Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Imam Muslim, bahwa tanda orang munafik ada tiga, yaitu apabila berkata dia dusta, apabila berjanji dia ingkar, dan apabila dipercaya dia berkhianat. Tidak ada yang menyukai orang munafik. Allah sendiri membenci orang yang munafik. Amanah merupakan salah satu sifat yang menandakan seseorang bukan orang yang munafik.
Orang-orang akan lebih mudah percaya dan bekerja sama dengan orang-orang yang amanah. Orang-orang yang amanah tidak akan menghianati proses kerjasama atau komunikasi yang telah dibangun. Tidak heran, banyak-orang yang amanah akan lebih mudah mencapai kesuksesannya di dunia.
Pedagang yang amanah akan mempunyai banyak pelanggan. Pebisnis yang amanah akan memiliki banyak klien atau rekan kerja. Sementara orang-orang yang amanah akan lebih mudah mendapatkan teman-teman yang mempercayainya.
Agar kita menjadi orang yang amanah, baik di lingkungan pergaulan maupun di lingkungan pekerjaan, lakukan hal-hal di bawah ini.
Menjaga Komitmen
Ada beberapa macam hubungan yang membutuhkan komitmen di dalamnya. Misalnya hubungan antara karyawan dengan perusahaan, pemilik usaha dengan rekan bisnisnya, hingga suami dengan istri.
Ketika kita sudah menyanggupi sebuah komitmen, maka sebisa mungkin janganlah merusak kepercayaan orang yang telah berkomitmen dengan kita. Lakukan apa yang seharusnya kita lakukan.
Jangan mengecewakan perusahaan yang telah mempercayakan tugas-tugas rutin kepada kita. Jangan mengecewakan rekan bisnis yang telah mempercayakan urusannya kepada kita. Suami atau istri juga tidak seharusnya mengingkari komitmen yang telah dibuat di awal pernikahan.
Tahu Kapan Harus Berkata “Tidak”
Setiap manusia memiliki batasannya masing-masing. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk menghargai dan mengenali diri sendiri. Kenali batasan-batasan yang kita miliki. Apa yang bisa kita lakukan, dan apa yang tidak, dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya.
Dengan begitu, ketika kita menerima tawaran tentang amanah, kita bisa mempertimbangkannya sebelum meng’iya’kannya. Jika ternyata kita merasa belum mampu menunaikan amanah tersebut, bukan hal yang buruk jika kita menolaknya.
Ucapkan dengan jelas namun tetap dengan sopan. Utarakan alasan mengapa kita tidak bisa menerima amanah tersebut agar orang lain memahami. Berkata “tidak” sangat penting agar tidak ada yang kecewa jika ternyata kita tidak mampu memenuhi amanah karena ketidakmampuan kita.
Berkomunikasi secara Proaktif
Selalu komunikasikan hal-hal yang terjadi saat kita melaksanakan amanah dari seseorang. Jangan membuat orang menebak-nebak dan terkejut, jika akhirnya kita tidak bisa menunaikan amanah dengan sempurna.
Jika memang kita tidak bisa menjanjikan sesuatu yang tidak bisa ditepati karena suatu hal, atau ketika kita mengalami kendala saat menjalankan amanah, sampaikan hal tersebut kepada orang yang berhubungan dengan kita. Lebih cepat menyampaikannya lebih baik, agar ia tidak kecewa berlebihan karena kita menghubunginya di akhir waktu.
“Walk The Talk”
Tidak ada orang yang suka dengan orang yang pandai berbicara, namun tidak pandai dalam eksekusi. Jika kita memiliki ide atau pemikiran, selain mmenyampaikanya, kita juga harus bersedia melakukan apa yang kita usulkan. Atau ketika kita meminta seseorang untuk melakukan sesuatu, kita juga harus melakukan hal tersebut sebagai sebuah teladan dari hal yang kita perintahkan.
Mengerjakan Tugas Sebaik-baiknya
Ketika kita menerima amanah, kita harus menunjukkan performa yang bagus setiap hari. Kerjakan apa yang menjadi tanggung jawab kita sebaik-baiknya.
Sebagai karyawan, kita harus mengerjakan hal-hal yang diamanahkan kepada kita dengan baik. Sebagai suami atau istri, kita juga harus berusaha sebaik-baiknya menjadi partner yang baik. Ketika kita menerima amanah berupa anak, kita harus sebaik-baiknya mendidik mereka agar menjadi orang-orang yang soleh dan bermanfaat.
Hormati Waktu Orang Lain
Waktu adalah hal yang tidak bisa ditarik kembali. Karena itu, kita harus benar-benar menghormati waktu orang lain agar tidak dicap sebagai orang yang tidak amanah. Jika menghargai waktu orang lain saja tidak bisa, bagaimana seseorang akan menghargai sebuah amanah?
Contoh sederhananya adalah ketika berjanji untuk datang pada jam tertentu, tepati waktu tersebut agar kita tidak membuang-buang waktu orang lain.
Kerjakan Hal yang Benar
Apapun tantangan yang kita hadapi, pastikan kita melakukan hal-hal yang benar. Jangan sampai karena terpengaruh oleh emosi, merasa mentok dengan tantangan, atau saat menghadapi hal-hal di luar dugaan, kita jadi melakukan hal-hal yang melanggar norma-norma.