1
Muslim Lifestyle

Perhatikan, Ini Nasihat Rasulullah dalam Berpakaian

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Selain mengajarkan tentang syariat ibadah, Rasulullah juga mengajarkan kebaikan dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari, termasuk berpakaian. Ada banyak pesan Rasulullah kepada kita untuk tetap memperhatikan pakaian agar tetap mendatangkan kebaikan bagi kita.

Sederhana dalam Berpakaian

Saat berpakaian, kita disarankan untuk memperhatikan keindahan pakaian. Pakaian yang dipakai harus cukup baik untuk menunjukkan rasa syukur terhadap nikmat Allah, namun jangan berniat bermewah-mewahan. Diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “Sungguh, Allah suka melihat bekas nikmatNya kepada hambaNya”.

Mu’adz bin Anas menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan pakaian yang mewah karena merendahkan diri (tawadhu) kepada Allah, padahal dia mampu membelinya, maka pada hari kiamat kelak Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk untuk disuruh memilih pakaian iman yang dia kehendaki untuk dipakai” (H. R. Tirmidzi).

Dilarang Memanjangkan Pakaian karena Sombong

Ibm ‘Umar menuturkan bahwa Rasululah bersabda, “Barangsiapa yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong, maka pada hari kiamat kelak Allah tidak akan melihatnya”. Abu Bakar kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kain yang saya pakai senantiasa turun sampai bawah mata kaki, kecuali kalau saya sangat berhati-hati”.

Rasulullah kemudian bersabda kepadanya, “Engkau tidaklah termasuk orang-orang yang berbuat semacam itu karena sombong” (H.R. Al Bukhari).

Dari hadist tersebut, kita bisa belajar bahwa harus menjaga hati dari sombong, sampai kepada hal berpakaian. Sombong adalah sifat yang tidak disukai Allah, dan akan mencegah seseorang memasuki surga walaupun kesombongan di hatinya hanya sebesar biji zarrah.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Ust. Adi Hidayat, ada tiga pendapat ulama mengenai hadist ini. Pertama, yang menekankan bahwa kita dilarang menunjukkan kesombongan, terutama lewat pakaian. Di zaman Rasulullah, pakaian yang panjang identik dengan seseorang dengan status sosial yang tinggi. Mereka sengaja memakai pakaian yang panjang untuk menunjukkan kelebihan dirinya. Nabi mengajarkan kepada para Sahabat bahwa sikap sombong dan menunjukkan kelebihan diri tidak diperbolehkan dalam Islam.

Pendapat kedua, memilih untuk menganjurkan memakai pakaian di atas mata kaki untuk menjaga hati dari sombong. Pendapat yang ketiga menganjurkan kita untuk tetap tidak berlebihan memakai celana yang di bawah mata kaki, namun juga disesuaikan dengan keelokan saat memakainya, sesuai dengan norma yang berlaku di tempat kita tinggal.

webinar umroh.com

Para ulama kemudian juga melengkapi, bahwa kini kita harus berhati-hati dalam berpakaian agar tidak timbul sifat sombong dalam diri. Misalnya memakai perhiasan yang berlebihan, atau memakai pakaian bermerek yang mahal untuk kemudian timbul rasa melebihkan diri dari orang lain (sombong).

Laki-Laki Dilarang Memakai Kain Sutera

‘Ali r.a. bertutur, bahwa pada suatu hari ia melihat Rasulullah SAW memegang kain sutera di tangan kanannya dan memegang emas di tangan kirinya. Kemudian beliau bersabda, “Sungguh, dua benda ini haram bagi umatku yang laki-laki”.

Namun untuk alasan kesehatan, sutera boleh dikenakan oleh laki-laki. Sebagaimana yang dikisahkan Anas r.a. yang bercerita, bahwa Rasulullah memberikan kelonggaran kepada Al-Zubair dan ‘Abdurrahman bin ‘Auf untuk memakai kain sutra, karena keduanya  menderita penyakit gatal-gatal (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.