1
Muslim Lifestyle

Penting! Ini 5 Perbedaan Taaruf dan Pacaran

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Sebelum menikah, pria dan wanita memang perlu untuk saling mengenal. Kehidupan pernikahan akan memberikan ketenangan, namun juga tidak lepas dari ujian dan cobaan. Kemampuan memahami karakter masing-masing, serta bekerjasama menghadapi tantangan adalah hal penting bagi suami dan istri. Berikut ini akan dijelaskan beberapa perbedaan terkait pacaran dan taaruf.

Seperti yang diketahui, kebutuhan saling mengenal sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk mengumbar kemesraan sebelum adanya ikatan pernikahan yang jelas. Rasulullah bersabda, “Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh mahramnya” (HR. Muslim). 

Baca juga: Ingin Taaruf? Ini Cara yang Benar Membuat Proposal Taaruf

Pacaran Dahulu vs Pacaran Sekarang 

Kata pacar berasal dari tradisi Melayu. Dahulu saat ada lelaki menyukai seorang wanita, maka lelaki itu akan mengirimkan pantun kepada sang wanita. Apabila pantun diterima, orang tua sang wanita akan memakaikan daun pacar di kedua tangan calon mempelai. Selama pacar ini masih menempel di kuku (kira-kira tiga bulan), sang pria harus menindaklanjuti hubungan dengan mengajukan lamaran dan membicarakan pernikahan.  

Umroh.com merangkum, dari sejarah tersebut, kita bisa melihat bahwa dahulu pacaran (memakai daun pacar di kedua tangan calon mempelai) adalah tahap pertama penjajakan pernikahan. Dalam kurun waktu yang tidak lama, hubungan akan ditindaklanjuti menuju pernikahan. Tidak ada kesempatan bagi pria dan wanita untuk berduaan, karena sang wanita tetap dalam penjagaan keluarganya.

Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!

Pacaran dahulu tentu berbeda dengan pacaran masa kini. Sesuai KBBI saat ini, definisi pacaran berasal dari kata ‘pacar’ yang artinya teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih (kekasih). Pacaran memiliki arti mirip dengan berpacaran, yaitu bercintaan atau berkasih-kasihan. 

Pacaran Dilarang Allah 

Pacaran yang banyak dikenal sekarang tentu dilarang Allah. Keberadaan wanita dan pria yang sering bersama, bersentuhan, saling menunjukkan sikap mesra, adalah hal yang dilarang oleh Allah. Di surat Al Isra ayat 32 Allah berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”.  

Berduaan dengan pria atau wanita bukan muhrim, disertai syahwat dengan dalih kasih sayang, jelas merupakan perbuatan yang akan mengarahkan manusia pada zina. Ini adalah tipu daya setan yang coba menjerumuskan manusia untuk melakukan larangan Allah.  

webinar umroh.com

Syarat Islam Soal Kasih Sayang

Dalam Islam, aktivitas bercintaan atau berkasih-kasihan antara pria dan wanita adalah hal yang dibolehkan apabila telah menikah. Sebelum menikah, tindakan ini dilarang karena akan menjerumuskan manusia pada perzinaan.

Zina sangat dilarang Allah. Mendekatinya saja tidak boleh. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila seorang hamba berzina keluarlah iman darinya. Lalu iman itu berada di atas kepalanya seperti naungan, maka apabila dia telah bertaubat, kembali lagi iman itu kepadanya” (HR. Abu Dawud). Dari Ibnu Abbas, Rasulullah juga bersabda, “Dicabut cahaya keimanan di dalam zina”. 

Agar terhindar dari perbuatan mendekati zina, bahkan berzina, Islam menawarkan solusi bagi manusia yang ingin menikah. Kebutuhan saling mengenal bisa dilakukan melalui taaruf, sehingga kita tetap berada di jalan yang Allah ridhai. 

