1
Motivasi Tips

Peran Besar Para Ibu Sebagai Tonggak Peradaban

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Ibu, ibu dan ibu, terucap tiga kali pada lisan mulia seorang baginda Nabi Saw, bukan tanpa sebab, Islam menempatkan seorang ibu pada kedudukan mulia yang wajib dihormati. Ialah madrasah pertama bagi anak-anaknya, pengayom mereka. Ialah pendamping suami dan ibu dari anak-anaknya, pengatur urusan rumah tangganya, ialah ibu ummun wa rabbat al-bayt. Rusaknya seorang ibu, awal kehancuran sebuah institusi keluarga. Maka ibu, berperan penting dalam mewujudkan generasi siap tanding.

Islam, jelas sangat memuliakan seorang ibu dan menjaga kehormatannya dengan seperangkat aturan agung yang paripurna, syari’ah islamiyyah, dimana Islam mewajiban negara menjaga mereka dari berbagai fitnah dunia, dari mulai aturan berbusana, hingga membekali mereka semenjak muda belia dengan pendidikan berbasis akidah Islam, hingga siap memegang amanah agung sebagai seorang “ibu”, menghadapi segudang problematika keluarga di dunia; perceraian, perselingkuhan, pergaulan bebas, LGBT, problematika anak dan remaja yang disebabkan pola asuh salah, pornografi, penelantaran anak, human traficking, prostitusi, kecanduan gawai, dan lainnya.

Ibu, jelas perlu melek literasi, sebagai salah satu media meraih berbagai informasi. Literatur yang benar, yang dibaca dengan pola pikir yang benar (dengan kerangka berpikir Islam (qiyadah fikriyyah Islamiyyah), akan membuahkan pemahaman yang benar, dan pemahaman yang benar sangat berperan dalam membangun sikap yang benar. Maka, sudah saatnya ibu melek literasi, menjadi generasi cinta baca dan ilmu sejak dini.

Data menyebutkan bahwa dari 1000 orang Indonesia, hanya satu orang yang rutin membaca buku. Tingkat literasi Indonesia 60 dari 62 negara menurut The World Most Literate Nation Study. Sedangkan menurut data statistik dari UNESCO, dari 61 negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah. Peringkat 59 diisi oleh Thailand dan peringkat terakhir diisi oleh Bostwana.

Sedangkan peringkat pertama dengan tingkat literasi tertinggi adalah negara Finlandia. Data ini jelas menunjukan bahwa tingginya minat baca di Indonesia masih tertinggal jauh. Ada beberapa faktor yang menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia masih rendah: Pertama, Belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak kecil. Peran orang tua dalam mengajarkan kebiasaan membaca menjadi penting untuk meningkatkan kemampuan literasi anak. Kedua, akses ke fasilitas pendidikan belum merata dan minimnya kualitas sarana pendidikan.

Sarana pendidikan yang tidak mendukung kegiatan belajar dan mengajar dan panjangnya rantai birokrasi dalam dunia pendidikan. Hal inilah yang secara tidak langsung menghambat perkembangan kualitas literasi di Indonesia. Selain itu juga ada faktor kecukupan gizi yang ikut mempengaruhi.

Literasi berdasarkan telaah dari berbagai sudut pandang bisa kita maknai seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian lain adalah kemampuan atau kualitas melek aksara dimana didalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga memahami ide-ide secara visual. Sekarang ini literasi sudah mulai digunakan dalam skala yang lebih luas tetapi tetap merujuk pada kemampuan atau kompetensi dasar literasi yaitu membaca dan menulis. Sejauh ini ada 9 macam literasi yaitu literasi kesehatan, literasi finansial, literasi digital, literasi data, literasi kritikal, literasi visual, literasi statistik dan literasi informasi. Literasi ini sangat diperlukan dalam segala lini kehidupan manusia karena kemampuan literasi ini bisa menjadi kunci manusia untuk berproses untuk menjadi manusia yang lebih berpengetahuan dan berperadaban.

Maka dari itu tak berlebihan jika dikatakan bahwa ibu yang melek literasi menjadi salah satu tonggak peradaban Islam yang akan dibangun dimasa depan, karena dalam Islam ibu ada madrasah pertama dan utama.

webinar umroh.com

Sebagai muslimah, seharusnya firman pertama yang Allah turunkan pada Rasulullah menjadi motivasi luar biasa untuk meningkatkan literasi dan menumbuhkan minat baca pada anak-anak kita dalam rangka mempersiapkan peradaban Islam dimasa yang akan datang. QS. Al-Alaq ayat 1-5 (tulis terjemah nya).

Dalam tulisan seorang tokoh pendidikan menyatakan bahwa membaca (iqra’) merupakan proses awal pembelajaran dan pintu pengetahuan. Pepatah arab mengatakan bahwa Ta’allam, falaisa al-mar’u yuuladu ‘aaliman “ yang artinya belajarlah, sebab tidak seorang pun lahir berilmu. Implementasi dari kekuatan motivasi itu kemudian menyebar luas ke dunia Islam. Surat Al-Alaq sejatinya menginstruksikan pentingnya pengembangan daya literasi sebagai basis pembangunan peradaban.

Etos Iqra’ adalah membaca, berfikir kritis dan kreatif, meneliti, dan mengembangkan sains dan teknologi merupakan sendi utama tegaknya peradaban. Karena itu penting bagi muslimah khususnya dan kaum muslimin pada umumnya untuk kembali mengedepankan kekuatan literasi sebagai langkah awal untuk kembali meraih kejayaan yang meredup, karena Islam memandang penting kedudukan literasi dalam perjuangan dijalan Allah.

Tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu menjadi faktor yang penting agar menyadari diri untuk memaksimalkan peran multidimensi muslimah berlandaskan ketaqwaan pada Allah SWT, agar bisa berdaya untuk menuntut ilmu, berdaya dalam perubahan dan tentunya berdaya untuk keluarga. Karena Islam sangat memberi ruang untuk muslimah berkarya baik diranah domestik maupun publik. Untuk mengawali semua peran itu maka membaca menjadi suatu keharusan, apalagi diera digital seperti sekarang, penting sekali bagi seorang muslimah memiliki literasi informasi dan literasi media yang sangat berperan dalam upaya mencerdaskan umat dengan pemikiran Islam yang ideologis.