1
Doa

Saat Musibah Menimpa, Bacalah Qunut Nazilah Ini

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.comQunut Nazilah adalah doa yang dipanjatkan ketika sedang berdiri dalam sholat. “Qunut” berarti ‘berdoa saat berdiri dalam sholat’, sedangkan Nazilah berarti ‘bencana yang sangat berat’. Doa qunut dibaca setelah i’tidal di rakaat terakhir.

Bacaan ini biasanya dibaca ketika ada bencana besar yang menimpa kaum muslimin. Doa Qunut Nazilah diajarkan oleh Rasulullah ketika menghadapi ancaman atau musibah yang sangat besar. dari Barra’ bin ‘Azib Radhiyallahu’anhu: “Rasulullah terkadang berdoa Qunut (ketika ada musibah) pada sholat Shubuh dan sholat Maghrib” (HR.Bukhari).

Rasulullah Membaca Qunut Nazilah Ketika Sahabat Terbunuh

Dituturkan oleh Anas bin Malik (diriwayatkan Imam Bukhari), dahulu Kabilah Ri’lan, Dzakwan, Usaiyyah, dan Lahyan pernah meminta bantuan dari Rasulullah untuk menghadapi musuh mereka. Beliau kemudian mengutus sekitar 70 orang Sahabat dari kalangan Anshar. Mereka adalah para Sahabat yang dikenal dengan sebutan Al Qurra. Orang-orang yang mengantarkan makanan untuk orang yang memerlukan di siang hari, dan banyak menunaikan sholat di malam hari.

Ketika para Sahabat tersebut sampai di tempat bernama Bi’ru Ma’unah, rupanya mereka dikhianati dan dibunuh oleh kabilah-kabilah yang ada di sana. Berita wafatnya para Sahabat ini kemudian sampai kepada Rasulullah. Beliau pun membaca qunut nazilah selama sebulan penuh.

Rasulullah membacanya dalam sholat Subuh, untuk memanjatkan doa agar kabilah Bani Ri’lan, Dzakwan, ‘Usayyah, dan Bani Lahyan yang berkhianat mendapat balasan dari Allah. Diriwayatkan Imam Ahmad, Imam Adu Dawud, dan Imam Al Hakim, Rasulullah telah melakukan qunut selama sebulan terus-menerus pada waktu sholat Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan sholat Subuh di penghujung setiap sholat. Ketika beliau mengucapkan, ‘Sami’allaahu liman hamidah’ pada rakaat yang terakhir. Beliau melaknat kampung Bani Sulaim, Ri’lin, Dzakwan, Ushayyah dan diamini oleh makmum di belakang beliau.

Baca juga: Enak Banget! Ini Resep Kastengel yang Lezat untuk Lebaran

Rasulullah juga pernah membaca qunut ketika berdoa untuk keselamatan para Sahabat dan kaum muslimin. Rasulullah pernah ketika mengucapkan ‘Sami’a-llaahu liman hamidah’ pada rakaat terakhir sholat Isya’ kemudian berlanjut membaca qunut. Qunut tersebut mempunyai arti: “Ya Allah, selamatkan ‘Ayyasy bin Abi Rabi’ah. Ya Allah selamatkan Al Walid bin Al Walid. Selamatkanlah Salamah bin Hisyam. Ya Allah, selamatkanlah orang-orang Mukmin yang tertindas. Ya Allah, ambillah kekuatan kabilah Mudhar dengan sekuat-kuatnya. Binasakanlah mereka selama bertahun-tahun, sebagaimana tahun-tahun (kelaparan yang menimpa zaman) Nabi Yusuf.” (HR.Bukhari)

Bacaan Doa Qunut Nazilah

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ

webinar umroh.com

Allâhumma innaa nasta‘iinuka wa nastaghfiruk, wa nastahdiika wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnii alaikal khaira kullahu nasykuruka wa laa nakfuruk, wa nakhla‘u wa natruku man yafjuruk. Allaahumma iyyaaka na‘budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas‘aa wa nahfid, narjuu rahmataka wa nakhsyaa adzaabak, inna adzaabakal jidda bil kuffaari mulhaq.

Artinya: “Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu. Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan sholat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengaharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir.”

Cara Membaca Doa Qunut Nazilah

1. Dibaca Ketika Terjadi Musibah

Umroh.com merangkum, Doa Qunut Nazilah bisa dibaca ketika kita sedang menghadapi musibah. Sebagaimana dianjurkan Ibnu Taimiyah. Dia menjelaskan bahwa pendapat tersebut adalah pendapat fuqaha ahli hadis, dan didasari oleh riwayat-riwayat dari Khulafaur Rasyidin.

Hanya Di Umroh.com, Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaa rupiah! Yuk download aplikasinya sekarang juga!

2. Sesuai Tuntunan Rasulullah

Ketika membaca doa qunut nazilah, kita disunnahkan tidak memperpanjang doa, serta tidak memberatkan jamaah. Sebagaimana dituntunkan Rasulullah.

Anas bin Malik pernah ditanya apakah Rasulullah membaca qunut saat sholat Subuh juga, Anas bin Malik menuturkan, “Benar, setelah melakukan rukuk dengan bacaan yang pendek atau ringan” (HR.Muslim).

3. Bisa Dibaca Saat Sholat Lima Waktu

Diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah berdoa qunut pada sholat Subuh, Dhuhur, Maghrib, Isya. Sementara Imam Ahmad dan Abu Daud meriwayatkan, Rasulullah membaca Doa Qunut Nazilah pada sholat Ashar (sanad jayyid).

Namun, memang kebanyakan riwayat menunjukkan doa qunut nazilah sering dibaca Rasulullah saat sholat Subuh. Selain itu, paling sering di sholat Maghrib, lalu Isya’, Dhuhur, kemudian Ashar.

4. Dibaca Secara Jahar

Ketika membaca doa qunut nazilah, disunnahkan untuk dibaca secara jahar atau dengan suara yang didengar oleh makmum. Doa qunut nazilah tetap dibaca jahar di sholat Subuh, Maghrib dan Isya, maupun saat sholat Dhuhur atau Ashar.

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!

5. Boleh Mengangkat Tangan

Doa qunut nazilah boleh dibaca dengan mengangkat tangan atau tidak. Sedangkan makmum mengaminkannya.

Membaca Doa Qunut Nazilah Saat Wabah

Menurut Ibnu Nujaim dalam Al Asybaah wa An Nazhaa-ir, kita disyariatkan melakukan qunut ketika terjadi musibah wabah penyakit. Tujuannya agar penyakit itu dimusnahkan. Qunut nazilah dahulu boleh dibaca saat wabah tha’un, dan Ibnu Nujaim tidak meragukan bahwa tha’un termasuk musibah yang dahsyat. Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Imam Syafi’i, Ar Raafi’i, dan ulama lain. Mereka menganalogikan tha’un dengan wabah dan paceklik.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.