Perbedaan Taaruf dan Pacaran 

1. Taaruf Menghindarkan Diri dari Zina, Pacaran Justru Mendekatkan 

Sebagaimana dijelaskan di atas, pacaran identik dengan keakraban atau keintiman antara pria dan wanita bukan muhrim yang hanya dilakukan secara berduaan. Ditambah adanya rasa kasih sayang sebagai tipuan setan, akan beresiko mendekatkan seseorang kepada perbuatan zina yang termasuk dosa besar.  

Tim umroh.com memaparkan, saat berpacaran dan dimabuk asmara, sulit rasanya menghindari aktivitas yang melibatkan kontak fisik atau perasaan yang dilarang. Sebaliknya, proses taaruf akan menjaga pria dan wanita dari aktivitas yang mendekati zina.

2. Taaruf Mengijinkan Pelakunya untuk Berterus Terang, Pacaran Cenderung Menutupi 

Tipuan yang ada dalam pacaran membuat masing-masing pihak ingin menunjukkan sisi terbaik mereka. Kecil kemungkinan mereka akan menunjukkan sisi terburuk, karena masing-masing masih ingin bertahan di dalam hubungan yang terasa menyenangkan itu. Akibatnya, tidak semua bisa jujur menampilkan diri yang sesungguhnya. 

Berbeda dengan pacaran, taaruf justru menuntut seseorang untuk memberikan informasi sejujur-jujurnya. Baik tentang kelebihan maupun kekurangan. Orang yang bertaaruf akan sadar bahwa apa yang mereka lakukan disaksikan Allah, sehingga mereka tidak akan berani berdusta atau menutupi hal yang perlu diketahui calon pasangan. Mereka sadar bahwa tujuan utama adalah pernikahan yang berkah dan langgeng, sehingga masing-masing akan merasa bahwa berdusta tiada gunanya. 

Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda cuma di umroh.com!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]

3. Taaruf Memakan Waktu Relatif Singkat, Pacaran Dijalani dalam Waktu yang Lama 

Pacaran banyak diisi dengan kegiatan berdua, dan biasanya berlangsung relatif lama. Masing-masing tidak memiliki kejelasan tentang tahap hubungan yang harus dilalui, dan terhanyut dalam romantisme dari hari ke hari.  

Saat taaruf, ada tahapan jelas yang akan dilalui oleh pria dan wanita. Masing-masing mengetahui bahwa taaruf akan berlanjut ke proses lamaran jika ada kecocokan. Selain itu, ada mediator sebagai pemandu tahapan yang harus dilalui, sehingga tidak ada situasi saling menunggu di antara keduanya.

4. Taaruf Menghindari Sakit Hati Berlebihan, Pacaran Rentan Sakit Hati 

Berpacaran berarti bertatap muka dan mengenal lawan jenis secara mendalam. Di dalam hubungan itu, emosi seseorang mengambil peranan yang sangat besar sehingga rentan sakit hati. Berbeda dengan taaruf, dimana semua proses dilalui dengan kepala dingin dan iman. Saat taaruf, semua proses menjadi sumber data yang akan menjadi pertimbangan masing-masing pihak. 

Kalaupun ada ketidakcocokan, bisa disampaikan di dalam forum taaruf. Jika disampaikan secara logis dan santun, tentu masing-masing pihak akan bisa menerima. Karena semuanya menginginkan kehidupan pernikahan yang bahagia. 

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!

5. Taaruf Insyaa Allah Lebih Berkah 

Perbedaan pacaran dan taaruf yang terakhir yakni mendapatkan keberkahan. Mengenal calon pasangan lewat taaruf, alih-alih berpacaran, merupakan ikhtiar untuk meraih ridha Allah. Masing-masing pihak akan terjaga dari perbuatan yang tidak diridhai Allah, seperti mendekati zina atau mendzalimi orang lain (menyakiti hati orang lain). Dengan begitu calon suami dan istri tetap melangkah di jalan yang Allah ridhai, sehingga kelak pernikahannya akan semakin diberkahi oleh Allah.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.