1
Muslim Lifestyle Parenting Tips

Sabar, Kunci Utama Orang Tua Dalam Mendidik Anak

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Pernahkah para orang tua mengalami hal dimana ketika kita kedatangan tamu penting dirumah dan kita mencoba untuk menerima tamu tersebut dengan baik tanpa adanya gangguan apapun? Namun, pada saat yang sama sering kali putera/puteri kita justru meminta perhatian yang lebih. Ia selalu mengajak berbicara pada saat kita sedang serius melayani tamu tersebut untuk berbicara.

Apa yang kita lakukan ketika menghadapi masalah tersebut? Apakah kita mendahulukan keinginan anak kemudian memohon izin kepada tamu, atau sebaliknya mendahulukan kepentingan tamu dan meminta anak untuk berhenti dari ocehannya?

Bagi orang tua, jika boleh memilih, mereka pastinya lebih menginginkan seorang anak yang mudah diatur, diarahkan, dan juga selalu taat atas semua perintah tanpa perlu teriakan dan bentakan.

Sebagian orang tua yang lain justru malah mengkhawatirkan kondiri anaknya yang terlalu menurut dan taat. Mereka menginginkan anak yang sedikit aktif, kreatif, nakal dan usil agar mempunyai pengalaman hidup lebih banyak untuk dipelajari dan diperlukan dalam kehidupannya kelak.

Ia akan lebih memahami perasaan teman saat ia sering bertikai dengan temannya dan mempunyai harga diri yang lebih tinggi saat ia sering berusaha mempertahankan hak-hak yang ia punyai.

Rasulullah SAW ketika menghadapi kondisi saat beliau menjadi imam shalat berja’ah, tiba-tiba cucu beliau menaiki punggung sambil bergerak-gerak seakan ia sedang menaiki punggung seekor kuda.

Tahukah apa yang beliau lakukan? Sungguh perspektif yang mengejutkan. Beliau dengan sabar menunggu cucunya puas bermain diatas punggung beliau kemudian membantu mereka untuk turun dengan sangat lembut. Mashaa Allah…

Sungguh luar biasa contoh yang beliau berikan. Menyadarkan kita untuk lebih sering mengedepankan perspektif anak saat kita dihadapkan pada beberapa pilihan sikap dalam kehidupan sehari-hari.

webinar umroh.com

Allah berfirman dalam surat At-Taqhobun : 15 yang artinya “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu adalah fitnah (bagimu), dan disisi Allah-lah pahala yang besar”.

Dari firman tersebut, sesungguhnya Allah selalu menempatkan pada setiap apa yang diberikan kepada manusia termasuk anak, memiliki potensi untuk mendapatkan pahala dan potensi untuk mendapatkan dosa.

Jika saat ini anak kita nakal, bandel dan suka bohong, maka konteksnya adalah kita sedang diuji oleh Allah. Dengan ujian tersebut kita dituntut untuk lebih sabar dan bahkan kembali untuk belajar bagaimana cara menghadapi hal seperti ini. Dengan sikap seperti ini maka Allah sudah berjanji untuk memberikan pahala yang besar.

Keberhasilan menghadapi ujian kenakalan anak dapat berupa santunnya sikap kita terhadap anak tersebut atau berhasilnya kita menjadikan anak tersebut yang tadihya sangat nakal menjadi agak nakal bahkan tidak nakal.

Sikap kita selaku orang tua sangat mempengaruhi tingkah laku anak. Karena sesungguhnya manusia adalah makhluk yang cenderung meniru. Ia lebih mudah mengikuti apa yang ada disekitarnya daripada mendengar.

Pondasi dalam mendidik anak sesungguhnya ialah IMAN dan ADAB. Tugas utama dari orang tua ialah meng-IMAN-kan dan meng-ADAB-kan anak-anaknya. Iman ditandai dengan rasa kagum kepada kekuasaan Allah, kebaikan Allah dan nikmat Allah.

Sedangkan adab ditandai dengan suka berbuat baik. Inilah bagian keberkahan karena diawali dengan Iman dan Adab. Sehingga ketika anak bertambah pengetahuannya, maka pengetahuannya akan mengokohkan Iman dan Adabnya.

Menjadi orang tua yang sabar bahkan yang super sabar merupakan hal yang sangat sulit bagi sebagian orang tua. Namun, kesabaranlah yang memberikan keberhasilan kepada kita dalam membimbing dan mendidik anak yang lebih baik.

Semakin orang tua bersabar dan bersikap bijak terhadap prilaku putera/puterinya, maka semakin anak-anak itu berkurang kenakalannya. Begitu sebaliknya, semakin orang tua emosional dan tidak sabar dalam menghadapi prilaku anaknya, maka semakin tinggilah kenakalan anak tersebut. Wallahu ‘alam…