Umroh.com – Akikah berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti sebagai penyembelihan terhadap hewan (kambing atau domba ) sebagai tanda rasa syukur orang tua atas kelahiran anaknya. Menjalani akikah harus sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku dalam Islam. Sebagai umat islam tidak ada salahnya jika Anda mengetahui sejarah akikah yang terjadi pada masa Nabi Ibrahim beberapa waktu lalu.
Akikah dijadikan sebagai suatu kewajiban umat muslim ketika memiliki seorang anak, baik laki-laki maupun perempuan. Tetapi, beberapa ulama seperti Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Malik tidak setuju dengan pendapat bahwa akikah wajib dilakukan karena tidak ada penjelasan dari agama mengenai hal tersebut. Sunah atau wajib, ketika umat muslim melakukan akikah tetap akan mendapatkan pahala.
Baca juga : Ini 9 Tips Pakai Hijab yang Bikin Pipit Tirus!
Sejarah Akikah dalam Islam
Umroh.com – Sebelum Islam masuk ke masyarakat Arab, mereka sudah melakukan adanya menyembelih kambing atau domba untuk kelahiran anak laki-laki. Penyembelihan hewan tersebut disebut dengan akikah. Masyarakat Arab melakukan itu sebagai tanda syukur dan bahagia atas kelahiran anak laki-laki.
Saat itu akikah dilakukan dengan menyembelih hewan kambing atau domba, lalu dilanjutkan dengan mencukur rambut bayi. Setelah itu kepala bayinya dilumuri oleh darah hasil pemotongan hewan tersebut. Tetapi setelah Islam masuk dan dilarang pula oleh Nabi Muhammad Saw, kebiasaan melumuri darah tersebut saat ini sudah berubah menjadi melumur kan air dari bunga-bunga atau minyak wangi. Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadis berikut:
“Dahulu (adat) kami pada masa jahiliah jika salah seorang di antara kami melahirkan anak, maka ia menyembelih kambing kemudian melumuri kepalanya dengan darah kambing itu. Setelah Allah menghadirkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) kepala sang bayi, dan melumurinya menggunakan minyak bayi.” (HR Abu Dawud dari Buraidah).
Diriwayatkan juga dengan hadis yang lainnya, yaitu:
“Aisyah mengatakan bahwa, ‘Dahulu orang-orang pada masa jahiliah apabila mereka berakikah untuk seorang bayi, mereka melumuri kapas dengan darah akikah, lalu ketika mencukur rambut si bayi mereka melumuri kapas dengan darah akikah, lalu ketika mencukur rambut si bayi mereka melumur kan pada kepalanya.’ Maka Nabi Saw bersabda, ‘Gantilah darah itu dengan minyak wangi’.” (HR. Ibnu Hibban)
Ketika Islam sudah memasuki masyarakat Arab, Nabi Muhammad Saw datang sebagai pembawa wahyu dari Allah SWT untuk menyempurnakan ibadah akikah. Akikah yang tadinya hanya dilakukan untuk seorang anak laki-laki yang baru lahir, kini anak perempuan yang baru lahir boleh melakukan akikah. Jika mampu akikah untuk anak laki-laki, maka dapat menyembelih dua ekor kambing.
Umroh hemat bersama Umroh.com. Kunjungi sekarang juga!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Jika tidak maka menyembelih satu ekor kambing untuk anak laki-laki tetap disahkan. Sedangkan, untuk anak perempuan menyembelih satu ekor kambing saja. Seperti yang diriwayatkan dalam hadis ini, “Bagi anak laki-laki disembelihkan dua ekor kambing dan bagi anak perempuan disembelihkan satu ekor, dan tidak akan membahayakan kamu sekalian, apakah (sembelih itu) jantan atau betina.” (HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi dari Ummu Karaz Al Ka’biyah).
Nabi Muhammad Saw melakukan akikah untuk cucu-cucunya, yaitu Hasan dan Husein. Seperti yang diriwayatkan dalam hadis Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa Rasulullah Saw menyembelih (akikah) untuk Hasan bin Ali bin Abi Thalib dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, yang masing-masing menyembelih satu kambing. Semenjak saat itulah, akikah dijadikan suatu tradisi oleh umat muslim ketika memiliki anak yang baru lahir.
Proses akikah biasanya dilakukan saat usia bayi memasuki hari ketujuh, Nabi Muhammad Saw bersabda “Seorang anak tertahan hingga ia diakikahi, (yaitu) yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya dan diberi nama pada waktu itu?.”
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Tetapi, pendapat lain dari Sayyidah Aisyah dan Imam Ahmad mengatakan bahwa akikah dapat dilakukan pada hari ke-7, ke-14, ke-20. Sedangkan, pendapat dari Imam Malik mengatakan bahwa jika akikah dilakukan saat hari ketujuh termasuk dalam sunah, akikah disembelih pada hari keempat, kedelapan, kesepuluh, atau lewat dari hari tersebut, atau mungkin ketika keluarga sudah siap untuk melakukan akikahpun masih diperbolehkan. Daging-daging kambing atau domba yang sudah disembelih, akan dibagikan seperti halnya membagikan daging kurban. Bedanya adalah daging akikah dibagikan saat sudah matang, tetapi kalau daging kurban dibagikan saat masih mentah.