1
Muslim Lifestyle

Patut Dimiliki, Ini Pengertian Zuhud dan Contohnya

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Salah satu sikap yang hendaknya dimiliki oleh seorang muslim adalah zuhud. Pengertian zuhud berarti meninggalkan kecintaan dan kecenderungan terhadap kesenangan dunia. Hati seorang yang zuhud telah terlepas dari pengaruh dunia.

Sikap zuhud akan melahirkan kebaikan-kebaikan lainnya. Orang yang zuhud tidak akan pelit dan kikir terhadap orang yang meminta sebagian hartanya. Zuhudnya seseorang juga akan membuat dia sibuk dengan urusan akhirat. Ia tidak akan terjebak pada kesibukan duniawi. Sering kita tidak menyadari, kesibukan dengan dunia bisa membuat kita lupa pada Allah.

Baca juga: Waspadalah! Ini Macam-macam Syirik dan Contohnya

Pengertian Zuhud Menurut Para Ulama

Ibnul Qoyyim (dari gurunya, Ibnu Taimiyah) menjelaskan zuhud sebagai aktivitas meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Namun ada kata yang memiliki pengertian hampir sama, yaitu Wara’. Wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan akan membahayakan kehidupan di akhirat kelak.

Pengertian Zuhud di Al Quran

Allah menjelaskan dalam Al Quran tentang pengertian zuhud. Yaitu tidak bersedih dengan apa yang diperoleh. Dan tidak terlalu gembira dengan apa yang Allah berikan.

Allah berfirman, “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan bersedih terhadap apa yang tidak kamu dapatkan, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS.Al Hadid: 23).

Hanya di Umroh.com, Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaan rupiah! Yuk download aplikasinya sekarang juga!

1. Zuhud adalah Amal Hati

Zuhud merupakan amalan hati bagi setiap muslim. Manusia tidak bisa melihat, apakah seseorang benar-benar zuhud atau tidak.

Zuhud tidak selalu berkaitan dengan penampilan seseorang. Masih banyak orang mengira bahwa zuhud bisa dilihat dari penampilan seseorang yang sederhana, bahkan ala kadarnya. Padahal, hanya Allah yang bisa mengetahui tingkat zuhud seseorang.

webinar umroh.com

Banyak yang menyangka bahwa zuhudnya seseorang tampak dari kesederhanaan yang ditunjukkan. Pemahaman itu tidak selalu benar. Sebab zuhud tidak dilihat dari pakaian yang dikenakan, hingga kekayaan yang dimiliki. Orang yang memiliki banyak harta bisa jadi memiliki sikap zuhud yang Allah ridhai.

2. Zuhud Tidak Selalu Berarti Tidak Memiliki Harta

Pada dasarnya, Allah dan Rasul-Nya tidak melarang kita untuk berusaha mendapatkan dunia. Kita dibolehkan (bahkan dianjurkan) bekerja, berusaha, dan berdoa untuk meminta kebaikan dunia. Tetapi orang yang zuhud memahami bahwa dunia hanya sementara. Ada akhirat yang harus dipersiapkan dan akan menjadi tempat kita yang kekal.

3. Zuhud untuk Membangun Akhirat

Umroh.com merangkum, bukan hanya kebaikan dunia, kebaikan akhirat juga harus diupayakan. Orang yang zuhud mengerti tentang ini. Dia memahami mana yang harus diprioritaskan. Ia lebih memilih mengupayakan kehidupan akhirat. Dan tidak tergoda dengan dunia. Sekalipun ia sudah memilikinya atau kesenangan dunia ada di dekatnya.

Para ulama menjelaskan pentingnya zuhud yang diungkapkan Abdul Qadir al-Jailani. Siapa yang menghendaki akhirat, maka ia harus zuhud dunia, dan siapa yang menghendaki Allah maka ia harus zuhud akhirat.

Tak hanya menjadi tamu Allah, umroh juga melancarkan rezeki Anda. Yuk temukan paketnya cuma di Umroh.com!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"] 

4. Orang yang Zuhud Meyakini Rejeki Ada di Tangan Allah

Makna zuhud lainnya adalah ketika seorang hamba lebih yakin terhadap rejeki yang ada di tangan Allah, dibandingkan rejeki yang ada di tangannya. Tidak sedikit orang-orang yang telah menggenggam harta merasa ‘aman’ dengan apa yang ada di genggamannya.

Padahal harta yang Allah karuniakan itu jumlahnya tidak sebanding dengan rejeki yang digenggam Allah. Selain itu, harta yang telah Allah karuniakan itu tidak bisa bermanfaat bagi kita, kecuali jika Allah yang mengizinkan untuk kita nikmati. Contoh sederhana, ketika ada orang kaya raya yang bergelimang harta namun dengan izin Allah ia ditimpa sakit. Ia tidak bisa bepergian, tidak bisa menikmati makanan, dan perasaannya senantiasa sedih.

Sebenarnya orang yang zuhud yakin bahwa Allah telah menjamin rejeki setiap hamba yang hidup. Apabila seseorang memang membutuhkan rejeki, ia bisa meminta langsung kepada Allah. Tanpa menggantungkan diri dengan harta yang ada di genggamannya sendiri. Sebagaimana firman Allah, “Maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia (QS.Al Ankabut: 17).

5. Orang yang Zuhud Lebih Senang terhadap Pahala Jika Kehilangan

Kehilangan sesuatu, baik itu harta, benda, atau anak, merupakan ujian dan musibah bagi seseorang. Tetapi orang yang beriman meyakini bahwa ada pahala yang besar jika orang yang tertimpa musibah berhasil sabar.

Orang yang zuhud meyakini hal itu. Bahkan saat tertimpa musibah, ia lebih senang dengan pahala yang dijanjikan Allah. Perasaan senang itu merupakan buah dari kesempurnaan iman dan keyakinan kepada Allah. Orang yang zuhud akan merasa ringan jika tertimpa musibah. Sebagaimana dijelaskan oleh Ali bin Abi Thalib.

6. Orang yang Zuhud Tidak Ada bedanya Dipuji atau Dicaci

Salah satu kesenangan dunia adalah pujian dari sesama manusia. Namun orang yang zuhud tidak menganggap pujian dari sesama manusia adalah sesuatu yang berharga. Baginya, sama saja pujian atau celaan, apabila ia yakin dengan kebenaran yang dianutnya.

Ciri orang yang terlalu mencintai dunia adalah sangat mengagungkan pujian dari sesama manusia, dan merasa benci dengan celaan. Inilah yang membuatnya mudah terombang-ambing dan terhalang dari kebenaran. Ia takut menerima cacian, celaan, atau makian jika jalan yang diambilnya tidak disukai manusia kebanyakan, walaupun itu adalah hal yang benar.

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!

Orang yang mengagungkan dunia lebih menyukai ridha dari manusia, dibandingkan ridha dari Allah SWT. Ibnu Mas’ud pernah menjelaskan, “Yakin itu adalah engkau tidak mencari ridha manusia dengan cara menimbulkan kemurkaan Allah. Dan sungguh Allah telah memuji mereka yang berjuang di jalan-Nya dan tidak takut akan celaan.”

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.