1
Sejarah Islam

Siapakah Khadijah? Ini Dia Kisah di Balik Pertemuannya dengan Rasulullah SAW

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Khadijah adalah wanita yang menjadi istri pertama Rasulullah SAW. Sosoknya sangat istimewa hingga menjadi inspirasi bagi setiap wanita muslim. Khadijah dikenal sebagai orang pertama yang beriman dengan ajaran yang disampaikan Rasulullah Muhammad SAW.

Selain menjadi pendamping yang mempercayai Rasulullah, Khadijah juga menunjukkan dukungannya dengan menjadi tempat mencurahkan hati, mendukung setiap langkah dakwah Rasulullah, serta memberikan cinta dan kasih sayang ketika Rasulullah membutuhkannya. Kisah antara Rasulullah dengan Khadijah merupakan sebuah hubungan cinta yang dalam, kesetiaan, serta persahabatan.

Latar Belakang Khadijah

Khadijah R.A. lahir di Mekkah pada tahun 556 Masehi. Beliau merupakan wanita dari Banu Asad, salah satu suku di Quraisy. Ayah Khasijah, Khuwaylid bin Asad, merupakan pimpinan yang dihormati oleh kaum Quraisy. Khuwaylid juga dikenal sebagai pedagang yang kaya raya, sehingga Khadijah termasuk wanita yang tumbuh di keluarga yang berkecukupan.

Suami pertama Khadijah adalah ‘Atiq bin ‘Aidh, dan dikaruniai putri bernama Hindah. Setelah ‘Atiq wafat, Khadijah menikah dengan Abu Hala Malak bin Nabash. Dari pernikahan kedua itu lahir dua orang anak laki-laki yang bernama Hind dan Hala. Suami kedua Khadijah ini juga meninggal dunia.

Dikenal Sebagai Wanita Terhormat di Kalangan Kaum Quraisy

Khadijah dikenal sebagai wanita dihormati oleh kaum Quraisy. Ia dikenal sebagai wanita yang terhormat dan cerdas. Karena kelebihannya itu, Khadijah kemudian dijuluki sebagai Amirat Quraisy atau Putri Quraisy, Al Tahira atau Wanita yang Suci, dan Khadijah Al Kubra atau Khadijah yang Agung.

Khadijah Merupakan Pedagang yang Sukses dan Kaya Raya

webinar umroh.com

Khadijah juga dikenal sebagai wanita yang kaya dan makmur di Mekkah. Ia adalah pedagang yang biasa berdagang dengan karavan-karavan hingga ke negeri Syam dan Yaman. Bisnis yang dijalankannya memang merupakan peninggalan dari sang ayah. Akan tetapi, kecerdasan dan kelihaiannya dalam bisnis membuat bisnis perdagangan itu semakin besar dan meluas.

Kekayaan Khadijah sangat luar biasa. Jika seluruh karavan dagang Khadijah yang digunakan untuk berdagang ke Syam atau Yaman dikumpulkan, maka jumlahnya sama dengan karavan milik seluruh pedagang dari kaum Quraisy. Kekayaan Khadijah juga seimbang dengan sifatnya yang dermawan. Khadijah banyak memberi makan dan pakaian kepada orang-orang yang tidak mampu, serta membantu kerabatnya yang kesulitan secara finansial.

Khadijah Membutuhkan Seseorang untuk Membantunya Berdagang ke Luar Mekkah

Untuk mengirim dagangannya ke Syam atau Yaman, Khadijah tidak berangkat bersama karavan-karavannya. Ia mempekerjakan orang lain dan bekerjasama dengan sistem komisi. Dalam masyarakat Arab yang didominasi kaum pria, pekerjaan berdagang tentu bukanlah hal yang mudah bagi seorang wanita. Karena itulah ia mempekerjakan pria untuk membantunya menjalankan bisnis.

Suatu ketika, Khadijah membutuhkan orang kepercayaan untuk melakukan perjalanan ke Suriah. Khadijah membutuhkan seseorang yang jujur, di tengah budaya korup masyarakat Mekkah di jaman jahiliyah. Sebelumnya, Khadijah telah banyak berurusan dengan orang kepercayaan yang tidak jujur.

Khadijah Merekrut Muhammad SAW untuk Membantunya Berdagang

Khadijah kemudian mendengar tentang Rasulullah Muhammad SAW. Ia telah mendengar nama Muhammad yang dikenal jujur saat membantu karavan dagang Abu Talib, paman Rasulullah. Kejujuran Muhammad SAW saat itu membuatnya dijuluki sebagai Al Amin atau orang yang jujur atau orang yang terpercaya. Khadijah lalu merekrut Muhammad SAW yang saat itu berusia 25 tahun.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.