1
Muslim Lifestyle

Penyakit Nabi Ayyub: Kisah Kesabaran Beserta Hikmahnya

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com Kita mengenal Nabi Ayyub sebagai utusan Allah yang diuji dengan penyakit luar biasa berat. Penyakit Nabi Ayyub ini tidak pernah diderita oleh orang-orang sebelumnya dan setelahnya. Dengan penuh kesabaran, beliau berhasil melewati ujian dari Allah tersebut.

Siapakah Nabi Ayyub?

Para ulama menyebut Nabi Ayyub berasal dari Romawi. Dalam kitab yang ditulis Ibnu Ishaq, tercantum nama lengkap beliau adalah Ayyub bin Mush bin Razah bin Al ‘Ish bin Ishaq bin Ibrahim Al Khalil. Sementara sang istri bernama Rahmah binti Afraim bin Yusuf bin Ya’qub.

Baca juga: Penting! Ini Alasan Orang Sakit Tidak Boleh Puasa

Umroh.com merangkum, Nabi Ayyub merupakan keturunan Nabi Ibrahim. Kita bisa melihat di Al Quran, “Dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS.Al An’am: 84).

Sebelum ditimpa penyakit, Nabi Ayyub seorang yang sangat makmur. Beliau dikenal memiliki harta berlimpah, serta anak-anak yang banyak dan menyayangi beliau. Dengan segala kelebihan yang Allah berikan, Nabi Ayyub juga dikenal sebagai seseorang yang bertakwa, dan gemar menyantuni orang miskin, janda, anak yatim. Beliau selalu bersyukur kepada Allah, dan menunaikan hak-Nya.

Penyakit Nabi Ayyub

Hingga kemudian Allah memberikan ujian kepada Nabi Ayyub. Allah mengambil harta dan anak-anaknya, sedangkan beliau sendiri ditimpa penyakit yang sangat berat. Dikisahkan para ulama, penyakit Nabi Ayyub adalah kusta atau lepra.

Penyakit Nabi Ayyub itu begitu parah sehingga semua orang menjauhinya, kecuali sang istri. Semua orang yang dahulu mengenalnya mulai menjauh dan berkata buruk kepada beliau. Akhirnya beliau bersama istri harus mengasingkan diri di tempat yang jauh. Beliau pun hidup dalam keterbatasan di pengasingan. Bahkan ada ulama yang menyebut bahwa penyakit Nabi Ayyub itu membuat beliau menjadi sangat kurus hingga terlihat tanpa daging. Sampai tulang dan syarafnya terlihat.

Nabi Ayyub Selalu Berdzikir Kepada Allah

Walaupun Allah memberi ujian bertubi-tubi, Nabi Ayyub tidak pernah lupa untuk berdzikir. Ketika setan menggoda, Nabi Ayyub tetap memuji Allah dan berucap, “Segala puji bagi Allah. Dialah yang memberi, Dialah pula yang berhak mengambil.”

webinar umroh.com

Dalam sakitnya, beliau selalu berdzikir. Baik saat pagi, siang, maupun petang. Sang Istri sempat bertanya, seandainya Nabi Ayyub mau memohon kepada Allah tentunya Allah akan memberi jalan keluar.

Namun Nabi Ayyub memiliki pemikiran lain. Dengan penuh kesabaran, beliau menjelaskan kepada Sang Istri, “Wahai Istriku, aku telah diberi kesehatan 70 tahun lamanya. Sakit yang menimpaku ini adalah sedikit derita yang Allah timpakan (dibandingkan dengan kesenanganku), sampai aku bisa bersabar hingga seperti ketika masa sehatku (selama 70 tahun itu)”. Istri Nabi Ayyub merasa cemas terhadap suaminya. Ia juga semakin banyak berkorban untuk Nabi Ayyub.

Hanya di Umroh.com, Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaan rupiah1 Yuk download aplikasinya sekarang juga!

Allah Memberi Kesembuhan

Pada suatu hari, Nabi Ayyub merasa tidak tega dengan segala pengorbanan istrinya. Mulai dari mencari nafkah, memberi makan, dan mengurus dirinya yang sakit. Nabi Ayyub kemudian berdoa kepada Allah dengan doa yang sangat lembut dan santun, “(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Rabb Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” Dalam doa beliau, Nabi Ayyub tidak merajuk, merengek, dan meminta kepada Allah.

Setelah Nabi Ayyub berdoa, Allah mengembalikan lagi kondisi beliau seperti sedia kala. Allah berfirman, “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya: “(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Rabb Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (QS.Al Anbiya: 83-84)

Allah memerintah Nabi Ayyub untuk bangkit dan menghantamkan kakinya ke tanah. Kemudian dari tanah itu keluar air yang beliau gunakan untuk mandi dan minum, sebagaimana yang Allah perintahkan.

Allah berfirman, “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Rabb-nya: “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.” (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya).” (QS.Shod: 41-44).

Pujian dari Allah

Disebutkan dalam ayat tersebut, semua penawar sakit itu Allah berikan karena kesabaran Nabi Ayyub. Bahkan Allah memuji beliau sebagai sebaik-baik hamba yang amat taat kepada Tuhan-nya.

Semua penyakit Nabi Ayyub hilang. Allah menyehatkan kembali badan beliau. Allah juga mengembalikan harta dan anak-anak beliau. Istri beliau kembali melahirkan anak-anak, serta orang-orang yang dulu menjauhinya mulai kembali menaruh hormat kepada beliau.

Hikmah Penyakit Nabi Ayyub dan Kesabaran Beliau

Dari kisah di atas, kita bisa memetik banyak pelajaran. Pertama, tentang kesabaran Nabi Ayyub dalam menghadapi musibah dan penyakit. Walaupun Allah telah memberinya penyakit bertubi-tubi, Nabi Ayyub tidak pernah mengeluh kepada Allah. Bahkan, beliau malu jika harus meminta agar Allah mengangkat penderitaannya. Beliau merasa Allah telah memberikan banyak nikmat dalam waktu yang lama, sehingga derita yang dialaminya belum sebanding dengan kesenangan yang Allah berikan.

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!

Kedua, sikap Nabi Ayyub yang selalu mengingat Allah, baik dalam senang maupun sakit. Ketika Allah memberi harta melimpah, Nabi Ayyub selalu menunaikan hak Allah. Beliau selalu bersyukur, dan banyak berderma kepada orang-orang yang membutuhkan. Sebaliknya ketika Allah menimpakan musibah dan sakit, Nabi Ayyub tidak pernah luput dari berdzikir.

Ketiga, pelajaran bahwa Allah adalah Dzat Maha Kuasa yang bisa memberi penawar bagi sakit seseorang, sebagaimana Dia bisa memberikan sakit. Allah juga sangat senang dengan hamba yang selalu mengingat dan berdzikir kepada-Nya, serta yang selalu bersyukur baik dalam kondisi suka maupun duka. Sikap itulah yang kemudian bisa mendatangkan ridho dan pertolongan dari Allah.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.