Sumur Zamzam adalah mata air yang yang menjadi oase bagi jamaah haji dan umroh. Sumur Zamzam, yang telah dikembangkan oleh pemerintah setempat ini, kemudian bisa dinikmati oleh ribuan jamaah secara bersamaan. Ada banyak keran yang disediakan untuk jamaah, sehingga jamaah di Mekkah lebih mudah untuk menikmati air Zamzam.
Banyak jamaah yang menggunakan air zamzam sebagai pelepas dahaga ketika terik matahari di Mekkah. Dahulu setelah ditemukan, ada banyak hewan-hewan serta kafilah yang menghampiri lokasi sumur Zamzam. Mereka mengetahui kehadiran sumur Zamzam dari burung-burung yang berterbangan di sekitarnya.
Sempat Terkubur Ribuan Tahun
Akan tetapi, sumur Zamzam sempat terkubur selama ribuan tahun. Seorang ahli geologi, yang bernama Yaqut Al Hamawi, pernah menjelaskan bahwa hilangnya sumur air Zamzam disebabkan karena banjir bandang dan hujan lebat yang pernah menimpa lembah di Kota Mekkah.
Pendapat lain dikemukakan oleh sejarawan. Sumur Zamzam diyakini hilang karena sengaja ditutup oleh pemimpin Mekkah saat itu, Madhah bin Amru Al Jurhumi. Dahulu, ia dan pasukan di Kota Mekah terlibat peperangan, sehingga membuat mereka terdesak. Madhah dan pasukannya hampir terdesak keluar dan terusir dari kota Mekkah. Karena itulah Madhah menutup sumber air Zamzam. ia tidak ingin musuh menguasai sumber air utama yang ada di Kota Mekkah itu.
Hingga Mekkah Dikuasai oleh Quraisy
Ribuan tahun sumur Zamzam hilang, hingga akhirnya bangsa Quraisy menguasai kota Mekkah. Kala itu, bangsa Quraisy menjadi tuan rumah ibadah haji secara turun-temurun. Setiap suku yang ada di Quraisy memiliki tugas untuk menyambut para jemaah.
Salah satu yang bertugas adalah Abdul Muthalib. Ia adalah seorang pemimpin kabilah Quraisy, yang secara turun temurun mendapat amanat menyediakan air untuk jamaah haji. Tugas ini disebabkan karena ayahnya, Hasyim bin Abdi Manad dan dari keluarga besar Qushay bin Kilab, merupakan orang-orang yang telah lebih dulu bertanggung jawab menyediakan air minum untuk jamaah haji.
Suatu ketika, Mekkah mengalami paceklik. Tidak ada hujan yang turun, dan sumur-sumur kecil di sekitar kota Mekkah hampir kering. Abdul Muthalib, yang saat itu mengemban tugas menyediakan air minum untuk jamaah haji, mulai mengingat tentang sumur legenda yang telah ribuan tahun hilang.
Abdul Mutholib, Kakek Rasulullah, Menemukan Sumur Zamzam
Penemuan sumur Zamzam diawali dari mimpi yang dialami Abdul Muthalib. Saat itu, Abdul Muthalib seperti mendengar bisikan-bisikan saat tidur. Bisikan tersebut memberitahu bahwa ia akan menemukan sumber kehidupan yang sudah lama menghilang.
Bisikan yang didengarnya itu kemudian menuntunnya kepada sumur Zamzam yang telah lama terkubur. Bersama dengan Al Harits, anaknya, Abdul Muthalib mulai mencari keberadaan sumur, sesuai dengan petunjuk dari bisikan yang diperolehnya. Bisikan tersebut mengatakan bahwa sumur Zamzam terletak di bawah timbunan kotoran binatang dan darah. Sekilas, ada paruh gagak yang tuli di sarang semut.
Seekor gagak sedang mematuk di antara dua berhala. Lokasi tersebut juga merupakan tempat suku Quraisy menyembelih kurban. Petunjuk ini membuatnya yakin bahwa sumur Zamzam ada di sekitar lokasi tersebut. Abdul Muthalib dan anaknya kemudian menggalinya, sehingga sumur Zamzam kembali memancarkan mata air.
Semenjak ditemukannya air zam-zam, pada jamaah haji kemudian lebih memilih meminum dari mata air tersebut. Penyebabnya karena lokasinya dekat dengan Ka’bah, dan air zam-zam memiliki khasiat yang luar biasa dibandingkan air lainnya. Sejak itulah sumur-sumur kecil di sekitar Ka’bah ditutup.
Setelah ditemukannya sumur Zamzam, kehidupan masyarakat di Arab, khususnya di sekitar kota Mekkah, menjadi lebih berkembang. Kota Mekkah, yang dulunya gersang menjadi lebih maju dan ramai. Abdul Mutholib, yang kala itu menjadi pemilik sah sumur Zamzam, kemudian menjadi seseorang yang disegani seluruh penduduk Mekah.