Umroh.com – Maulid Nabi menjadi salah satu perayaan umat muslim yang semarak di Indonesia. Perayaan yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal itu diwarnai dengan beragam kegiatan, yang mengingatkan umat muslim Indonesia kepada kemuliaan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Berikut akan dijelaskan 10 perayaan Maulid Nabi yang unik di Indonesia.
Berdasarkan pemaparan tim umroh.com, karena Indonesia memiliki beragam budaya, tentunya ada banyak tradisi Maulid Nabi di masing-masing daerah. Setiap wilayah dan kebudayaan di Indonesia memiliki cara unik untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Berikut adalah perayaan maulid yang unik di Indonesia. Tradisi Maulid di Indonesia ini menunjukkan keragaman budaya dan tradisi Indonesia. Sekaligus melukiskan betapa umat muslim di Indonesia mencintai Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Namun, kita tetap harus waspada menghindari kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kesyirikan ya.
Baca juga: Arti, Makna dan Hikmah Tradisi Maulid Nabi
Perayaan Maulid Nabi di Indonesia
1. Tradisi Bungo Lado di Padang Pariaman
Warga Padang Pariaman, Sumatera Barat, memperingati Maulid Nabi dengan memasang Bungo Lado, atau pohon hias yang memiliki daun dari uang. Mereka menempelkan uang kertas ke ranting pohon hias tersebut.
Bungo Lado nantinya akan dikumpulkan dari berbagai desa. Tradisi Maulid di Padang Pariaman ini dilakukan secara bergantian di beberapa Kecamatan. Uang yang terkumpul pada Bungo Lado akan digunakan untuk menyumbang pembangunan masjid. Biasanya mencapai puluhan juta rupiah.
Tradisi Bungo Lado berhubungan erat dengan profesi warga Sumatera Barat yang kebanyakan adalah petani. ‘Bungo’ artinya ‘bunga’, sedangkan ‘Lado’ artinya ‘cabai’. Mereka banyak bertani cabai, dimana pohonnya akan berbunga sebelum berbuah. Bunga-bunga di pohon cabai itu kemudian disimbolkan dengan uang sumbangan yang dikumpulkan pada pohon hias. Uang sumbangan menjadi cerminan rasa syukur terhadap nikmat yang Allah berikan kepada mereka.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
2. Tradisi Ngalungsur Pusaka di Garut
Warga Garut, Jawa Barat, biasa mengadakan upacara Ngalungsur untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dalam upacara ini, mereka membersihkan dan mencuci pusaka peninggalan Sunan Rohmat Suci atau Sunan Godog, atau Prabu Kian Santang. Pusaka dibersihkan dan dicuci dengan air bunga, lalu digosok minyak wangi agar tidak berkarat.
Umroh.com merangkum, perayaan serupa berlangsung di beberapa masjid di Banten. Misalnya di Masjid Agung Banten dan tempat makam para wali lainnya. Pusaka yang ditinggalkan oleh para sunan menjadi simbol perjuangan mereka dalam menyebarkan agama Islam, yang harus terus dirawat dan dijaga.
3. Tradisi Kirab Ampyang di Kudus
Di daerah Loram Kulon, Jati, Kudus, terdapat Masjid Wali. Masjid ini didirikan oleh murid dan menantu Sunan Kudus, sekaligus ulama setempat kala itu, yaitu Sultan Hadirin atau Raden Toyib.
Tradisi Kirab Ampyang untuk memperingati Maulid Nabi pertama kali digagas oleh Sultan hadirin dan istrinya, Ratu Kalinyamat. Di sini disediakan ampyang atau nasi dan kerupuk yang kemudian diarak keliling desa. Kini tradisi tersebut diikuti oleh banyak peserta yang menampilkan kesenian dan visualisasi tokoh-tokoh yang berjasa terhadap pendirian Masjid Wali.
