menuai kesuksesan di bulan ramadhan. Di dalam salah satu bulan yang mulia ini terdapat niat puasa sya’ban dan juga anjuran dari para terdahulu dan di dalam Al -Quran.

Mengapa dinamakan sya’ban ? karena pada bulan itu terpancar bercabang – cabang kebaikan yang banyak. Dalam bulan ini terdapat banyak kejadian dan peristiwa yang sangat perlu diperhatikan oleh kaum muslim. Pada bulan ini pula ada beberapa amalan yang dapat dilakukan salah satunya ialah puasa sya’ban.

Baca juga : Keutamaan Menuntut Ilmu dan Kepentingan Menjalankannya

Anjuran Berpuasa Sya’ban

Bulan Sya’ban adalah bulan yang mulia, hendaknya kita mengisinya dengan memperbanyak amalan ibadah dan puasa secara khusus guna melatih diri sebagai persiapan menyambut bulan Ramadhan agar nanti kita tidak terasa berat bagi kita. Oleh karena itu, Rasulullah saw memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban. Anjuran dalam melaksanakan puasa Syaban telah dijelaskan pula sesuai dengan Sabda Rasulullah saw.

Bahwa pada bulan Syaban ini adalah bulan dinaikkannya amalan-amalan manusia kepada Allah. Itulah mengapa, Rasulullah sendiri sangat suka untuk berpuasa di bulan Syaban. Rasulullah sendiri memang banyak melakukan puasa di bulan Syaban dibandingkan di bulan-bulan lainnya.

Hanya di Umroh.com, Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaan rupiah! Yuk download sekarang juga!

Diriwayatkan oleh Aisyah Ra :

“Bulan yang paling disenangi oleh Rasululah untuk berpuasa adalah Sya’ban, kemudian dilanjutkan dengan puasa bulan Ramadhan.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

webinar umroh.com

Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Adapun waktu pelaksanaan puasa Syaban adalah sebelum puasa wajib Ramadhan sehingga waktunya sangat berdekatan.

Jika seorang hamba Allah melaksanakan puasa di bulan Syaban, maka hal tersebut bisa menyempurnakan ibadah puasa di bulan Ramadhan nya.

Niat Puasa Sya’ban :

تَعَالَى لِلهِ شَعْبَانَ سُنَّةِ أَدَاءِ عَنْ غَدٍ صَوْمَ نَوَيْتُ

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘ala

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Sya‘ban esok hari karena Allah SWT.”

Mulai hari ini kuatkan Niat mu kebaitullah bersama Umroh.com!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]

Jika Anda ingin melaksanakan puasa namun tidak sempat melafalkan niat puasa di malam hari, maka bisa melafalkan niatnya menyusul ketika mengingatnya. Untuk puasa wajib memang mengharuskan setiap orang untuk melafalkan niatnya di malam hari. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk puasa sunnah. Selama seseorang belum melakukan berbagai macam perbuatan yang membatalkan puasa , maka niat bisa diucapkan seketika mengingatnya.

Hikmah Melaksanakan Puasa Syaban

Umroh.com merangkum, saat kita bisa menjalankan ibadah puasa sya’ban secara rutin maka sejatinya terdapat hikmah tersendiri yang dapat kita petik. Perlu kita ketahui, menjalankan ibadah puasa Syaban nyatanya bisa dijadikan sebagai sebuah pemanasan untuk memasuki puasa di bulan Ramadhan. Sebagaimana yang kita ketahui, puasa Ramadhan merupakan ibadah puasa yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat islam dan wajib berpuasa selama 1 bulan penuh selama bulan Ramadhan tersebut.

Dengan melaksanakan ibadah puasa di bulan Syaban, maka nantinya umat islam akan terbiasa untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan tanpa adanya rasa beban berat yang mengganggu. Tidak hanya itu, ia akan menjadi lebih bersemangat untuk menjalankan puasa di bulan Ramadhan.

Tak hanya dijadikan sebagai pemanasan dalam persiapan menuju ramadhan. Melaksanakan puasa di Bulan Syaban bisa mengingatkan seorang hamba untuk tidak lalai. Mengapa bisa dikatakan lalai? Biasanya sebelum memasuki bulan Syaban, umat islam telah terhanyut dengan keistimewaan bulan Rajab dimana bulan tersebut merupakan bulan Harom serta menanti datangnya bulan Ramadhan. Pada saat ini kualitas iman dan ibadah pun biasanya sedikit turun. Padahal di bulan sya’ban ini Allah SWT telah selipkan amalan – amalan dengan pahala yang luar biasa bagi umat islam yang senantiasa dapat mengerjakannya dengan ikhlas serta hanya mengharap ridho Allah SWT, termasuk melmbaca niat puasa sya’ban.

“Itu adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang manusia lalai darinya. Dan ia adalah bulan yang padanya segala amalan akan diangkat kepada Rabbul ‘Alamin. Maka saya senang amalanku diangkat sementara saya sedang berpuasa.” ( Ahmad 5/201, Ibnu Abu Syaibah 2/347, An-Nasâ’i 4/201, Ath-Thahawy dalam Syarah Ma’âny Al-Atsâr 2/82, Al-Baihaqy dalam Syu’bul Imân 3/377 dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 9/18. Dan sanadnya dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Irwâ’ul Ghalîl 4/103 dan Tamâmul Minnah hal. 412.)

Terakhir, hikmah dari Melaksanakan puasa Syaban tentu saja sama seperti dengan menjalankan syariat dari Rasulullah. Sebagaimana yang dijelaskan bahwa :

Doa Orang Mustajab

“Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam berpuasa hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan berbuka, dan beliau berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan/pernah berpuasa, maka saya tidak pernah melihat Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan selain bulan Ramadhan dan tidaklah saya melihat paling banyaknya beliau berpuasa di bulan Sya’ban.” ( Al-Bukhâry no. 1969, Muslim no. 1156, Abu Dâud no. 2434, An-Nasâ’i 4/151 dan Ibnu Majah no. 1710 dari ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ. )

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!

“Saya tidak pernah melihat Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada Sya’ban dan Ramadhan.” ( Abu Dâud no. 2336, At-Tirmidzy no. 735, An-Nasâ’i 4/151, 200, )