Tentu para orang tua tidak ingin jika anak-anaknya mendapat efek buruk pada mental mereka karena kurangnya kasih sayang atau kurang dekat dengan orang tua. Termasuk juga dengan sosok ayah. Ayah juga merupakan sosok sangat penting yang berperan dalam tumbuh kembang mental sang anak.
Perlu kita tahu, ada efek buruk jika anak tidak dekat dengan sosok ayahnya dan kurang mendapatkan kasih sayang ayah semenjak kecil. Anak terlebih anak lelaki memang cenderung untuk mudah meniru perbuatan ayahnya. Hal itulah yang kemudian dapat menyebabkan sang anak akan ikut-ikutan seperti pola yang diperbuat oleh ayahnya.
Contohnya saja apabila sang ayah pergi meninggalkan anak dan istrinya sewaktu kecil, maka bisa jadi saat sang anak menikah kelak, dia pun dapat meninggalkan anak dan istrinyanya kelak. Sering kita mendengar istilah: buah takkan jatuh jauh dari pohonnya.
Karena itulah, untuk dapat mencegahnya, sang ayah pun harus melakukan beberapa peranan penting pada anak-anaknya. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan agar anak kita kelak tidak memiliki dampak negatif akibat kurangnya peran dan kasih sayang ayah:
-Menghadirkan sosok ayah
Menghadirkan sosok ayah disini adalah ayah jangan hanya bersifat sebagai status belaka. Namun lebih dari itu, ayah juga harus betul-betul dapat menjalankan fungsi dan perannya. Apabila ada seorang anak yang ayahnya sudah meninggal sejak ia masih kecil, tentu itu merupakan hal yang di luar kuasanya.
Tetapi masih ada sebuah cara atau kiat untuk dapat menghadirkan sosok “ayah” pada anak kita. Tentu kita penasaran bagaimana caranya. Kita mungkin dapat berkaca dari sosok Rasulullah Muhammad SAW. Beliau bahkan sejak dalam kandungan sudah ditinggal mati oleh sang ayah.
Namun perlu kita tahu. Bahwa dalam kehidupan Rasulullah SAW, meski beliau tidak ayah biologisnya sudah meninggal saat ia dalam kandungan, namun tetap saja beliau mempunyai sosok seorang “ayah”.
Ketika Nabi Muhammad disusui, beliau telah mendapatkan sosok ayah dari laki-laki shaleh. Lelaki tersebut bernama Al-Harits bin Abdul Izzi bin Rifa’ah As-Sa’di. Lelaki shaleh tersebut adalah suami dari Halimah Sa’diyah yang merupakan ibu susu Nabi Muhammad.
Selain itu, ketika masa kanak-kanak sampai beranjak remaja, Rasulullah SAW mendapatkan sosok ayah dari kakeknya Abdul Muthalib serta pamannya Abu Thalib. Atau memang apabila seorang anak ayahnya telah meninggal pada saat ia masih kecil, maka tugas ibunyalah untuk dapat mencarikan sosok ayah bagi anaknya.
Sosok ayah ini bisa berasal dari paman atau pun kakek, serta laki-laki yang masih merupakan famili terdekat yang masih hidup. Dari sini, kita pun mengetahui bahwa ayah yang bersifat sebagai peran atau fungsi, justru malah lebih penting dibandingkan ayah yang sekedar sebagai status.
-Memastikan calon ayah bagi anak-anak adalah laki-laki yang paham pentingnya sosok ayah
Tips ini khusus bagi muslimah yang hendak menikah. Sebelum menikah, sudah sepatutnya seorang muslimah mengenali lebih dalam calon suaminya. Mereka harus memastikan apakah calon suaminya adalah laki-laki dan calon ayah yang baik.
Untuk mengetahuinya, dapat dilihat dari beberapa parameter seperti ketaatan dan ketakwaannya pada Allah. Selain itu dapat dilohat juga bagaimana hubungan dengan dan sikap kepada orang tuanya serta kepeduliannya terhadap anak-anak.
-Komitmen untuk menjadi ayah yang lebih baik
Apabila dalam rumah tangga sosok ayah justru kurang dekat dengan anaknya, maka cepatlah untuk berbenahlah. Belajarlah untuk menjadi orang tua yang baik, saling dapat menasehati dengan pasangan. Suami istri juga harus dapat menjalankan perannya masing-masing secara maksimal.
Para orang tua harus sadar, bahwa anak adalah titipan dari Allah SWT. Ketika Allah menitipkan anak pada kita, maka itu juga telah menandakan bahwa Allah tau jika kita sanggup menjaga anak tersebut. Karena itu, jadilah sebaik-baiknya penjaga amanah, dengan menjadi sebaik-baiknya orang tua