Umroh.com – Setiap 1 Muharram umat Islam memperingati perayaan kedatangan tahun baru dari penanggalan Islam. Biasanya umat muslim memanjatkan doa akhir tahun dan doa awal tahun Hijriah. Selain memanjatkan doa, Rasulullah SAW menyebut bulan Muharram menjadi bulan yang istimewa untuk memperbanyak amalan ibadah, sebut saja puasa akhir tahun dan awal tahun.
1 Muharram ini berkaitan dengan peristiwa sejarah hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah. Rasulullah SAW menyebut bulan Muharram menjadi bulan yang istimewa untuk memperbanyak amalan ibadah, sebut saja puasa akhir tahun dan awal tahun.
Baca juga : Kisah Romantis Shafiyyah binti Abdul Muthalib, Bikin Baper!
Puasa Akhir Tahun dan Awal Tahun
Dalam rangka muhasabah dan bersyukur ini banyak orang yang mengungkapkannya dengan berbagai macam ibadah. Diantaranya adalah dengan berpuasa di hari akhir (penutup) tahun, dan di hari awal (pembuka) tahun.
Memang, mengenai puasa ini banyak sekali perdebatan entah karena dalil yang lemah maupun karena anggapan bid’ah. Akan tetapi selama puasa ini dilakukan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah swt dalam bermuhasabah, maka hal itu termasuk amal saleh. Bukankah lebih baik berpuasa dan bermuhasabah dari pada membiarkan waktu berlalu tanpa makna? Apalagi jika puasa itu ternyata ada dalil hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi:
من صام آخر يوم من ذي الحجة، وأول يوم من المحرم فقد ختم السنة الماضية بصوم، وافتتح السنة المستقبلة بصوم، جعل الله له كفارة خمسين سنة
“Barang siapa yang berpuasa sehari pada akhir tahun dari bulan Dzulhijjah dan puasa sehari pada awal dari bulan Muharram, maka ia sungguh-sungguh telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa, dan Allah Ta’ala menjadikan kaffarah/terlebur dosanya selama 50 tahun.”
Muawiyah mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Berpuasa di awal bulan dan akhir bulan” (HR Abu Dawud dan Baihaqi)
“Yang dimaksud hadis adalah ‘Berpuasalah di awal bulan dan akhir bulan’. Tujuannya adalah menjelaskan hukum boleh” (Aun Al-Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud 6/324)
Status hadis ini nyaris tidak disinggung oleh Abu Dawud. Namun bagi Syekh Albani saya temukan dua penilaian yang berbeda. Di kitab Sunan Abi Dawud beliau mengatakan dlaif. Dan dalam kitab Al-Jami’ Ash-Shaghir dinyatakan hadis Hasan. Penilaian kontradiktif seperti akan sering anda jumpai dalam kitab-kitab Syekh Albani.
Jika ada yang mempermasalahkan kedlaifannya, maka sampaikan kepada mereka hadits sahih yang membolehkan berpuasa sunah di awal dan akhir bulan:
Dari Muadzah bahwa ia bertanya kepada Aisyah: “Apakah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berpuasa 3 hari setiap bulan?” Aisyah menjawab: “Ya”. Ia bertanya: “Kapan puasa Nabi?” Aisyah menjawab: “Nabi tidak mempedulikan kapan saja beliau puasa” (HR Ibnu Hibban)
Umroh.com merangkum, bagi umat Islam yang ingin menjalankan puasa Sunnah di akhir Dzulhijjah dan awal Muharam diperbolehkan dengan dalil-dalil riwayat Abu Dawud dan Ibnu Hibban. Namun jangan bertujuan mengamalkan hadis yang telah dinilai sebagai hadis palsu oleh Ibnu Al-Jauzi dan Imam As-Suyuthi.
Benarkah Puasa Akhir Tahun dan Awal Tahun Menghapus Dosa?
Di momen pergantian tahun memang saat-saat yang sangat bersejarah. Maka, ada keinginan untuk berbuat atau melakukan amalan-amalan terbaik.Lalu, muncul pertanyaan apakah berpuasa di akhir dan awal tahun Hijriah itu memiliki dalil yang kuat merujuk pada perintah dari Rasulullah?
Umroh juga melancarkan rezeki Anda selain menjadi tamu Allah. Yuk temukan paketnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Adasebuah hadis yang dijadikan dasar bagi orang-orang yang mengamalkan amalan puasa.Diantara hadits yang dijadikan sandaran adalah:
“Barang siapa berpuasa akhir hari bulan Dzulhijjah dan awal Muharram, maka dia telah menutup tahun lalunya dengan puasa dan membuka tahun barunya dengan puasa, Allah menjadikan baginya kaffarah lima puluh tahun”.
Dijelaskan dalam hadis ini maudhu’. Dibawakan Ibnul Jauzi dalam al-Maudhū’āt 2/566 dengan sanadnya sampai kepada Ibnu Abbas, lalu katanya, “Al-Harawi adalah al-Juwaibari dan Wahb, kedunya adalah pendusta dan pemalsu hadits”. Dan disetujui As-Suyuthi, Ibnu Arraq, dan Asy-Syaukani.
Dengan demikian, maka pengkhususan akhir tahun dan awal tahun dengan puasa termasuk amalan yang tidak di contohkan oleh Rasulullah. Demikian juga ritual-ritual serupa yang tidak ada dalilnya, seperti do’a awal dan akhir tahun.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid berkata dalam Tashihud Dua: “Tidak ada dalam syari’at ini sedikit pun doa atau dzikir untuk awal tahun. Manusia zaman sekarang banyak membuat bid’ah berupa doa, dzikir, demikian pula puasa awal tahun baru, menghidupkan malam pertama bulan Muharram dengan shalat, dzikir atau doa, puasa akhir tahun, dan sebagainya yang semua ini tidak ada dalilnya sama sekali.