Umroh.com – Sejarah dan peristiwa penting bulan rabiul akhir perlu umat muslim ketahui. Bulan Rabiul Akhir termasuk bulan ke- 4 dalam kalender Hijriyah. Arti dari kata Rabiul Akhir adalah musim semi. Mengapa di artikan sebagai musim semi? Karena saat pemberian nama tersebut, bertepatan dengan jatuhnya musim semi. Musim semi selalu ditandai dengan hijaunya rumput-rumput, tanaman yang tumbuh dengan subur, dan tumbuhnya buah-buahan. Ada yang mengatakan bahwa nama Rabiul Akhir diberikan oleh buyut kelima dari Nabi Muhammad Saw, yaitu Kilab bin Murrah.
Sejarah Bulan Rabiul Akhir
Rabiul Akhir menurut bahasa Arab yaitu Rabi’ al-Tsani, memiliki arti musim semi yang diambil dari kata Rabi’. Kata Rabi’ tidak hanya ditujukan untuk menyebutkan bulan saja, tetapi bisa juga digunakan sebagai penyebutan dalam nama musim. Seperti, Ar-Rabi’ Al-Awwal (musim semi pertama). Pada musim semi pertama ini dibagi menjadi dua musim, yaitu ada Shaif (musim panas), Qaizh (puncak musim panas).
Lalu, Al-Rabi’ Al-Tsani (musim semi kedua), yang dapat dibagi menjadi dua macam semi yaitu Kharif (musim gugur) dan Syitha (musim dingin).Ketika zaman Jahiliyah, bulan Rabiul Akhir dapat dikatakan sebagai bulan Khawwan atau Khuwwan. Bulan Rabiul Akhir terjadi setelah bulan Rabiul Awal dan sebelum bulan Jumadil Ula. Bulan Jumadil Ula diambil dari kata “Jamad” yang artinya adalah beku, karena saat memberikan nama bulan ini jatuh pada musim dingin. Di dalam sejarah ini pula memiliki peristiwa penting bulan Rabiul Akhir.
Peristiwa Penting Bulan Rabiul Akhir
Menurut sejarah Islam, dalam bulan Rabiul Akhir memiliki beberapa peristiwa penting yang telah terjadi dan berpengaruh terhadap penyebaran agama Islam. Berikut penjelasan mengenai peristiwa penting di bulan Rabiul Akhir:
1. Diturunkannya Surah Al-Hasyr
Surah Al-Hasyr, yang artinya “Pengusiran” termasuk surah ke- 59 dalam Alquran. Dalam surat ini menjelaskan mengenai terjadinya kasus Bani Nadhir (suatu kabilah dan perkampungan dari kaum Yahudi) saat tahun ke- 4 Hijriyah setelah Perang Uhud dan sebelum Perang Ahzab. Bani Nadhir diusir oleh Rasulullah SAW dari kota Madinah, karena melakukan usaha tipu muslihat khususnya di bagian ekonomi dan merencanakan pembunuhan Rasulullah SAW.
2. Percobaan Pembunuhan Rasulullah SAW oleh Bani Nadzir
Rasulullah SAW mendatangi Bani Nadhir bersama sepuluh orang sahabatnya yang di antaranya ada Abu Bakar, Umar, dan Ali. Pada saat itu Rasulullah SAW meminta kaum Bani Nadhir untuk menanggung pembayaran diyah dua orang yang terbunuh sesuai dengan perjanjian. Tetapi, beberapa orang di antara Bani Nadhir merencanakan strategi pembunuhan Rasulullah SAW dan para sahabat yang datang bersama beliau.
Baca juga : Perbedaan Muhrim dan Mahram serta Dasar Hukumnya
Setelah Rasulullah SAW mendapatkan ilham tentang tipu muslihat mereka tersebut, Rasulullah SAW beranjak pergi dan pulang ke Madinah. Rasulullah SAW memberikan perintah kepada para sahabatnya, agar bersiap-siap untuk melakukan perang dengan Bani Nadhir karena telah adanya pengkhianatan.
3. Perang Al-Ghabah dan Al-Ghamar
Pada masa Rasulullah SAW telah terjadi peperangan pada saat bulan Rabiul Akhir, termasuk perang Al-Ghabah dan Al-Ghamar. Perang Al-Ghabah terjadi saat tahun ke-6 Hijriyah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah Saw, karena penyerangan yang dilakukan oleh Unaynah bin Hizn Al Farisi yang ingin merampas unta-unta milik Rasulullah SAW yang berada di Al-Ghabah. Sedangkan, Perang Al-Ghamar terjadi saat Rasulullah SAW menyerang kabilah Bani Asad yang dipimpin oleh Ukkashah bin Mishan.
4. Perang Damsyik
Saat masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq pada tahun 14 Hijriyah, terjadi Perang Damsyik yang berlangsung selama 70 hari. Ketika itu, Sayyidina Abu Bakar ash-Siddiq memberikan perintah kepada pasukan Islam yang dipimpin oleh Khalid bin Walid dan Ubaidah bin Jarrah untuk menghancurkan kota Damsyik.
Umroh.com merangkum, di dalam Perang Damsyik ini memiliki rangkaian perjuangan yang panjang. Mulai dari pertempuran Mu’tah, lalu terjadinya Perang Yarmuk. Setelah menang dari Perang Yarmuk, Khalid bin Walid digantikan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Setelah kekhalifahan dipegang oleh Umar bin Khattab, beliau memberikan perintah kepada Abu Ubaidah bin Jarrah untuk membuka Kota Damsyik.
Peperangan ini berlangsung dengan pasukan Islam yang berjumlah 25.000, gabungan dari pasukan sisa Perang Yarmuk dan Perang Kocisia untuk melawan pasukan Romawi yang berjumlah 80.000. Akhirnya pasukan Islam berhasil memenangkan pertempuran tersebut, semua pasukan Romawi tewas terbunuh. Di dalam sejarah dan peristiwa penting bulan rabiul akhir mereka menuju Kota Damsyik untuk menjebol tembok benteng Ibu Kota Syam tersebut.
Terjadinya Perang Jamal
Perang Jamal ini dipimpin oleh Aisyah tahun 36 H/656 di sekitar Bashrah. Perang ini terjadi karena Aisyah dan pasukannya ingin membalas atas pembunuhan Utsman bin Affan. Pembunuhan Utsman bin Affan terjadi karena saat pemerintahan beliau Muhammad bin Abi Hudzaifah meminta jabatan. Tetapi di tolak oleh Utsman bin Affan.
Lalu jabatan tersebut diberikan kepada Marwan bin al-Hakam dan Sa’id bin Ash yang berasal dari keluarga Umayyah. Mengetahui hal tersebut, Muhammad bin Abi Hudzaifah sangat kecewa dan marah. Ia berontak bersama Muhammad bin Abu Bakar, putra bungsu dari Abu Bakar dan saudara seayah dari Aisyah.Karena.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Terjadinya perpecahan maka ada beberapa kelompok yang mengepung rumah Utsman selama tiga minggu dan memintanya untuk meninggalkan jabatannya. Hingga akhirnya Utsman meninggal karena dibunuh oleh kelompok kriminal.Dinamakan Perang Jamal atau unta betina, karena ketika perang Aisyah menaiki unta berambut merah. Tetapi, perang ini dimenangkan oleh pasukan Imam Ali as. Thalhah dan Zubair mati terbunuh, sedangkan Aisyah ditangkap lalu dibebaskan secara terhormat.