4. Grebeg Maulud di Yogyakarta
Tradisi Grebeg Maulud diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta, dan bertempat di Keben Keraton Yogyakarta. Ini merupakan puncak dari perayaan Sekaten untuk memperingati kelahiran Rasulullah. Perayaan diselenggarakan dengan menyajikan tujuh gunungan (ditambah satu gunungan yang dikeluarkan 8 tahun sekali, yaitu Gunungan Bromo). Gunungan-gunungan yang berisi makanan dan hasil bumi itu akan dibawa ke Masjid Gede, Kepatihan dan Puro Pakualaman untuk dibagikan kepada warga.
5. Baayun Maulid di Banjarmasin
Warga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengadakan tradisi unik Maulid Nabi dengan membuat ayunan. Ayunan yang mereka buat dihiasi dengan benda-benda yang menjadi simbol harapan tertentu. Misalnya ada ayunan yang dihiasi dengan janur yang bernama ular lidi. Janur tersebut diletakkan di bagian atas ayunan, dan memiliki makna kebersihan sehingga orang yang menaiki ayunan tersebut diharapkan selalu senang dengan kebersihan. Selain itu, ada ayunan yang dihiasi dengan hiasan janur berbentuk bunga dan burung, yang menjadi simbol kebesaran Kerajaan Banjar di masa lalu.
Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda cuma di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
6. Dulangan di Lombok
Warga Lombok memiliki tradisi unik dalam menyambut Maulid Nabi. Setiap rumah atau keluarga di Lombok memberikan satu Dulang yang berisi nasi lauk, buah-buahan, dan makanan kecil untuk dibawa ke masjid setempat. Di masjid, warga kemudian menikmati bersama Dulang yang mereka bawa. Selain memperingati Maulid Nabi, tradisi dulangan di Lombok ini mencerminkan rasa kerukunan dan gotong royong di masyarakat.
7. Perahu Hias di Tangerang
Warga Kali Pasir, Tangerang, membuat perahu kertas raksasa dan mengalirkannya di Sungai Cisadane. Perahu kertas dibuat dalam waktu dua hingga tiga hari, dan biasanya warga mengalirkan sekitar sepuluh perahu kertas hias. Tradisi ini menjadi tradisi turun temurun yang digelar untuk memperingati hari kelahiran Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
8. Pawai Telur di Banyuwangi dan Bali
Warga di Banyuwangi dan Bali memperingati Maulid Nabi dengan cara pawai telur atau Pawai Endog. Tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini pertama kali digagas oleh Sunan Giri saat memperkenalkan Islam di daerah Banyuwangi.
Pada perayaan Maulid Nabi, warga merebus telur yang kemudian ditusuk dengan kayu dan dihias. Telur-telur itu kemudian ditancapkan ke batang pohon pisang, dan diarak untuk kemudian menjadi rebutan warga sekitar. Penggunaan telur yang kemudian diarak itu menjadi cara warga Banyuwangi untuk mengekspresikan rasa syukur terhadap rezeki dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
9. Meuripee di Aceh
Warga Banda Aceh mengedepankan rasa gotong royong dalam memperingati Maulid Nabi. Mereka mengadakan tradisi Meuripee, dimana warga memberi sumbangan sesuai kemampuan untuk konsumsi perayaan Maulid Nabi. Dalam perayaan, biasanya akan disajikan daging sapi untuk para warga.
Selain menyumbang bahan makanan untuk perayaan, warga juga menyumbang tenaga untuk memasak hidangan untuk perayaan Maulid Nabi tersebut. Mereka berbagi tugas untuk memasak hidangan bagi warga yang akan hadir di perayaan Maulid Nabi. Selanjutnya, pada hari perayaan Maulid Nabi, warga akan berkumpul di masjid dan berdoa bersama, lalu menyantap hidangan yang telah dimasak bersama.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
10. Telur Hias di Papua
Warga muslim di Papua menghias telur rebus yang kemudian dipajang pada tiang masjid. Telur-telur hias ini akan menjadi rebutan bagi warga yang menghadiri perayaan Maulid Nabi di masjid. Selain menghadirkan kegembiraan, perayaan Maulid Nabi dengan telur hias tersebut juga menjadi pemersatu umat muslim di Papua.