Umroh.com – Rasulullah adalah suri tauladan bagi seluruh umat manusia. Beliau merupakan sosok yang sempurna dan memiliki akhlak mulia. Perilaku mulia Rasulullah bisa kita teladani di seluruh aspek kehidupan. Mulai dari muamalah dengan rekan kerja, hingga kehidupan rumah tangganya. Berikut akan dijelaskan beberapa sikap romantis Rasulullah terhadap istrinya yang bisa dijadikan panutan.
Berdasarkan pemaparan tim Umroh.com, dalam surat Al Ahzab ayat 21, Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri). Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat). Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Sosok Rasulullah di Keluarga
Di dalam keluarga, Rasulullah dikenal sebagai seorang suami yang lembut dan sangat penuh kasih sayang terhadap anak-anaknya dan istrinya. Rasulullah juga merupakan seorang suami yang sangat romantis terhadap istri-istrinya.
Baca juga: Begini Ciri-ciri Istri Solehah dalam Kisah Nabi Ibrahim
Rasulullah adalah suami yang sangat romantis dengan cara-cara yang lembut dan sederhana. Beliau pandai mengungkapkan rasa cinta kepada istrinya dengan cara yang menyenangkan. Keromantisan Rasulullah berasal dari kemuliaan akhlaknya dan kebersihan hatinya, sehingga siapapun yang ada di dekatnya akan merasa sangat nyaman, dan merasa dilimpahi dengan kasih sayang. Terutama saat beliau memperlakukan istrinya.
Rasulullah pernah bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik di antara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya.”
Rasulullah senantiasa memberikan perlakuan yang baik pada istrinya. Perlakuan beliau membuat mereka merasa dihargai, dihormati, dan disayangi. Tanpa kata-kata romantis yang berlebihan, kita bisa meneladani sikap beliau kepada istrinya.
Rasulullah Senantiasa Mencium Istrinya
Aisyah ra berkisah bahwa Rasulullah mencium istrinya sebelum menunaikan shalat. Diriwayatkan Imam Ahmad, Aisyah ra. berkisah, “Bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam mencium sebagian istrinya kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu.”
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Memberikan Panggilan Sayang
Kepada Aisyah r.a, Rasulullah memanggilnya dengan panggilan sayang ‘Humaira’. Humaira berarti ‘yang kemerah-merahan’. Panggilan tersebut Rasulullah sematkan untuk Aisyah, karena Aisyah memiliki kulit yang putih dan tampak kemerahan, terutama jika merasa malu.
Umroh.com merangkum, tanpa mengumbar banyak kata-kata romantis, Rasulullah bisa menyenangkan istrinya dengan memberikan panggilan yang sederhana namun menyenangkan. Panggilan sederhana yang khas tentu saja bisa membuat seorang wanita merasa tersanjung dan merasa disayangi oleh suaminya.
Membantu Pekerjaan Rumah Sang Istri
Selanjutnya, sikap romantis Rasulullah terhadap istrinya adalah membantu pekerjaan rumah. Dituturkan oleh Aisyah, jika Rasulullah tidak sedang sibuk untuk urusan dakwah dan beliau di rumah menemani istrinya, kegiatan yang Rasulullah lakukan adalah membantu pekerjaan rumah sang istri. Misalnya mencuci pakaian sendiri, atau menjahit bajunya sendiri.
Sikap Rasulullah itu bisa menjadi teladan bagi para ke suami untuk tidak segan mengulurkan tangan, serta membantu sang istri dengan pekerjaan rumahnya. Teladan dari Rasulullah ini akan membuat istri merasa disayangi oleh sang suami.
Memperlakukan Istri dengan Penuh Hormat
Lelaki adalah pemimpin bagi wanita. Selayaknya pemimpin, tidak heran jika banyak suami akan merasa senang jika istrinya menunjukkan sikap hormat padanya.
Namun Rasulullah justru menunjukkan sikap hormat kepada sang istri. Beliau selalu memperlakukan istrinya dengan penuh kasih sayang dan penuh hormat, seperti yang beliau lakukan kepada Shafiyyah, istri beliau. Ketika Shafiyyah hendak naik ke unta, beliau menjadikan lututnya sebagai tumpuan, agar Shafiyyah lebih mudah naik ke atas untanya.
Diriwayatkan Imam Bukhari, Anas bertutur, “Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah. Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut.”
Ingin melancarkan rezeki Anda? Jadilah tamu Allah dengan temukan paketnya cuma di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Makan atau Minum dari Piring atau Gelas Istri
Rasulullah tidak segan untuk makan atau minum dari piring atau gelas yang baru saja dipakai oleh istrinya. Walaupun beliau adalah Rasul Allah yang sangat mulia, beliau tidak pernah merasa jijik untuk melakukan hal tersebut kepada istri-istrinya. Sikap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tersebut menunjukkan kasih sayang Rasulullah kepada istrinya, walaupun tidak beliau ucapkan dengan kata-kata.
Diriwayatkan Imam Bukhari, Aisyah berkata, “Saya dahulu biasa makan his (sejenis bubur) bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam”.
Aisyah juga bertutur, “Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika haid, lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum.”
Sementara Imam Muslim meriwayatkan, Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pernah minum di gelas yang digunakan Aisyah. Beliau juga pernah makan daging yang pernah digigit Aisyah.
Bersabar ketika Marah
Dalam rumah tangga, perselisihan adalah hal yang tidak bisa dihindarkan. Rumah tangga Rasulullah juga tidak lepas dari perselisihan. Beliau juga pernah berdebat dengan istrinya, hingga istrinya merasa marah.
Saat menghadapi istri yang sedang marah, Rasulullah tidak terpancing untuk meninggikan egonya sehingga pertengkaran menjadi semakin hebat. Alih-alih menegur dengan cara yang keras atau membentak, beliau lebih memilih untuk sedikit menggoda istrinya, dan menyuruh istrinya untuk berdoa agar dilindungi dari rasa marah yang berlebihan.
Dalam suatu riwayat, dikisahkan Rasulullah biasa memijit hidung Aisyah jika ia marah, lalu beliau berkata, Wahai Aisyah, bacalah doa, “Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan.”
Membiarkan Sang Istri Tertawa Ceria
Berumah tangga akan lebih membahagiakan jika dihiasi dengan tawa dan sukacita. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga mengetahui pentingnya hal tersebut, dan beliau membiarkan istrinya untuk tertawa dan bersukacita saat bercanda satu sama lain.
Diriwayatkan oleh Imam An Nasa’i, suatu ketika Aisyah dan Saudah pernah saling melumuri muka dengan makanan. Rasulullah hanya tertawa melihat mereka.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Mendampingi Istri yang Sedang Sakit
Sikap romantis Rasulullah terakhir adalah mendampingi istri yang sakit. Memiliki seorang pendamping berarti memiliki seseorang yang bersedia berada di samping kita dalam suka dan duka. Rasulullah juga memahami hal tersebut dengan senantiasa mendampingi istrinya bahkan ketika sedang sakit.
Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah adalah orang yang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit. (HR. Bukhari dan Muslim).