1
Muslim Lifestyle

Pengertian Riya dalam Islam dan Beberapa Perkaranya

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Allah menciptakan makhlukNya dengan sebaik-baiknya. Bukan sekadar taat terhadapNya, namun juga mengikuti perintah serta larangan yang telah Allah syariatkan. Terkadang manusia tidak mensyukuri yang telah Allah berikan. Umat manusia kadang tidak cukup puas atas pemberian sampai akhirnya melakukan hal-hal yang tidak disukai bahkan dibenci oleh Allah SWT. Pahami beberapa perkara di dalam perbedaan dan juga pengertian dari riya.

Baca juga : Bikin Nyaman! Ini Tips Memilih Jilbab yang Benar

Apa Itu Riya ?

Riya merupakan perilaku tercela yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Sifat tersebut tentunya harus kita hindari. Selain berdosa, sifat riya juga merugikan diri sendiri, keluarga, dan orang lain. Riya itu merusak keimanan, termasuk kedalam syirik kecil. Rasulullah SAW bersabda,

“Sesuatu yang sangat ditakutkan yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi SAW, ditanya tentang apa yang dimaksud syirik kecil itu, maka beliau menjawab yaitu riya.” (HR. Ahmad)

Pengertian riya dalam bahasa Arab, arriya’ (الرياء) berasal dari kata kerja raâ ( راءى) yang bermakna memperlihatkan. Riya’ merupakan memperlihatkan sekaligus memperbagus suatu amal ibadah dengan tujuan agar diperhatikan dan mendapat pujian dari orang lain. Riya’ termasuk karena niat ibadah selain kepada Allah SWT.

Mau dapat Tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya sekarang juga!

Rasulullah SAW bersabda yang artinya;

“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya amalan seseorang itu akan dibalas sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Adapun amal perbuatan yang diridhai Allah SWT ialah yang di niatkan kepada Allah semata, dikerjakan dengan ikhlas sesuai dengan kemampuan, tidak pilih kasih, dan merupakan rahmat bagi seluruh alam. Sementara ibadah yang tidak akan diterima oleh Allah merupakan amal ibadah yang dikerjakan dengan niat bukan kepada Allah, tidak ikhlas karena ingin mendapat imbalan (bisa berupa pujian atau penghargaan), serta mengada-ada. Allah SWT berfirman,

webinar umroh.com

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia.” (Q. S. Al-Baqarah : 264).

Segera Kunjungi Umroh.com dan Dapatkan Paket Umroh Menarik!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"] 

Beberapa Perkara yang Disangka Riya dan Syirik

pengertian riya

Pada dasarnya, perbuatan riya’ itulah adalah didasarkan daripada niatnya dalam mengerjakan amal ibadah yang ditujukan kepada selain Allah SWT. Oleh karena niat, orang lain tidak akan tahu bahwa apa yang dikerjakan itu tujuannya adalah untuk mendapat pujian. Oleh sebab itu, baiknya mengenali beberapa perkara yang kebanyakan dikira riya’ dan syirik setelah memahami pengertian riya :

1. Mendapat Pujian

Tidak dengan sengaja mendapat pujian dari orang lain atas perbuatan baik yang dilakukan. Dari Abu Dzar: “Ditanyakan kepada Rasulullah SAW,“Beritakan kepadaku tentang seseorang yang melakukan amalan kebaikan dan orang-orang memujinya padanya!” Beliau bersabda: “itu adalah kabar gembira yang segera bagi seorang mukmin.” (H. R. Muslim).

2. Ibadah Secara Ikhlas

Ibadah yang dilakukan dengan giat tidak hanya di hadapan orang lain tapi juga saat sendirian menjadi salah satu dari beberapa perkaranya. Asy Syibliy pernah ditanya,

”Bulan manakah yang lebih utama, Rajab ataukah Sya’ban?” Beliau pun menjawab, ”Jadilah Rabbaniyyin dan janganlah menjadi Sya’baniyyin.” Maksudnya adalah jadilah hamba Rabbaniy yang rajin ibadah di setiap bulan, sepanjang tahun dan jangan hanya beribadah pada bulan Sya’ban saja. Kami kami juga dapat mengatakan, ”Jadilah Rabbaniyyin dan janganlah menjadi Romadhoniyyin.” Maksudnya, beribadahlah secara kontinu (ajeg) sepanjang tahun dan jangan hanya beribadah pada bulan Ramadhan saja.

3. Merapihkan Pakaian Demi Keindahan

Membaguskan pakaian bukan untuk pamer atau ingin dipuji melainkan karena Allah SWT menyukai keindahan. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, Nabi Muhammad SAW bersabda,“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi”. Seorang laki-laki bertanya : “Ada seseorang suka bajunya bagus dan sandalnya bagus (apakah termasuk kesombongan?)”. Beliau menjawab : “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai keindahan kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (H. R. Muslim).

4. Tidak Menceritakan Apapun yang Telah Dilakukan

Umroh.com merangkum, tidak membeberkan atau menceritakan dosa sendiri, bukan maksud untuk menutupi kekurangan agar hanya dilihat kebaikannya. Tapi berdasarkan sabda Rasulullah SAW.

Semua umatku akan diampuni (atau : tidak boleh dighibah) kecuali orang yang melakukan kemaksiatan dengan terang-terangan. Dan sesungguhnya termasuk melakukan kemaksiatan dengan terang-terangan, yaitu seseorang yang melakukan perbuatan (kemaksiatan) pada waktu malam dan Allah telah menutupinya (yakni, tidak ada orang yang mengetahuinya), lalu ketika pagi dia mengatakan : “Hai Fulan, kemarin aku melakukan ini dan itu”, padahal pada waktu malam Allah telah menutupinya, namun ketika masuk waktu pagi dia membuka tirai Allah terhadapnya. ” (H. R Bukhari dan Muslim).

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!

5. Mendapatkan Ketenaran Bukan Karena Perbuatan Sendiri

Seorang hamba Allah yang memperoleh ketenaran di antara sesama manusia bukan karena ia sendiri yang mencarinya sehingga tidak ada unsur ujub di dalamnya. Rasulullah SAW bersabda :

“Maukah kalian aku beritakan tentang penghuni neraka ; yaitu setiap orang yang berperangai jahat serta kasar, orang gemuk yang berlebih-lebihan dalam berjalannya, dan orang-orang yang sombong,” (H. R Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).