Sholat Tarawih adalah sholat yang akan menghapuskan dosa. Sholat tarawih dilaksanakan selama bulan Ramadhan. Ibadah ini termasuk qiyamul lail atau ibadah yang dilakukan di malam hari. Kata ‘tarawih’ merupakan bentuk jamak dari ‘tarwiihah’ yang artinya ‘waktu (sesaat) untuk istirahat”. sholat malam pada bulan Ramadhan disebut sholat tarawih karena menjadi waktu untuk beristirahat atau bersantai.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Jumlah Rakaat Sholat Tarawih
Melaksanakan sholat malam merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, apalagi di bulan Ramadhan. Ibadah ini bisa menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bulan Ramadhan momentum yang sangat baik untuk memperbanyak pahala amal soleh. Di siang hari, umat Islam diwajibkan berpuasa. Jika digabungkan dengan ibadah malam, seperti sholat tarawih, maka akan memberikan pahala yang tidak terhingga.
Pengertian Sholat Tarawih
Umroh.com merangkum, sholat tarawih akan memberikan manfaat luar biasa bagi mereka yang melakukannya. Sholat ini bisa menjadikan sebab diampuninya dosa-dosa seseorang yang telah lalu. Rasulullah bersabda (diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim), “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni”.
Ibadah yang dimaksud dengan ‘qiyam Ramadhan’ adalah sholat di malam hari di bulan Ramadhan, atau sholat tarawih. Dari hadist tersebut, diketahui bahwa sholat tarawih bisa menjadi sebab gugurnya dosa-dosa seseorang yang telah lalu, selama dilakukan karena iman kepada Allah, dan mengharapkan pahala dari Allah.
Baca juga: Jangan Lupa untuk Lihat Jadwal Sholat Lengkap di Sini!
Imam Nawawi menjelaskan bahwa dosa-dosa yang akan diampuni adalah dosa-dosa kecil. Dosa besar mungkin saja ikut terampuni, namun jika seseorang benar-benar bertaubat dan menjaga diri dari dosa-dosa kecil.
Hukum Sholat Tarawih
Para ulama bersepakat bahwa sholat tarawih adalah sholat malam yang hukumnya sunnah. Akan tetapi, ada pertentangan di kalangan ulama mengenai mana yang lebih baik: sholat tarawih yang dilakukan berjamaah, atau sholat tarawih yang dilakukan sendirian. Namun, sebagian besar ulama berpendapat bahwa sholat tarawih lebih baik dilakukan berjamaah, sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Kattab.
Ketika Rasulullah masih hidup, beliau juga melakukan sholat malam di bulan Ramadhan (kini disebut tarawih) berjamaah dengan para Sahabat. Akan tetapi, kebiasaan itu sempat dihentikan beberapa kali karena rasulullah kawatir sholat tarawih akan dianggap sebagai sholat wajib.
Aisyah r.a. menuturkan bahwa Rasulullah pernah sholat malam di masjid pada suatu waktu. Kemudian para Sahabat ikut sholat bersama beliau dan menjadi makmum. Malam berikutnya, Rasulullah kembali sholat malam di masjid, dan para Sahabat yang menjadi makmum di belakangnya semakin banyak. Di malam selanjutnya (malam ketiga dan keempat), para Sahabat sudah menanti Rasulullah di masjid untuk sholat berjamaah. Akan tetapi, Rasulullah tidak kunjung hadir dan keluar untuk sholat bersama mereka.
Baca juga: Punya Rencana untuk Pergi Umroh bersama Keluarga Anda? Yuk Wujudkan di Sini!
Ketika para Sahabat bertanya keesokan harinya, Rasulullah bersabda, “Aku telah melihat apa yang kalian lakukan dan tidak ada yang menahanku untuk keluar kecuali kekhawatiranku akan difardhukannya sholat itu atas kalian” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam hadist yang diriwayatkan Imam Muslim, dijelaskan bahwa kisah tersebut terjadi di bulan Ramadhan.
Dari hadist tersebut, bisa diamati bahwa Rasulullah menekankan bahwa amalan sholat malam di bulan Ramadhan, atau sholat tarawih bukanlah amalan wajib. Akan tetapi, beliau tetap melaksanakannnya sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sebagai umatnya, kita bisa meniru amalan sunnah dari Rasulullah tersebut, agar mendapatkan pahala dan kebaikan dari sholat tarawih.
Asal Mula Sholat Tarawih
Hingga masa kekhalifahan Abu Bakar As Siddiq, sholat tarawih masih dilaksanakan secara munfarid (sendiri-sendiri). Ada juga yang menyelenggarakan secara berjamaah, namun jumlahnya hanya sekitar tiga hingga enam orang dalam satu kelompok jamaah. sholat tarawih tidak dilaksanakan secara berjamaah di masjid. Saat itu, belum ada ketentuan yang jelas untuk mengatur tentang ibadah sholat tarawih di masjid.
Sholat tarawih mulai dilaksanakan secara berjamaah di masjid pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Di masa pemerintahannya, Umar bin Khattab melihat kaum muslimin yang menggelar sholat tarawih sendiri-sendiri tampak tidak kompak. Ada yang berjamaah, namun tidak banyak jumlah jamaahnya dan terpisah-pisah.
Umar bin Khattab kemudian memiliki gagasan untuk mengumpulkan kaum muslimin untuk sholat tarawih berjamaah. Menurut beliau, hal tersebut akan tampak lebih bagus. Umar bin Khattab kemudian mengumpulkan kaum muslimin utuk sholat tarawih berjamaah. Imam pertama yang ditunjuk adalah Ubay bin Ka’ab.
Baca juga: Ini Keutamaan yang Didapatkan Setelah Melakukan Sholat Tarawih
Di malam berikutnya, semakin banyak jamaah yang sholat tarawih berjamaah di masjid, di belakang satu imam. Melihat pemandangan itu, Umar bin Khattab berkata, “Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini (sholat tarawih berjamaah)”. Kisah tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Riwayat lain menyebutkan bahwa sholat tarawih berjamaah yang digelar oleh Umar bin Khattab kala itu berjumlah 20 rakaat. Diriwayatkan oleh Imam Malik dari Yazid bin Ruman, dijelaskan bahwa manusia senantiasa melaksanakan sholat pada masa Umar r.a di bulan Ramadhan sebanyak 23 rakaat, yang terdiri dari 20 rakaat sholat tarawih dan disambung dengan 3 rakaat sholat witir. Riwayat dari Sa’id bin Yazid juga menjelaskan hal serupa, bahwa sholat tarawih berjamaah di masa Umar dilakukan sebanyak 20 rakaat.