Mengajak seseorang menuju kepada kebajikan adalah salah satu tugas seorang muslim. Allah sendiri banyak menurunkan firman dalam Al Qur’an, yang isinya menyuruh manusia untuk selalu menyeru pada kebajikan, serta mencegah kemungkaran. Misalnya dalam surat Ali Imran ayat 104 dan 110, surat Al-A’raf ayat 199, surat At-Taubah ayat 71, dan sebagainya.
Bersedia menyeru kepada kebajikan merupakan salah satu tanda keimanan seseorang. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya. Apabila dia tidak mampu, hendaklah dia mengubahnya dengan lisannya. Apabila dia tetap tidak mampu, hendaklah dia mengubahnya dengan hatinya, dan itu adalah iman terlemah”.
Cara paling sederhana untuk menyeru kebajikan adalah dengan memberikan nasihat. Nasihat harus disampaikan agar orang lain memahami tentang kebaikan dari suatu hal. Namun ada hal yang perlu diperhatikan agar nasihat yang kita berikan bukan hanya sampai ke telinga, namun juga sampai ke hati dan akhirnya bisa merubah perilaku. Tentu saja dengan bantuan Hidayah dari Allah SWT.
Memberi Nasihat karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Saat ingin memberi nasihat kepada orang lain, pastikan kita melakukannya karena ingin mendapatkan ridha dari Allah. Allah adalah Dzat yang menggenggam hati setiap makhluk. Karenanya, kita juga harus meminta bantuan kepadaNya untuk meluruskan perilaku seseorang. Meniatkan nasihat karena Allah juga akan membuat kita mendapatkan pahala dan kebaikan di sisi Allah.
Hindari Menasihati untuk Merendahkan
Nasihat biasanya diberikan dari seseorang yang telah mengetahui hakikat dari suatu hal. Walaupun kita tampaknya memiliki ilmu yang lebih dibandingkan orang yang akan kita nasihati, jangan sampai terbersit perasaan merendahkan, apalagi berniat untuk mempermalukannya.
Sesungguhnya ilmu yang kita dapat itu juga merupakan anugerah dari Allah, jadi jangan sampai kita menggunakannya untuk menyakiti hati orang lain. Menasihati dengan cara seperti itu juga membuat nasihat tidak berbuah sebagaimana yang diharapkan.
Sampaikan Nasihat ketika Sedang Berdua
Ketika ingin menasihati seseorang, usahakan dilakukan ketika sedang berdua saja. Pastikan yang mendengar nasihat yang kita berikan hanya kita dan dia. Cara itu untuk mencegah orang tersebut malu karena kekurangannya diketahui oleh orang lain.
Memberi nasihat memang bisa dilakukan secara terbuka, misalnya lewat ceramah. Namun itu berlaku untuk suatu hal yang sifatnya perlu diketahui orang banyak. Jika nasihat hanya perlu diketahui oleh orang tertentu, pastikan memberikannya secara rahasia.
Perhatikan Suasana Hatinya
Nasihat yang kita sampaikan harus benar-benar sampai ke hatinya, bukan hanya sampai ke telinga. Karena itu, pastikan orang yang akan kita nasehati dalam kondisi normal. Hindari memberi nasehat ketika orang tersebut sedang sedih, marah, dan kondisi emosional lainnya.
Memberi nasihat ketika pikiran dan hati sedang tenang akan lebih mudah diterima dan dicerna, sehingga lebih efektif.
Perhatikan Intonasi Saat Berbicara
Saat memberi nasihat, sebaiknya kita memperhatikan intonasi dan ekspresi wajah ketika bicara. Jangan sampai kita menasehati dengan nada yang tinggi, karena akan memberi kesan memarahi, menggurui, dan memaksakan kehendak.
Sampaikan nasihat dengan lembut dan nada yang rendah. Tunjukkan kasih sayang kepada orang yang kita nasehati.
Memang lebih baik jika kita menyampaikan nasehat secara langsung, karena kita bisa menunjukkan ekspresi, nada dan kalimat yang penuh kasih sayang. Namun jika harus menyampaikannya lewat teks, pastikan kita memperhatikan komposisi kata dan emoticon yang disertakan. Dengan begitu, nasihat yang kita berikan tidak akan disalahartikan menjadi hal yang negatif.