1
News

Philadelphia Street Diberi Nama Baru untuk Kehormatan Muhammad Ali

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Muhammad Ali, menjadi legenda dan sosok universal yang dicintai semua orang, masih dihujani penghargaan tiga tahun setelah kematiannya

Philadelphia baru saja berganti nama menjadi Philly’s Street ke-52 setelah petinju tersebut, menurut The Philadelphia Tribune.

“Saya hanya berpikir dia lebih dari sekedar ikon olahraga,” kata Faruq Abdul Ghaffar, direktur eksekutif 400 Years Coalition, yang merencanakan program di wilayah Philadelphia untuk mengenali kedatangan dan pengaruh orang Afrika di Amerika sejak 1619.

“Dia universal untuk orang-orang. Dia dicintai oleh semua orang. Dia mewakili rakyatnya dengan cara yang merupakan hal positif di seluruh dunia, ”kata Abdul Ghaffar.

“Dia mewakili Philadelphia. Dia tinggal di sini. Dia adalah bagian dari budaya. Dia mewakili itu dengan baik. Dia mendirikan kemah di Deer Lake [Pennsylvania]. Jadi dia berada di Philadelphia beberapa kali. Dia akan turun dan berada di 52nd Street. Dia biasa turun dan berbicara dengan orang-orang. ”

Muhammad Ali adalah legenda sebagai seorang petinju, dermawan dan aktivis sosial. Kota Philadelphia dan Koalisi 400 Tahun secara anumerta akan mengenali juara tinju kelas berat itu Sabtu dengan upacara untuk mengganti nama 52 Street sebagai Muhammad Ali Way.

Acara ini akan berlangsung di Malcolm X Park, 52nd dan Pine Street, pukul 3 malam. pada hari Sabtu sebagai bagian dari Perayaan Juneteenth.

“Saya harus berterima kasih kepada Anggota Dewan Kota Jannie Blackwell karena menyelesaikan resolusi ini,” kata Abdul Ghaffar.

webinar umroh.com

“Dia adalah bagian besar dari itu. Mereka akan memiliki kendaraan hias di parade. Putrinya, Khaliah Ali, akan ada di sana. Mereka akan memiliki beberapa tanda dari Parkside Avenue sampai ke Baltimore Avenue. Hal utama [adalah] dia lebih dari sekedar petinju. ”

Dinamai Cassius Marcellus Clay Jr setelah ayahnya, juara olahraga, yang meninggal pada usia 74, kembali ke Islam pada tahun 1964 dan mengubah namanya menjadi Mohammad Ali, menjuluki mantan aliasnya, Cassius Clay, “nama budak saya”.

Ali menjadi ikon tidak hanya karena prestasinya di atas ring, tetapi juga keyakinan politiknya, khususnya sikapnya menentang perang bagi Amerika Serikat dalam perang Vietnam.

Keputusan itu membuatnya kehilangan lisensi tinju selama hampir empat tahun, tetapi menyegel warisannya sebagai seorang lelaki, dengan set musik untuk menyebarkan kisahnya lebih jauh.