1
Muslim Lifestyle

Ini Pengertian Puasa Tarwiyah Sebelum Idul Adha

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Menjalankan puasa sunnah adalah hak bagi setiap muslim. Dikerjakan berpahala, tidak pun tidak mendapat dosa. Namun yang jelas, puasa sunnah sangat baik untuk dilakukan. Seperti Puasa tarwiyah yang menjadi salah satu puasa sunah yang dilakukan menjelang Hari Raya Idul Adha. Lalu apa sih pengertian puasa tarwiyah?

Pengertian Puasa Tarwiyah

Puasa tarwiyah ini merupakan bagian dari puasa di awal bulan Dzulhijjah. Puasa tarwiyah dilakukan setiap tanggal 8 Dzulhijjah. Puasa ini dilakukan dengan niat sekaligus menahan nafsu, haus, dan lapar hingga masuknya waktu magrib.

Baca juga: Pengertian Puasa Ayyamul Bidh dan Hukumnya di Islam

Dalil Puasa Tarwiyah

Umroh.com merangkum, puasa tarwiyah merupakan salah satu puasa sunah yang sangat dianjurkan, khususnya bagi umat muslim yang tidak menunaikan ibadah haji.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya…” dikutip HR Abu Daud nomor 2437.

Namun, terdapat perbedaan yang diriwayatkan oleh Abusy Syaikh dan Ibnu An Najjar dari Ibnu ‘Abbas yakni:

“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa dua tahun.”

Hanya di Umroh.com, Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaan rupiah! Yuk download aplikasinya sekarang juga!

Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih. Asy Syaukani mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih dan dalam riwayatnya ada perowi yang pendusta dan Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if (lemah).

webinar umroh.com

Jika hadits di atas adalah dho’if (lemah), maka berarti tidak boleh diamalkan dengan sendirinya. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

“Tidak boleh bersandar pada hadits-hadits dho’if (lemah) yang bukanlah hadits shahih dan bukan pula hadits hasan. Akan tetapi, Imam Ahmad bin Hambal dan ulama lainnya membolehkan meriwayatkan hadits dho’if dalam fadhilah amal selama tidak diketahui hadits tersebut shahih atau hadits tersebut bukan diriwayatkan oleh perowi pendusta. Namun boleh mengamalkan isinya jika diketahui ada dalil syar’i yang mendukungnya. Jika haditsnya bukan diriwayatkan oleh perowi yang pendusta, boleh jadi pahala yang disebutkan dalam hadits tersebut benar. Akan tetapi, para ulama katakan bahwa tidak boleh menyatakan wajib atau sunnah pada suatu amalan dengan dasar hadits dho’if. Jika ada yang mengatakan bolehnya, maka dia telah menyelisihi ijma’ (kata sepakat para ulama).” (Al Majmu’ Al Fatawa, 1: 250-251)

Puasa Tarwiyah pada Tanggal 8 Dzulhijjah

Pada tanggal 8 Dzulhijjah, mengingat keutamaan beramal di awal Dzulhijjah dan puasa adalah sebaik-baiknya amalan yang dikerjakan saat itu. Ditambah ada contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat untuk berpuasa pada tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah.

Sehingga yang menjadi dalil keutamaan puasa pada awal Dzulhijjah adalah hadits dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, …” (HR. Abu Daud no. 2437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan bahwa di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 459.

Lebih-lebih puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah punya keutamaan yang besar daripada puasa awal Dzulhijjah lainnya. Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Mau jadi tamu Allah di Tanah Suci? Yuk temukan paketnya cuma di Umroh.com!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"] 

Niat puasa Tarwiyah

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

“Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala. Saya berniat puasa sunah Tarwiyah karena Allah ta’ala.”

Keutamaan puasa tarwiyah yaitu dapat menghapuskan dosa satu tahun bagi siapapun yang menjalankannya. Itulah pengertian puasa tarwiyah yang dapat kita jadikan rujukan. Intinya berpuasa adalah ibadah yang baik dilakukan. Jadi, jangan lupa puasa tarwiyah ya!

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!