1
Muslim Lifestyle

Sejarah Bulan Muharram Menjadi Bulan Pertama

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Sejarah bulan Muharram menjadi bulan pertama dalam kalender Islam sudah semestinya diketahui umat Muslim. Untuk diketahui, sejarah mencatatkan kalender Hijriah ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab RA. Ya, Umar memang dikenal sebagai pemimpin yang inovatif.

Baca juga: Sejarah Bulan Safar dan Peristiwa Penting dalam Islam

Sejarah Bulan Muharram

Umroh.com merangkum, Umar menjadikan peristiwa hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah sebagai tahun pertama Hijriah. Bukan momen lahirnya Rasulullah maupun ketika Rasulullah diangkat sebagai Nabi oleh Allah SWT.

Sebagaimana disebut dalam QS. al-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

Artinya:

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

Ide Bulan Muharram

Ide ini muncul ketika Umar didatangi oleh Maimun bin Mahran yang menyodorkan sebuah dokumen berisi tentang kesepakatan dua orang yang berlaku pada bulan Sya’ban. Umar lalu bertanya, “Sya’ban kapan?. Tahun kemarin, tahun yang akan datang, atau tahun ini?”

webinar umroh.com

Tidak jelas Sya’ban tahun kapan yang dimaksud, hingga kemudian Umar mengumpulkan sahabat-sahabatnya untuk meminta pendapat mereka mengenai penanggalan yang bisa dijadikan standar untuk bermu’amalah.

Ada yang mengusulkan untuk mengikuti penanggalan Persia dan Romawi, ada juga yang mengusulkan mengikuti penanggalan berdasarkan kelahiran Rasulullah, ada yang berdasarkan diutusnya beliau sebagai nabi, ada juga yang mengusulkan berdasarkan wafat beliau.

Sedangkan Ali bin Abi Thalib dan beberapa anggota sidang mengusulkan bahwa kalender dalam Islam didasarkan pada penanggalan hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah karena semua orang mengetahui peristiwa tersebut.

Dari beberapa usulan yang ada, Umar lebih cenderung memilih usulan terakhir karena semua orang mengetahui secara pasti kapan waktu pelaksaaan hijrah. Di samping itu, hijrah merupakaan moment perubahan besar dalam sejarah dakwah Islam.

Umar pun segera memutuskan penggunaan penanggalan berdasarkan hijrah Rasulullah dari awal tahun ini, yaitu bulan Muharram yang merupakan permulaan tahun berdasarkan putaran bulan, agar tidak merombak urutan bulan yang sudah baku. Keputusan itu diberlakukan pada tahun 16 H, dua setengah tahun setelah pengangkatan Umar sebagai khalifah atau kira-kira tujuh tahun setelah Rasulullah wafat.

3 Peristiwa di Bulan Muharram

Selain sejarah bulan Muharram yang menjadi bulan pertama dalam kalender hijriyah, terdapat tiga peristiwa penting di bulan Muharram yang baik untuk kita ambil hikmahnya.

1. Allah menyelamatkan Nabi Nuh

Sebagaimana kita ketahui kisah Nabi Nuh yang harus menghadang banjir bandang telah meluluh-lantakkan penduduk bumi saat itu. Allah SWT pun menyelamatkan Nabi Nuh dari banjir bandang dan keluar dari kapalnya di atas gunung Judi setelah bumi ditenggelamkan selama 5 bulan.

Para pakar sejarah meyakini bahwa banjir bandang tersebut melanda seluruh negeri yang ada di permukaan bumi. Dengan adanya banjir itu, semua orang kafir tenggelam sehingga Allah tidak menyisakan satu orang kafir pun di muka bumi.

Hanya di Umroh.com, Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaan rupiah! Yuk download aplikasinya sekarang juga!

2. Allah selamatkan Nabi Musa dan Bani Israil dari tentara Fir’aun

Selanjutnya kisah Nabi Musa yang ditolong Allah serta menenggelamkan Fir’aun bersama tentara-tentaranya di laut merah menjadi sejarah penduduk bumi karena kerangka Fir’aun masih ada hingga saat ini.

Menurut keterangan dari Ibnu Katsir yang mengutip pendapat beberapa mufassir menjelaskan bahwa Fir’aun berada di tengah-tengah pasukan berkudanya yang berjumlah 100.000 kuda jantan berwarna hitam. Adapun jumlah keseluruhan pasukan yang menyertainya 1.600.000 orang. Sementara jumlah Bani Israil yang dikejar tentara Fir’aun berjumlah 600.000 orang.

Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah, pada hari itu (10 Muharram), Nabi Musa yang diikuti Bani Israil menjalan puasa. Sebagaimana diceritakan Abu Hurairah bahwasanya Nabi saw. pernah berjalan melewati orang-orang Yahudi yang sedang berpuasa pada hari Asyura, lalu Nabi bertanya, “Puasa apa kalian?”

Mereka menjawab, “Hari ini Tuhan menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari tenggelam, sementara Fir’aun dan tentara-tentaranya ditenggelamkan. Pada hari ini juga, Tuhan melabuhkan kapal Nuh bi bukit Judi. Oleh sebab itu, pada hari ini Nuh dan Musa berpuasa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan mereka. Nabi pun bersabda, “Aku lebih berhak atas Musa dan lebih berhak untuk berpuasa pada hari ini. Selanjutnya Nabi bersabda kepada para sahabatnya, “Siapa di antara kalian berniat puasa pagi hari ini, hendaklah ia menyempurnakan puasanya. Siapa diantara kalian terlanjur memakan makanan yang dihidangkan keluarganya, maka ia juga menyempurnakan sisa waktu hari ini untuk berpuasa.” (HR. Ahmad)

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!

3. Husain cucu Nabi SAW terbunuh di Karbala

Selanjutnya adalah peristiwa sedih dan tragis yang dialami oleh Husain cucu Nabi SAW. Husain dibunuh oleh para penghianat Kuffah, pasukan Yazid bin Mu’awiyah. Para pembunuh tersebut di antaranya bernama Syamir bin Dzi al-Jausyan, Husain bin Numair, Zur’ah bin Syarik al-Tamimi, Khauli bin Sa’ad al-Asbahi, Sinan bin Anas, dan Mahfaz bin Tsa’labah. Peristiwa terbunuhnya Husain di Karbala terjadi pada Jum’at, 10 Muharram 61 H (10 Oktober 680 M) dalam usia 58 tahun.

Itulah deretan sejarah bulan Muharram yang baik untuk diketahui umat Muslim agar bisa kita ambil hikmahnya.