Umroh.com – Setiap manusia tidak akan lepas dari godaan setan. Menggoda manusia agar menjauh dari jalan Allah adalah tekad setan sejak Allah melaknatnya. Karena itu, manusia harus selalu memohon perlindungan kepada Allah melalui bacaan taawudz. Hadist tentang taawudz pun disampaikan Rasulullah.
Di Al Quran dikisahkan, “Iblis menjawab: ‘Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka’. Allah berfirman: ‘Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Aku katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenismu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semua'”. (QS.Shad: 82-85).
Baca juga: Luar Biasa, Inilah Pengertian Taawudz
Rasulullah juga banyak mengajarkan kepada kita tentang taawudz, dan cara menggunakan doa tersebut.
Hadist Tentang Bacaan Taawudz
Umroh.com merangkum, diriwayatkan Imam Adu Daud dan Imam At Tirmidzi, ketika Rasulullah memohon perlindungan, beliau mengucapkan: “A’udzu billahis samii’il ‘aliim, minasy syaithoonir rojiim min hamzihi wa nafkhihi wa naftsih (artinya: aku berlindung kepada Allah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui dari gangguan setan yang terkutuk, dari kegilaannya, kesombongannya, dan nyanyiannya yang tercela).” (HR.Abu Daud dan Tirmidzi).
Taawudz yang kita baca akan melindungi diri dan hati dari godaan setan. Dengan begitu, kita tidak akan terjerumus lebih jauh dalam perbuatan maksiat dan dosa.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Hadist Tentang Taawudz yang Dibaca di Dalam Khutbah
Para ulama menjelaskan bahwa taawudz hendaknya dibaca sebelum membaca ayat suci Al Quran, salah satunya dalam ceramah. Saat berceramah, taawudz cukup dibaca sekali ketika membaca ayat yang pertama kali dibaca.
Anjuran tersebut berdasarkan riwayat ketika Rasulullah tengah berkhutbah, beliau langsung membaca ayat tanpa taawudz dan basmallah. Ini menunjukkan bahwa membaca taawudz sebelum membaca ayat, bahkan ketika sedang berceramah atau khutbah. Hukumnya tidak wajib, namun disunnahkan.
Dituturkan Imam Bukhari dan Muslim, Shafwan bin Ya’la, dari bapaknya, dia berkata: “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca (ayat) di atas mimbar: “Mereka berseru: ‘Hai Malik, biarlah rabbmu membunuh kami saja’ (QS.Az Zukhruf: 77)”.
Hadist Tentang Taawudz yang Sunnah Dibaca Dalam Shalat
Para ulama mengajarkan bahwa taawudz dibaca di rakaat pertama, setelah membaca doa iftitah, dan sebelum membaca surat di Al Quran.
Dituturkan oleh Abu Sa’id Al Khudri, Saat Rasulullah memulai shalat di malam hari, beliau bertakbir lantas mengucapkan: “Subhaanakallahumma wa bi hamdika wa tabaarokasmuka wa ta’ala jadduka wa laa ilaha ghoiruk (artinya: Maha suci Engkau Ya Allah, aku memuji-Mu, Maha Berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau).”
Lalu beliau mengucapkan, “Allahu akbar kabiiro“. Kemudian membaca, “A’udzu billahis samii’il ‘aliim, minasy syaithoonir rojiim min hamzihi wa nafkhihi wa naftsih, (artinya: aku berlindung kepada Allah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui dari gangguan setan yang terkutuk, dari kegilaannya, kesombongannya, dan nyanyiannya yang tercela).” (HR.Tirmidzi dan Abu Daud).
Jadilah tamu Allah dengan temukan paketnya di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Hadist Tentang Taawudz yang Tidak Masalah Jika Tidak Dibaca Saat Shalat
Hadist berikut menuturkan tentang sunnahnya membaca taawudz ketika shalat, namun tidak masalah bila ditinggalkan.
Abu Hurairah ra. menuturkan, “Dahulu Rasulullah apabila bangkit dari rakaat kedua, beliau memulai bacaan dengan “Alhamdulillah rabbil ‘alamin” dan beliau tidak diam” (HR.Muslim).
Mayoritas ulama menjelaskan bahwa taawudz cukup dibaca di rakaat pertama, sehingga tidak perlu membacanya di setiap rakaat. Namun ada juga ulama yang menganjurkan membaca taawudz di setiap rakaat, sebelum membaca ayat suci Al Quran. Pendapat ini berdasarkan firman Allah di surat An Nahl ayat 98, dimana Allah memerintahkan kita untuk meminta perlindungan saat membaca Al Quran.
Sebagai kehati-hatian, para ulama menganjurkan untuk membaca taawudz cukup di rakaat pertama saja. Ada larangan untuk berbicara (selain bacaan shalat) ketika sedang shalat dalam berbagai dalil, walaupun tidak ada dalil khusus tentang larangan membaca taawudz di setiap rakaat. Pendapat ini dijelaskan oleh Imam Asy Syaukani.
Hadist Tentang Malaikat Jibril yang Mengajarkan Bacaan Taawudz
Ada hadist yang diriwayatkan oleh Imam At Thabari. Hadist yang dituturkan dari Ibnu Abbas, itu mengisahkan bahwa Malaikat Jibril turun untuk mengajarkan cara membaca taawudz.
Saat pertama kali Jibril turun kepada Nabi Muhammad, ia berkata, “Wahai Muhammad, ta’awudzlah. Katakan, “Asta’idzu bis sami’il ‘alim minas syaythanir rajim,”. Lalu ia berkata, “Bacalah bismillahir rahmanir rahim“. Lalu ia membaca “Iqra bismi rabbikalladzi khalaq“.
Abdullah Ibnu Abbas mengatakan, Ini surat pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melalui Malaikat Jibril. Lalu Malaikat Jibril memerintah beliau untuk berlindung kepada Allah, bukan makhlukNya.
Ibnu Katsir berpendapat hadist tersebut hanya untuk diketahui karena sanadnya lemah dan terputus. Namun bukan berarti tidak ada nilai yang bisa kita pelajari.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Para ulama menjelaskan bahwa hikmah dari hadist tersebut adalah manusia seharusnya memohon perlindungan hanya kepada Allah. Diketahui pula bahwa dahulu, bangsa Arab Jahiliyah suka memohon perlindungan kepada berhala atau penghuni lembah.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Imam At Thabari, kata “setan” dalam kalimat taawudz juga biasa digunakan orang Arab untuk mengacu pada orang atau sosok yang durhaka. Seperti manusia, jin, hewan, dan sebagainya yang memiliki akhlak berbeda dan jauh dari kebaikan.