Sebuah forum publik di Auckland, Selandia Baru akan merayakan keragaman pemikiran, gaya hidup, dan prestasi wanita Muslim di negara itu, lapor Scoop.
“Forum Wanita Muslim hanya akan menunjukkan beberapa keragaman pemikiran, gaya hidup, dan prestasi dalam komunitas wanita Muslim Selandia Baru,” kata Leonie Morris, manajer Pusat Wanita Auckland, dan penyelenggara forum.
“Wanita Muslim adalah pemimpin dalam diskusi nasional kami saat ini mengenai kebebasan, akuntabilitas, dan tanggapan terhadap rasisme, dan kami bangga menawarkan kepada masyarakat kesempatan untuk mencari tahu lebih banyak tentang orang-orang di balik berita utama.” Diadakan pada hari Selasa, 25 Juni, forum publik “Celebrating Muslim Women” menjadi tuan rumah panelis dari berbagai usia, etnis, asal, dan sikap terhadap jilbab.
Para pembicara termasuk Mahvash Ali, jurnalis dan associate produser The Project; Pemimpin Muda Persemakmuran, Fatumata Bah; penulis Latifa Daud, dan Refugees sebagai Survivors, penasihat advokat Fahima Saeid yang merupakan dokter Médecins Sans Frontière di Afghanistan sebelum berimigrasi ke Selandia Baru pada tahun 2001. Jurnalis senior Carol Hirschfeld akan memoderasi forum.
Ali adalah pendongeng di festival komedi internasional Selandia Baru bulan lalu. “Saya seorang pecinta pantai, jandal, es krim ujung atas. Saya tidak mengerti pajak capital gain, “katanya. “Apakah aku terdengar seperti Kiwi yang khas? Saya sungguh berharap demikian, karena saya merasa seperti itu! ”
Jumlah Muslim di Selandia Baru menurut sensus 2013 adalah 46.149, naik 28% dari 36.072 pada sensus 2006.
Mayoritas Muslim Selandia Baru adalah Sunni tetapi ada sejumlah besar Syiah yang tinggal di Selandia Baru, terkonsentrasi terutama di Auckland (kota terbesar di Selandia Baru).
