1
Parenting

Saat Menegur Anak, Jangan Ucapkan 3 Kata Ini

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Kata-kata seseorang tidak bisa dianggap sederhana. Terutama kata-kata orang tua. Kata-kata yang dilontarkan orang tua akan didengar oleh anak dan menjadi panutan bagi mereka dalam mengembangkan kepribadiannya.

Sayangnya, ada kalanya orang tua tidak bisa mengendalikan diri dan mengucapkan kata-kata yang keliru. Kata-kata tersebut bukan hanya akan membuat anak sedih, namun juga bingung, bahkan menirunya dalam kegiatan sehari-hari.

Agar kata yang dilontarkan efektif, perhatikan kata-kata yang diucapkan. Sebisa mungkin, ganti kata-kata di bawah ini menjadi kata yang nyaman didengar dan efektiif merubah perilaku anak.

“Diam!”

Ada kalanya anak-anak jadi lebih aktif dari biasanya. Karena rasa antusias atau emosi yang dirasakannya, ia jadi mengeluarkan suara yang lebih keras dan nada yang lebih tinggi. Tentunya, suara ribut ini akan mengganggu jika sedang berada di situasi yang tidak tepat. Misalnya saat berada di antrian pelayanan umum. Tentunya perilaku tersebut bisa mengganggu orang-orang di sekeliling kita.

Di saat seperti itu, orang tua biasanya akan reflek mengatakan kata “Diam!”. Terkadang dengan nada yang keras. Sayangnya, kata tersebut bisa membuat anak sakit hati bahkan trauma. Bukan tidak mungkin, suatu hari nanti ia akan takut bersuara. Karena itu, coba ganti kata “diam!” dengan “Coba kecilkan suaranya, ya” atau “Kalau bicara coba pelan-pelan”. Kalimat tersebut bisa memberikan perintah yang lebih jelas untuk dituruti dan tidak menyakiti hati anak.

“Berantakan Sekali!”

Bermain adalah dunia anak-anak. Bermain adalah kebutuhan anak untuk belajar mengeksplorasi dan mengasah kreativitas. Memang tidak jarang, anak akan membuat mainannya tersebar di penjuru ruangan. Orang tua yang telah lelah membersihkan ruangan seringkali akhirnya tidak bisa menahan emosi. Secara reflek, kata-kata yang keluar adalah “Berantakan sekali!”.

Kalimat ini sebenarnya tidak memberikan gambaran yang jelas kepada anak. Mereka belum bisa membedakan kondisi rapi dan tidak. Untuk mempermudah orang tua, katakan saja “Kayaknya seru banget. Habis ini dibereskan, ya”. Kalimat ini memberikan instruksi yang lebih jelas, sehingga mereka melakukan yang kita perintahkan. Selain menunjukkan pengertian, kalimat ini akan membuat anak mengerti apa yang harus dilakukan setelah bermain. Dengan begitu, anak-anak juga sekaligus akan belajar tentang tanggung jawab.

“Jangan Bicara Seperti Itu!”

Anak-anak belajar dari segala macam sumber.  Sayangnya, orang tua tidak selamanya bisa mengawasi anak 100%. Saat lepas pengawasan, ia bisa saja belajar hal tidak baik dari pihak lain. Salah satu hal tidak baik yang dipelajari anak adalah kata-kata. Sebagai orang tua, kita akan mengetahuinya ketika anak tiba-tiba melontarkan perkataan yang tidak menyenangkan.

webinar umroh.com

Ketika anak mengucapkan sesuatu yang tidak baik, bisa jadi reflek orang tua adalah “Jangan bicara seperti itu!”. Sementara anak tidak mengetahui mengapa kata tersebut dilarang. Jika mengetahui anak mengucapkan kalimat yang tidak baik, segera koreksi perkataanya. “Dek, kata tersebut tidak bagus. Ayah tidak suka. Coba ganti dengan kata yang lain”. Dengan kalimat ini, anak akan mengerti bahwa kata yang diucapkannya tidak sesuai dengan norma yang dianut dalam keluarga. Jika orang tua menegur dengan penuh kasih sayang, ia akan berusaha membenahi perilaku sesuai dengan keinginan orang tuanya.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.